Kesehatan

Penderita Diabetes Melitus Puasa Ramadan, Kenapa Tidak?

Senin, 03 Mei 2021 - 02:33 | 85.31k
Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Dr. Soegiri Lamongan dr. Diah Maya Sari saat memberikan konsultasi kepada pasien penderita Diabetes Melitus, (Foto : Dokumen For TIMES Indonesia).
Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Dr. Soegiri Lamongan dr. Diah Maya Sari saat memberikan konsultasi kepada pasien penderita Diabetes Melitus, (Foto : Dokumen For TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, LAMONGANPuasa Ramadan selalu menjadi momentum yang ditunggu-tunggu bagi seluruh umat Islam sebagai instropeksi untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Namun puasa menjadi tantangan tersendiri bagi penderita diabetes melitus.

Karena penderita diabetes melitus saat menjalani puasa tidak boleh mengalami kekurangan asupan nutrisi.

Agar tidak mudah mengalami hypoglikemia (penurunan gula darah di bawah kadar normal) maupun hyperglikemia (peningkatan gula darah di atas kadar normal).

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Dr. Soegiri Lamongan dr. Diah Maya Sari mengatakan, bukan hal yang mustahil bagi penderita diabetes melitus untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan aman, lancar dan nyaman selama bisa menjaga asupan nutrisi.

“Jadi paling penting ada pembagian jenis, jumlah dan jadwal (3J) makanan yang dikonsumsi oleh penderita diabetes,” kata dr. Diah Maya Sari, Minggu (2/5/2021).

Diah sapaan dr. Diah Maya Sari menjelaskan, yang pertama sesuai penderita diabetes melitus harus mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat komplek yakni 40 - 60 persen.    

“Nah, saat makan sahur sebaiknya mereka memilih makanan yang mengandung karbohidrat jenis indeks klinisnya rendah misalnya, gandum atau oatmeal. Agar penyerapannya lebih lama sehingga tidak cepat lapar,” ujarnya.  

Yang kedua, terang Diah, penderita diabetes melitus harus mengkonsumsi makanan yang mengandung protein nabati atau hewani sebanyak 10 – 20 persen.

Sedangkan yang ketiga, menurutnya penderita diabetes melitus harus mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak 20 - 30 persen.

“Protein nabati bisa didapatkan dari tahu atau tempe. Kalau protein hewani sebaiknya tidak daging merah, tapi daging ayam bagian dada, karena lemaknya sedikit,” jelasnya.

Tantangan bagi penderita diabetes melitus saat menjalankan puasa, ungkap Diah, terjadinya perubahan jadwal pola makan.

Ia menambahkan, biasanya 3 kali hari menjadi 2 kali sehari.

“Ada rentang waktu yang lama sekitar 14 jam, mereka tidak makan maupun minum saat menjalani puasa. Ini yang menjadi tantangan bagi penderita diabetes. Harus ada keimbangan asupan nutrisi saat makan sahur 40 persen dan berbuka 50 persen,” ujarnya.

Selain itu, jelas Diah, ada pantangan tersendiri bagi penderita diabetes melitus saat menjalankan puasa yakni tidak mengkonsumsi makanan gorengan yang biasanya menjadi menu berbuka puasa.

“Saat berbuka, kita memang harus me-recovery gula darah yang turun. Namun bukan berarti semua makanan boleh dimakan terutama gorengan karena bisa menyebabkan gula darah cepat naik. Lebih baik mengkonsumsi kurma tiga buah saja sudah cukup untuk mengatasi gula darah yang turun,” tuturnya.

Tak hanya itu, kata dr. Diah, pengobatan maupun penggunaan insulin bagi penderita diabetes melitus juga mengalami perubahan selama menjalankan puasa Ramadan.

“Saran kami pengguna insulin bagi penderita diabetes, sebaiknya tidak menjalankan puasa. Karena per pasien itu berbeda untuk menyuntikkan insulinnya. Ada yang dua kali sehari ada juga tiga kali sehari,” tutur dr. Diah yang mengaku bahwa RSUD Dr Seogiri membuka konsultasi di Poli Penyakit Dalam di hari Senin sampai Sabtu.    

Salah satu Dokter Spesialis Dalam di RSUD Dr Soegiri Lamongan ini menyatakan, pada prinsipnya puasa di bulan Ramadan bukanlah halangan bagi mereka yang menderita penyakit diabetes melitus.

“Kami selaku dokter tidak melarang atau memperbolehkan penderita diabetes melitus untuk menjalankan puasa Ramadan. Yang terpenting, minimal mereka sudah mengkonsultasikannya dengan dokter antara 2 sampai 3 bulan sebelum puasa,” ucap dr. Diah Maya Sari. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES