Pendidikan TIMES Ramadan

Syiar Ramadan UIN Maliki Malang Bahas Kadernisasi Ulama dengan Pesantren Sabilurrosyad

Jumat, 30 April 2021 - 14:03 | 39.54k
Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag saat berbincang dengan KH Marzuki Mustamar, Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Malang. (Foto: Tangkapan Layar)
Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag saat berbincang dengan KH Marzuki Mustamar, Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Malang. (Foto: Tangkapan Layar)
FOKUS

TIMES Ramadan

TIMESINDONESIA, MALANGSyiar Ramadan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Maliki Malang) bahas Upaya Mencetak dan  Kaderisasi Ulama yang Unggul. Acara ini menghadirkan narsumber KH Marzuki Mustamar, Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Malang dan Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag sebagai moderatornya.

Syiar Ramadan tersebut dilangsungkan melalui streeming youtube pada Kamis (29/4/2021) pukul 23.00 WIB.

INFORMASI SEPUTAR UIN MALANG DAPAT MENGUNJUNGI www.uin-malang.ac.id

"Perbincangkan kali ini terkait dengan kerjasama UIN Maliki Malang dengan pesantren nusantara yang salah satu pesantrennya yang diasuh oleh KH Marzuki Mustamar," ujar Prof Abdul Haris, Rektor UIN Maliki Malang.

KH Marzuki Mustamar menyampaikan, Pondok Pesantren Sabilurrosyad Malang berkaitan erat dengan UIN Maliki Malang. Banyak kiai-kiai tokoh NU dan tokoh Muhammadiyah baik di daerah Malang maupun luar Malang menginkan anaknya kuliah tanpa harus menghilangkan tradisi NU dan Muhammadiyah.

Syiar Ramadan Marzuki Mustamar 2

Karenanya, apabila anak kuliah di perguruan tinggi tidak islam, timbul kekhawatiran orang tua akan berubahnya akhlak dan ideologi anaknya. Dari situlah pondok merespon hal itu. Di samping cita-cita besar UIN Maliki Malang yang ingin melahirkan ulama yang intelektual, maka perlunya kehadiran pondok yang mengiringi sekaligus bekerjasama dengan kampus untuk mewujudkannya.

"Meski pondok kami NU, tapi yang mondok tidak hanya NU saja. Ada ulama muhammadiyah yang menitipkan anaknya ke pondok kami. Dan kami sangat terbuka kepada siapa saja yang ingin mondok di sini," ujar KH Marzuki Mustamar.

Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Malang itu menjelaskan, ia tidak ingin yang masuk surga dan yang benar NU saja. Muhammadiyah pun juga harus masuk surga dan harus benar.

Tidak salah apabila ada tokoh Muhammadiyah pintar kitab kuning kemudian duduk di majelis. Dari situ ia berharap, tokoh Muhamdiyah nantinya dapat mengarahkan dan memberi fatwa yang bisa dipedomani oleh warga Muhammdiyah.

Ada cerita unik lain, pernah ada warga HMI UIN Maliki Malang ayahnya ketua Muhammadiyah cabang dan ibunya Ketua Aisiyah mereka tau bahwa Pondok Pesantren Sabilurrosyad Malang adalah pondok NU tetapi mereka tetap memondokkan anaknya di sana. 

"Tidak masalah dan tidak papa, apabila ada orang Muhammdiyah yang ingin belajar kitab, sangat boleh," sambungnya.

Ia menuturkan, Pondok Pesantren Sabilurrosyad Malang terbuka bagi siapa saja dengan pintu yang lebar mau bekerjasama baik dengan NU, Muhammadiyah, termasuk dengan UIN Maliki Malang.

Karena apabila suatu hal ditutupi itu menunjukkan ketidakberesan. Kata Nabi, sesuatu apabila jujur akan senang apabila diketahui oleh orang lain. Kejujuran dan kebenaranlah yang melatarbelakangi Pondok Pesantren Sabilurrosyad terbuka lebar menerima siapapun yang ingin bekerjasama dengannya.

INFORMASI SEPUTAR UIN MALANG DAPAT MENGUNJUNGI www.uin-malang.ac.id

"Jadi sesungguhnya pendekatan dari Kiai Mazuki sangat penting. Saya bangga dengan Kiai Mazuki yang dulu teman sekarang menjadi kiai bahkan pondok pesantren yang diasuh olehnya bukan hanya ada di sini tapi ada tujuh," kata Prof. Abdul Haris, Rektor UIN Maliki Malang dalam Syiar Ramadan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES