Pendidikan

Isi Kultum Ramadan New Zealand, Dekan Syariah IAIN Jember Terangkan Lima Jalur Hidayah

Minggu, 02 Mei 2021 - 19:40 | 75.01k
Dekan Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Jember, Prof. Dr. M. Noor Harisudin, M. Fil. I. (FOTO: Harisudin for TIMES Indonesia)
Dekan Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Jember, Prof. Dr. M. Noor Harisudin, M. Fil. I. (FOTO: Harisudin for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMBERHidayah adalah terbukanya hati untuk menerima Allah dan lapangnya dada untuk meyakini kebenaran agama Islam.

Cara untuk mendapatkan hidayah pun bermacam-macam.

Hal ini disampaikan oleh Dekan Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Jember, Prof. Dr. M. Noor Harisudin, M. Fil. I. di acara kultum Ramadan New Zealand dalam rangka Tarawih Keliling (Tarling) Wellington-New Zealand, Minggu (2/5/2021) Wellington Bridge Club, 17 Tinakori Road, Wellington. Acara diselenggarakan melalui secara online dan offline pada pukul 14.30 - 15.30 WIB atau jam 19.00 - 20.00 Waktu New Zealand. 

Acara yang bertemakan “Pentingnya Hidayah Bagi Kehidupan”, dikomando oleh Umat Muslim Indonesia (UMI) Trust Wellington-New Zealand untuk memeriahkan bulan suci Ramadan dan menyambut malam lailatul qadar. Dubes RI, Tantowi Yahya dan istri serta ratusan jamaah dengan hikmat mengikuti kultum tersebut. 

“Hidayah artinya petunjuk dari Allah Swt. sehingga kita bisa menjadi baik,” tutur Prof Haris, sapaan akrab Harisudin yang juga Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jawa Timur.

Adapun jalur hidayah terbagi menjadi 5 yaitu iman, ilmu, mujahadah, amal yang tulus ikhlas, dan doa yang khusyuk.

Dia menerangkan, yang pertama yakni hidayah datang kepada orang yang beriman kepada Allah. 

Ia akan tergerak untuk selalu melakukan berbagai macam ketaatan kepada Allah Swt. 

“Orang beriman selalu melakukan apa saja perintah Allah di dalam Alquran, tidak ada perhitungan, namun langsung dipraktikkan. Seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS ketika diperintah oleh Allah untuk menyembelih putranya. Beliau melakukan semua itu karena di dalam dadanya ada iman kepada Allah,” tutur Guru Besar IAIN Jember itu.

Pintu hidayah yang kedua adalah ilmu pengetahuan sebagai sarana mengenal dan mempelajari ajaran dari Allah.

Terkait hal ini, terdapat keterangan di dalam hadis Nabi Muhammad SAW. yang diriwayatkan Ad-Dailami dan Ibnu Hibban yang berbunyi, "Barang siapa yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah hidayahnya, maka ia tidak akan tambah kecuali jauh dari Allah".

Ilmu pada satu sisi menjadikan manusia mendapatkan hidayah, apalagi  kalau ilmu itu diamalkan dan disertai rasa takut kepada Allah.

“Jika mendapatkan ilmu baru misalnya tentang shalat tahajud, tarawih, tasbih, langsung dipraktikkan. Seperti contoh umat muslim yang tinggal di Australia, Taiwan, dan New Zealand yang kalimat annadhofatu minal iman (kebersihan adalah sebagian dari iman, Red) bukan hanya slogan belaka. Tapi semua tempat bersih dan indah,” tutur Ketua Umum Asosiasi Penulis dan Peneliti Islam Nusantara Seluruh Indonesia tersebut. 

Usaha mujahadah atau bersungguh-sungguh ingin dekat kepada Allah adalah pintu ketiga dalam meraih hidayah Allah.

“Meski kita sudah Islam, kita masih memerlukan hidayah yang menuntun kita, yang membuat kita sempurna sehingga bisa menjadi muslim sejati,” pungkas Prof Haris yang juga Wakil Ketua PW Lembaga Dakwah NU Jawa Timur tersebut. 

Yang keempat adalah ketulusan dalam beramal, dan yang kelima adalah doa. 

Prof Haris menjelaskan, poin keempat dan kelima ini diceritakan dalam Kitab Shahih Muslim tentang seorang yang bersedekah, yang mendapatkan pahala meskipun diberikan pada orang yang bukan ahlinya. 

Diceritakan dalam hadis tersebut, ada seorang laki-laki yang ingin bersedekah. 

Selama setahun ia mengumpulkan uang, kemudian jatuh hari saat ia harus bersedekah.

Pada malam harinya ia keliling mencari orang yang membutuhkan sedekahnya. 

Bertemulah ia dengan seorang perempuan dan diberikannya sedekah uang 1.000 dirham.

Keesokan harinya, terdengarlah kabar bahwa ada seorang aneh yang bersedekah kepada seorang perempuan ahli zina. 

Kemudian laki-laki itu berdoa kepada Allah, “Ya Allah segala puji bagi Engkau, saya keliru bersedekah. Saya berjanji akan bekerja keras lagi dan bersedekah tahun depan,” ujar laki-laki itu. 

Kemudian tahun kedua dan ketiga, kisah sama kembali terulang. 

Ia keliru bersedekah kepada orang kaya yang pelit dan pencuri. 

Laki-laki ini selalu berdoa kepada Allah atas segala yang terjadi padanya. 

Kemudian laki-laki itu meninggal. Dalam riwayat tersebut diceritakan bahwa sedekahnya diterima oleh Allah karena ketulusan dalam beramal dan doa yang dipanjatkan. 

Akibat dari perbuatan laki-laki dermawan itu, semua orang yang menerima sedekahnya mendapat hidayah dari Allah menjadi orang yang lebih baik. 

Perempuan ahli zina itu sadar akan perbuatannya yang salah, begitupun juga dengan seorang yang pelit dan pencuri, mereka bertaubat kepada Allah.

"Inilah salah satu bentuk keajaiban dari ketulusan bersedekah yang dibarengi doa yang ikhlas," terang Prof Haris yang juga Ketua PP APHTN-HAN tersebut. 

Merujuk pada ayat Alquran surah An-Nur ayat 35, Allah adalah cahaya bagi langit dan bumi. 

Allah memberikan hidayah melalui nur (cahaya)-Nya kepada orang yang dikehendaki. 

“Kalau sudah diberi nur oleh Allah maka siapa yang bisa mengira bahwa pezina, orang yang kikir, dan pencuri tersebut menjadi orang shalih. Di bulan Ramadan ini kita berharap mendapatkan Hidayah dari Allah dengan niat tulus ikhlas yang menuntun kita mendapatkan kesuksesan di dunia dan akhirat. Kemuliaan yang didasarkan pada harta, pangkat, jabatan adalah kemuliaan yang terbatas. Tapi kemuliaan karena menjadi orang bertakwa adalah kemuliaan yang abadi sampai ke akhirat. Semoga puasa kita diterima oleh Allah. Aamiin,” tutup Pengasuh PP Darul Hikam Mangli Jember itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES