Kopi TIMES

Momentum Nuzulul Quran, Rasakan Dahsyatnya Al Quran

Kamis, 29 April 2021 - 11:18 | 55.70k
M. Badrus Zaman, Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya; Pakar Maritim Indonesia.
M. Badrus Zaman, Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya; Pakar Maritim Indonesia.

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Bulan Ramadan 1442 H kali ini tampaknya terasa lebih semarak dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu, Ramadhan lebih terasa hening karena berbarengan dengan awal kedatangan Corona. Keheningan terjadi, masjid-masjid juga sepi. Namun, tahun ini lebih semarak dengan era normal baru dengan tetap mentaati protokol kesehatan.

Namun, harus dipahami bahwa pandemi belumlah berahir. Upaya vaksinasi juga masih dalam proses berjalan. Pada kondisi ini, tentu protokol kesehatan dalam segala aktifitas harus tetap dijalankan. Jika tidak, maka tak heran jika kenaikan covid 19 terjadi lagi. Beberapa daerah di negeri ini mengalami kenaikan angka penderita covid 19 walau vaksin telah dilakukan. Bahkan di beberapa negara juga mengalami peningkatan kasus varian baru covid 19. Dengan demikian, aktifitas ramadhan di luar rumah seperti di masjid-masjid, harus tetap sesuai dengan protokol kesehatan.

Pada bulan ramadhan, momentum penting yang hadir adalah nuzulul quran. Nuzulul quran ini merupakan sebuah peristiwa turunnya Alquran kepada Muhammad SAW. Turunnya Alquran ini ditandai dengan turunnya wahyu pertama yang jatuh pada bulan Ramadhan. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalan firmanNya pada surah al-baqoroh ayat 185 yang berbunyi: "Bulan Ramadhan, bulan yang diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)".

Wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad SAW adalah surat Al-Alaq (ayat 1-5 ). Wahyu ini turun melalui malaikat Jibril. Nah, saat peristiwa ini terjadi, nabi Muhammad SAW sedang bertafakkur di Gua Hira. 

Peringatan nuzulul quran selalu diperingati pada tanggal 17 Ramadhan oleh umat Islam. Mengapa tanggal 17 Ramadhan? Tentu ini sesuai dengan pendapat Imam Ibnu Katsir dalam kitab al-Bidayah wa an-Nihayah. Dalam kitab tersebut, al-Waqidi telah meriwayatkan dari Abu Ja'far al-Baqir yang menyebutkan bahwa wahyu pertama kali yang turun kepada nabi Muhammad SAW jatuh pada hari senin, 17 Ramadhan. Meskipun ada beberapa pendapat ulama yang berbeda tentang tanggal nuzulul quran, namun tentu yang penting adalah muatan hikmah terhadap nuzulul quran itu sendiri yang harus diambil.

Ketika wahyu pertama turun, malaikat Jibril memeluk tubuh nabi Muhammad SAW yang sedang melakukan tafakur di Gua Hira.  Saat itu nabi Muhammad SAW merasa sesak. Namun jibril berkata: ''Iqra'! (Bacalah)'', sambil perlahan melepas dekapannya. Muhammad pun menjawab: "Maa ana biqari (aku tak bisa membaca)." Kemudian malaikat Jibril mendekap tubuhnya lagi, dan berkata lagi:"Iqra'!....". Lalu Muhammad tetap menjawab : "Maa ana biqari (aku tak bisa membaca)."  Setelah sampai permintaan dan jawaban ketiga, malaikat Jibril dengan pelan menuntun Muhammad dengan membaca: "Iqra' bismirobbikal ladzii kholaq (bacalah dengan menyebut nama Rabb-mu yang menciptakan)." Demikian seterusnya sampai ayat ke 5. Kemudian wahyu-wahyu selanjutnya diturunkan secara bertahap dan waktu dan momentum yang berbeda kepada Nabi Muhammad SAW.

Petunjuk dan Cahaya Kehidupan

Alquran telah nyata hadir sebagai petujuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Hal ini sesuai dengan firman Allah surah Al-baqoroh ayat 2. Tentunya, selain petunjuk, al-qur'an juga merupakan senjata ampuh bagi umat islam, baik untuk berhubungan dengan manusia (Hablumminannas) maupun berhubungan dengan Allah (Hablumminallah). 

Alquran sebagai kalam ilahi harus banyak dibaca dan diamalkan isinya. Selain mendapatkan pahala bagi yang membaca, tentu akan sangat dasyat apabila diamalkan isinya. Selain sebagai petunjuk, Al-qur'an juga sebagai obat hati dan jasmani bagi kehidupan. Bahkan Alquran juga sebagai penerang jalan dan cahaya bagi kehidupan. Inilah kedasyatan Alquran. Maka baca dan amalkan adalah langkah tepat apabila ingin merasakan kedasyatannya.

Era pandemi yang kita rasakan saat ini tentu telah dibarengi dengan kesulitan di segala lini. Dampak covid 19 faktanya telah melumpuhkan segala sektor. Maka Bulan Ramadhan ini adalah momentum yang tepat untuk memohon diri kepada Allah SWT, memperbanyak doa, melakukan evaluasi dan memohon ampun segala kesalahan, serta memperbanyak membaca Alquran. Dengan demikian, cahaya Alquran akan kita dapatkan, petolongan Allah juga akan datang, hikmah pun akan kita dapatkan. Maka, mari kita terangi kehidupan ini dengan Alquran dengan memperbanyak membacanya baik di rumah, kendaraan, tempat kerja, kantor dan di manapun berada. 

***

*)Oleh: M. Badrus Zaman, Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya; Pakar Maritim Indonesia.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES