Indonesia Positif

Simposium PPIDK Timtengka 2021 Resmi Dibuka, Ini yang Dibahas

Sabtu, 01 Mei 2021 - 23:08 | 106.29k
Pembukaan Simposium PPIDK Timtengka 2021. (Foto: PPIDK Timtengka for TIMES Indonesia)
Pembukaan Simposium PPIDK Timtengka 2021. (Foto: PPIDK Timtengka for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, KAIRO – Simposium PPI Dunia Kawasan Timur Tengah dan Afrika atau lebih dikenal dengan Simposium PPIDK Timtengka 2021 resmi dibuka di Kairo, Mesir. Forum tahunan ini mengusung tema “Moderasi Beragama dalam Dinamika Berbangsa dan Bernegara Pasca Covid-19”.

Forum yang didukung penuholeh TIMES Indonesia ini, dilaksanakan semi daring dengan PPMI Mesir sebagai tuan rumahnya. Sesi daring yang dimulai dari Jum’at, 30 April 2021 hingga Selasa, 4 Mei 2021 terdiri dari 4 subtema: Geopolitik, Moderasi Beragama, Pendidikan dan Ekonomi. Sedangkan sesi luring akan diselenggarakan dari tanggal 17-21 Mei 2021 di Kairo, Mesir.

Soft Opening diawali dengan pidato sambutan oleh Farhan Azis Wildani selaku Presiden PPMI Mesir, diikuti dengan Koordinator PPDIK Timtengka yang disampaikan oleh Hamzah Assuudy Lubis. Koordinator PPI Dunia, Choirul Anam, Ph.D. juga ikut memberikan sambutan.

Dalam sambutannya, Anam mengajak untuk menghapuskan dikotomi istilah minoritas dan mayoritas untuk menciptakan perdamaian. Di akhir sambutannya, ia sekaligus membuka rentetan acara Simposium Kawasan 2021, dilanjutkan dengan peluncuran video lirik lagu tema simposium.

Materi pertama disampaikan oleh Muhsin Syihab, Staf Ahli Hubungan Antar Lembaga Kementerian Luar Negeri. Dia mengungkapkan bahwa moderasi adalah salah satu sikap yang mendorong Indonesia untuk bangkit pasca pandemi Covid-19, karena pergulatan seputar permasalahan ini hanya akan menyita waktu.

Simposium PPIDK Timtengka 2021 a

Logo Simposium PPDIK Timtengka 2021. (Foto: PPIDK Timtengka for TIMES Indonesia)

“Sudah saatnya kita berhenti dari doktrin yang mengarah kepada kestagnanan berpikir, dengan cara: pertama, menafsirkan doktrin secara struktural bukan individual semata, kedua, mengubah cara pikir yang subjektif menjadi lebih objektif, ketiga, mengubah pengamatan normatif ke teoretis,” ungkapnya.

Dilanjutkan dengan panelis kedua, yakni Prof. Dr. Suyitno, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam. Suyitno menyampaikan, bahwa dengan menjalankan ajaran agama secara inklusif, seseorang akan melihat perbedaan agama sebagai suatu fitrah yang ada di antara manusia.

Kemudian, Duta Besar LBBP KBRI Kairo, Lutfi Rauf, turut memaparkan materi. Dia membahas peran WNI di berbagai sektor, yakni sebagai Duta Islam Wasathiyah, Duta Produk Indonesia, dan Duta Budaya.

Diikuti dengan materi yang disampaikan oleh Drs. Hajrianto J. Tohari, Duta Besar LBBP Beirut, Hajrianto memaparkan contoh sikap pluralistik beragama yang diterapkan oleh negara Libanon dengan membagi kekuasaan berdasarkan golongan untuk mengelola pemerintahan.

Beliau juga mengungkapkan bahwasanya konflik yang ada di Timur Tengah bukan disebabkan oleh perbedaan agama atau sekte, melainkan karena Geopolitik. “Sebab tidak ada ajaran agama yang mengajarkan kekerasan,” jelasnya.

Selanjutnya sesi panel Geopolitik ditutup dengan materi dari Kolonel Arm. Alvin Dermawan, Atase Pertahanan KBRI Kairo. Pada kesempatan tersebut, ia menjelaskan, Covid-19 tidak membawa pengaruh besar terhadap konstelasi geopolitik.

“Tema Geopolitik sangat bermanfaat bagi banyak kalangan, terkhusus mahasiswa di Timur Tengah dan Indonesia agar tidak buta wawasan tentang geopolitik Timur Tengah. Dan kita tidak dapat mengabaikan fakta, bahwa Timur Tengah memiliki pengaruh besar dalam banyak bidang di dunia,” paparnya.

M Aji Surya, Deputy Chief of Mission KBRI Kairo, dalam Simposium PPDIK Timtengka Mesir 2021 juga menyampaikan bahwa tugas mahasiswa ialah memberi pencerahan kepada masyarakat atas persepsi yang salah terhadap Timur Tengah, bukan memperburuk keadaan.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES