Pendidikan

Pandemi dan Larangan Mudik, Jasa Penukaran Uang Pecahan Baru di Jombang Sepi

Minggu, 02 Mei 2021 - 16:07 | 64.62k
Salah satu usaha jasa penukaran uang baru di Jl. Ahmad Yani Jombang (Foto : Rohmadi/TIMES Indonesia)
Salah satu usaha jasa penukaran uang baru di Jl. Ahmad Yani Jombang (Foto : Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Setiap tahun menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri, banyak pengusaha jasa penukaran uang baru yang membuka usahanya di Kabupaten Jombang.

Salah satu lokasi yang paling banyak dipergunakan untuk membuka lapak jasa penukaran uang baru tersebut di sepanjang jalan Ahmad Yani Jombang.

Dalam pantauan TIMES Indonesia terdapat belasan orang yang mencoba menawarkan jasa penukarang pecahan uang baru mulai Rp 2 ribu hingga uang terbaru Rp 75 ribu.

Namun, menurut pengakuan para pelaku jasa penukaran baru tahun ini mengalami penurunan yang sangat drastis akibat pandemi Covid-19 yang belum berakhir serta ditambah adanya larangan mudik.

Hal tersebut dialami oleh Kakek Syarif (65) yang mengaku jasa penukaran uang sampai saat ini, Minggu (2/5/2021) masih sepi.

Ia mulai buka lapak jasa penukaran uang sejak pagi sekitar pukul 8 pagi hingga sore menjelang buka puasa.

"Masih sepi, mungkin karena pandemi dan sulitnya cari uang jadi sepi orang yang mau nukar uang," katanya kepada TIMES Indonesia, Minggu (2/5/2021).

Kakek yang setiap hari biasanya bekerja di salah satu pegadaian di dekat pasar legi ini mengaku setiap menjelang lebaran Idul Fitri selalu menjadi jasa penukaran uang sejak tahun 2012 silam baru kedua kalinya ini jasa penukaran uang mulai sepi.

"Sama kayak tahun kemarin juga sepi. Apalagi ada aturan larangan mudik jadi tambah sepi. Soalnya biasa pelanggan saya orang perantauan dari luar dan mudik ke Jombang yang banyak menukar uang," jelasnya.

Hal senada juga diungkapkan salah satu penukar jasa uang baru dari Mojokerto yang enggan disebutkan namanya.

Pihaknya mengaku selama bertahun-tahun menekuni usaha jasa penukaran uang baru saat lebaran dua tahun ini mengalami sepi.

"Sepi 'pol', gara-gara corona kapan selesainya corona ini. Namun, mau bagaimana lagi sudah takdirnya begini. Ramai tidak ramai ya tetap dijalani karena momen kayak begini cuma satu tahun sekali," jelasnya.

Pihaknya mengaku mengalami penurunan omset jasa penukaran uang yang sangat signifikan. Pasalnya biasanya setiap momennya bisa menghabiskan sekitar Rp 50 juta namun sampai saat ini pihaknya belum menghabiskan seperempat dari tahun kemarin hingga kini puasa sudah memasuki hari ke-20 puasa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES