Kopi TIMES

Alutsista antara Kesejahteraan Rakyat Vs Pertahanan Negara

Kamis, 29 April 2021 - 14:39 | 47.84k
Iqbal Suliansyah, ST,  (Bidang Pertahanan dan Keamanan Dewan Pimpinan Pusat Rumah Produktif Indonesia dan Waket PPI Provinsi Aceh)
Iqbal Suliansyah, ST, (Bidang Pertahanan dan Keamanan Dewan Pimpinan Pusat Rumah Produktif Indonesia dan Waket PPI Provinsi Aceh)

TIMESINDONESIA, ACEH – Tenggelamnya KRI Nanggala 402 meninggalkan duka. Presiden Joko Widodo menyampaikan duka mendalam atas tenggelamnya kapal tersebut di perairan utara Pulau Bali.Duka ini tidak hanya mengejutkan keluarga awak kapal namun juga seluruh bangsa Indonesia.

Kapal KRI Nanggala 402 bersama 53 awaknya, menurut informasi tenggelam dan berada pada kedalaman 838 meter. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Yudo Margono  mengatakan badan kapal terbelah menjadi 3 bagian  sehingga dengan kondisi tersebut kecil kemungkinan seluruh awak kapal dapat diselamatkan.

Para awak kapal ini rencananya akan mendapatkan penghargaan berupa kenaikan pangkat dan segera proses pengajuan kepada Presiden Joko Widodo. Setiap kejadian atau musibah memiliki hikmah yang luar biasa. Kejadian tenggelamnya KRI Nanggala 402, sepatutnya menjadi momentum evaluasi seluruh alutsista milik TNI khususnya TNI Angkatan Laut.

Indonesia memiliki kekayaan jumlah pulau yang tidak sedikit. Republik ini sebagai negara maritim memiliki lebih dari 13.000 pulau. Negara dengan titik lintas yang banyak, sepatutnya punya armada laut yang hebat. Indonesia memiliki titik lintas yang luas, sehingga selalu dilalui kapal niaga dan perang dari berbagai negara.

Patut menjadi perhatian, ada sejumlah titik yang masuk dalam kategori hot spot karena dekat dengan wilayah-wilyah sengketa maupun wilayah perompak dan kejahatan lainnya. Hikmah menjadi semangat untuk memperbaiki agar nantinya Indonesia benar-benar mewujudkan kekuatan TNI AL yang terbaik dan prima.

Kesedihan mendalam bagi Korps TNI AL, keluarga awak kapal dan masyarakat Indonesia harusnya menjadi pelajaran agar peristiwa serupa tidak terulang kembali. Pembentuan tim independen mungkin menjadi pertimbangan agar nantinya terkuak  sebab kejadian tersebut. Masyarakat punya harapan besar agar tidak menjadi misteri. 

Diberitakan beberapa waktu lalu, Komandan Kapal Selam yang turut gugur, Letkol Laut (P) Heri Oktavian menyampaikan pesan yang sempat diutarakan tahun 2020 lalu, yaitu terkait kekhawatiran rencana pembelian kapal selam bekas. Heri mengungkapkan kapal Selam buatan PT PAL (Persero) tidak memuaskan, serta overhaul KRI Nanggala 402 yang tertunda 2020 yang seharusnya kapal selam tersebut harus disiapkan. Lekol Laut (P) Heri, belakangan mengapresiasi Kementerian Pertahanan dan TNI AL yang terus berkomitmen memajukan TNI AL dan Korps hiu kencana, serta isu pembelian kapal selam bekas tidak berlanjut.

Alutsista tentunya bukan barang murah. KRI Nanggala 402 itu adalah kapal buatan tahun 1979. Penguatan modernisasi alutsista TNI, merupakan kebutuhan yang wajib dan mendesak. TNI sebagai alat pertahanan juga harus mendapat dukungan agar agenda modernisasi terus didukung dengan mengevaluasi kegiatan dan penganggaran.

Dalam Permen RI no 4 Tahun 2009, terkait Laporan Data Alat Utama Sistem Senjata Tentara Nasional Indonesia, terdapat lima jenis alutsista yang digunakan di lingkungan Kementrian Pertahanan (Kemhan) yaitu, senjata, kendaraan tempur, amunisi, alat komunikasi, dan alat perang elektronika.

Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto menyatakan alutsista tergolong sangat mahal jika dibandingkan dengan kebutuhan belanja negara, sehingga belanja alutsista selalu menjadi dilema. Alutsista dibutuhan namun terkait biaya tentu tidak sedikit biaya yang harus digelontorkan. Sisi lain, pemerintah juga tentunya ingin meningkatkan kesejahteraan prajurit selain modernisasi alutsista.

***

*) Oleh: Iqbal Suliansyah, ST,  (Bidang Pertahanan dan Keamanan Dewan Pimpinan Pusat Rumah Produktif Indonesia dan Waket PPI Provinsi Aceh)

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES