Kopi TIMES

Mengajari Anak Membaca Al-Qur’an Secara Menyenangkan

Kamis, 29 April 2021 - 13:56 | 81.88k
Tawaduddin Nawafilaty, M.Psi, Dosen Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), Universitas Islam Lamongan (Unisla)
Tawaduddin Nawafilaty, M.Psi, Dosen Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), Universitas Islam Lamongan (Unisla)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Keluarga merupakan pilar utama dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, keluarga berperan dalam membentuk sikap dan karakter anak, keluarga juga menentukan proses pendidikan anak dalam memberikan stimulasi.

Pemberian stimulasi bagi anak baik-nya diterapkan sejak dini terutama dalam membaca Al-Qur’an.
Kemampuan membaca Al-Qur’an pada anak dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya adalah motivasi, lingkungan keluarga dan bahan bacaan.

Motivasi akan menjadi pendorong semangat anak untuk membaca; lingkungan keluarga seperti orang tua atau pengasuh berperan lebih besar sebagai model; bahan bacaan, semakin menariknya bahan bacaan akan mempermudah anak dalam membaca Al-Qur’an.

Membaca Al-Qur’an harus diterapkan sejak dini karena pada masa tersebut anak lebih cepat memahami dan meniru apa yang diajarkan, hal tersebut sesuai dengan teorinya Hurlock bahwasanya anak usia dini merupakan “usia meniru” dimana anak menonjol dalam hal meniru pembicaraan dan tindakan orang lain.

Seorang anak akan bertingkah laku baik apabila kedua orang tuanya memberikan contoh yang baik, begitupun sebaliknya anak akan bertingkah laku buruk apabila kedua orang tuanya memberikan contoh yang buruk dalam kehidupan.

Oleh karena itu, peranan orang tua dalam mendukung kemampuan membaca Al-Qur’an sangat dibutuhkan agar anak mempunyai keinginan membaca Al-Qur’an tanpa ada paksaan dari siapapun.

Banyaknya kajian maupun lembaga yang menerapkan berbagai metode dalam mengajarkan anak membaca Al-Qur’an sering kita temui di masyarakat, yang menjadikan tantangan adalah cocokkah metode tersebut diterapkan bagi anak usia dini ? sesuaikah penerapan metode tersebut dengan usia anak?

Menjawab pertanyaan tersebut, penulis mencoba menggali lebih dalam dengan menerapkan media pembelajaran berupa smart dadu hijaiyah dan flash card di setiap tahapan membaca anak :

1.    Tahap Fantasi

Pada tahap ini, anak belajar untuk memahami fungsi dari bacaan. Anak mulai menyukai bacaan sehingga sering kali anak menyimpan bacaan yang ia sukai. Oleh karena itu agar anak mudah memahami bacaan, maka penerapan media smart dadu dan flash card membuat anak lebih mudah memahami fungsi dari bacaan karena ditunjang dengan warna-warna yang menarik dan huruf hijaiyah yang dieratkan dengan kehidupan keseharian anak.

2.    Tahap Konsep Diri Membaca

Anak memandang dirinya sebagai pembaca, dan mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca, memberi makna pada gambar atau pengalaman sebelumnya dengan bahan bacaan, menggunakan bahasa bahan bacaan meskipun tidak cocok dengan tulisan.

Pada tahap ini orang maupun guru dapat memberikan flash card maupun smart dadu hijaiyah kepada anak, membiarkan anak bermain sendiri dan menyebutkan bahan bacaan pada media tersebut meskipun belum sesuai dengan bacaan seharusnya.

3.    Tahap Membaca Peralihan

Pada tahap ini anak mulai dapat mengingat huruf atau kata yang sering ia jumpai. Anak telah dapat menceritakan kembali apa yang telah ia dengar.
Anak juga sudah mulai mengenal huruf-huruf hijaiyah, karena terlalu seringnya anak bermain flash card dan smart dadu hijaiyah bersama orangtua dan guru, anak muda mengingat huruf hijaiyah yang ada dalam flash card  dan smart dadu hijaiyah.


4.    Tahap Membaca Lanjut

Pada tahap yang keempat ini anak mulai sadar akan fungsi bacaan dengan cara membacanya, meskipun apa yang diungkapkan anak berbeda dengan tulisan yang ada pada bacaan tersebut. Pada tahap ini anak mulai tertarik dengan berbagai huruf atau bacaan yang ada di lingkungannya.


5.    Tahap Membaca Mandiri

Anak mulai dapat membaca mendiri, ia sering membaca buku sendirian dan mencoba memahami makna yang ia baca.

Dari tahapan tersebut dapat menggambarkan bahwa kemampuan membaca permulaan masih pada tahap untuk mengenal simbol-simbol persiapan membaca mulai dari anak sudah mulai tertarik untuk melihat dan membaca gambar, dapat mengingat huruf atau kata yang sering ia temui, dapat menceritakan kembali apa yang telah ia dengar, mulai mengenal huruf-huruf hijaiyah, serta mulai tertarik pada buku bergambar dengan cara membacanya meskipun berbeda dengan tulisan yang ada.

Hasil penelitian yang diperoleh dari penerapan media flash card dan smart dadu hijaiyah adalah anak lebih muda membaca dan menghafal Al-Qur’an dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan media.

Hal ini karena penggunaan media smart dadu hijaiyah dan flash card dalam pembelajaran didukung oleh adanya suatu garis lengkung, huruf  berwarna-warni yang memungkinkan anak lebih menaruh perhatian dan menimbulkan kesan ketika proses pembelajaran, sehingga anak akan lebih mudah mengingat apa yang dilihat dan diucapkan oleh orangtua dan guru.

Selain itu pemberian smart dadu hijaiyah dan flash card akan sangat membantu proses kegiatan belajar anak di kelas, media tersebut akan memotivasi anak dan membangkitkan suasana kelas menjadi menyenangkan yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan mengenal huruf anak. (*)

* ) Penulis: Tawaduddin Nawafilaty, M.Psi, Dosen Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), Universitas Islam Lamongan (Unisla)

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ardiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES