Indonesia Positif

Kisah Alumni Universitas Ciputra Surabaya Kembangkan Bisnis Pariwisata Berbasis Masyarakat

Rabu, 28 April 2021 - 09:22 | 87.67k
Diskusi dengan stakeholder dalam mengembangkan pariwisata di Kabupaten Sikka, NTT melalui pemberdayaan masyarakat lokal. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Diskusi dengan stakeholder dalam mengembangkan pariwisata di Kabupaten Sikka, NTT melalui pemberdayaan masyarakat lokal. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, NUSA TENGGARA TIMUR – Pariwisata mengalami goncangan yang sangat keras selama pandemi Covid19. Banyak sekali para pengusaha di bidang yang berusaha untuk mempertahankan bisnis pariwisata di tengah pandemi ini. Mellisa Honesta, seorang alumni Hotel and Tourism Business dari Universitas Ciputra Surabaya terus berusaha bangkit dari keterpurukan pariwisataa karena covid.

Meliisa, salah satu pengusaha muda di bidang bisnis pariwisata yang tetap semangat dalam bertahan dan mengembangkan bisnisnya. 

Di usianya yang masih muda, Mellisa yang berdomisili di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur telah dipercayai oleh orang tuanya untuk meneruskan dan mengembangkan bisnis keluarga mereka , PT. Cahaya Sikka, yang bergerak di bidang jasa pariwisata, khususnya di bidang tour and travel, event organizer dan tourism consultant.

Bisnis ini berdiri sejak tahun 2002 dimana awal mulanya merupakan family business dibidang ticketing hingga bertahan sampai tahun 2016. Melihat peluang pasar dibidang biro perjalanan wisata mulai berdatangan, banyaknya wisatawan yang mulai mengunjungi Labuan bajo, maka banyak peluang dan ide baru yang dimunculkan untuk melayani kebutuhan wisatawan yang berkunjung ke Nusa Tenggara Timur.

Semakin berkembangnya ekonomi di Kabupaten Sikka , Kupang dan Nusa Tenggara Timur pada umumnya, banyak juga wisatawan dari orang NTT sendiri yang ingin berwisata keluar negeri dan juga berobat keluar negeri.  Sehingga akhirnya Mellisa melihat peluang itu dan membentuk SEW Tour and Travel dengan spesialisasi penjualan paket medical tourism untuk pasar outbond dan menjual paket Labuan bajo dan Flores trip untuk pasar inbound.

Semangat Mellisa untuk mengembangkan bisnis pariwisata di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggata Timur , tidak terhenti oleh adanya pandemic Covid19. Pada tahun 2020,  dia membuat event organizer dan tourism consultant. Ide dari pembuatan ini dipicu oleh permintaan pengembangan destinasi wisata untuk  memiliki tenaga ahli dibidang pariwisata dan konseptor destinasi, yang bisa membantu membuat strategi dalam menghadapi konflik di daerah wisata dan mengembangkan kualitas  sumber daya manusia.

NTT

Dibutuhkan juga konsultan yang mampu mengatur dan mengelola dengan standarisasi internasional, dimana hal ini adalah pemasalahan yang kerap dihadapi di banyak daerah di Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur

Dalam menjalankan bisnisnya, Mellisa juga banyak menghadapi tantangan, apalagi di tengah situasi pandemi ini. Namun, Mellisa tetap bertahan dan semangat mengembangkan bisnisnya dalam  bisnis tour and travel miliknya, masalah yang sering dihadapi khususnya pejualan paket trip liburan yaitu pesaing yang muncul dengan harga yang jauh lebih murah, paket mudah ditiru.

Strategi yang dilakukan ada beberapa hal seperti observasi paket yang ditawarkan pesaing bisnis baik itu kelebihan maupun kekurangan kemudian memberikan kelebihan dan keunikan dari paket yang dia miliki, misalnya dari lokasi baru, bonus trip, pelayanan yang terbaik hingga menciptakan wow story dan strategi lainnya yang dapat dilakukan yaitu membuat trip yang berbeda.

Dia juga membuat paket yang bisa menjawab kebutuhan orang yang nantinya akan menimbulkan kepuasan pada wisatawan, sehingga mereka mau mengikuti lagi paket trip yang dia miliki. Sebagai contoh yaitu paket Medical Trip yang ditawarkan dimana merupakan trip berobat sambil berlibur, tidak hanya berobat keluar negeri tapi juga di dalam negeri.

Dalam menawarkan dan menjalankan paket tournya Mellisa memastikan berjalannya protokol kesehatan dengan ketat dalam paket wisata yang dia tawarkan, sehingga wisatawan bisa merasa aman dan nyaman dalam berwisata.

Tantangan lain dari bisnis event organizer dan tourism consultant yang dia miliki adalah keterbatasan SDM yang professional dan berkualitas bagus. Sulitnya mencari SDM yang professional dalam bekerja sama baik itu dengan warga sekitar maupun luar. Apalagi banyak pihak yang masih belum bisa sepenuhnya menerima perbedaan etnis dikarenakan rasa memiliki daerah yang tinggi dan takut untuk bersaing.

Namun sebagai alumni Universitas Ciputra, dia merasa bekal selama kuliah dengan banyaknya kelas praktek tentang kepariwisataan dan entrepreneurship membantu dia berani mengambil resiko dan melangkah mengatur strategi yang tepat.

Beberapa strategi telah dilakukan untuk menangani tantangan diatas yaitu dengan cara menciptakan kepercayaan melalui mengajak bekerja sama berbagai pihak, termasuk pemerintah untuk membuat event bersama, dan dia juga memberikan support kepada pemerintah daerah untuk bersama-sama membuat peluang bisnis baru seperti membangkitkan kembali sanggar tenun maupun pengembangan komunitas kuliner lokal di Kabuten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Dengan kesuksesan dan penyelesaian masalah yang dilakukan, dengan sendirinya warga lokal akan percaya dan mau bekerja sama dengan baik pada setiap event maupun mengelolaan dan pelatihan kedepannya. Pada akhirnya dengan perlahan tapi pasti, Mellisa mampu bersama-sama masyarakat mengembangan bisnis pariwisata yang bisa bertahan di tengah pandemic Covid19.

Ia berharap setelah pandemic bisnis berbasis masyarakat yang dia rintis bisa berkembang pesat dan membawa dampak bagi ekonomi masyarakat lokal. Pesan Mellisa bagi generasi muda, semoga para generasi muda bisa memilih sesuatu sesuai dengan passion.

Begitu pula dalam memilih jurusan maupun karir anda ke depannya. Mari gunakan peluang dan kesempatan yang ada untuk maju serta berjuanglah. tetap berusaha meskipun anda gagal hingga mencapai tujuan yang diimpikan.

Agoes Tinus Lis Indrianto, Ph.D, sebagai Dekan Fakultas Pariwisata di Universitas Ciputra Surabaya mengatakan usaha Mellisa tidak dibangun dalam satu malam saja. Mellisa terlah berjuang dari hasil proses pembelajaran yang selama 4 tahun yang telah ditempuh di program studi Hotel and Tourism Business.

Dimana selama proses pembelajaran, mahasiswa tidak hanya dibekali dengan kemampuan professional di bidang pariwisata, namun juga kemampuan entrepreneurial yang tinggi sehingga setiap lulusan mampu bersaing dan berjuang membangun bisnis pariwisata yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi masyarakat.

"Kiranya ditengah pandemic ini tidak hanya ketrampilan professional yang dibutuhkan tapi juga kemampuan untuk berinovasi dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam bisnis yang dijalani," tegas Agoes, Dosen Fakultas Pariwisata Universitas Ciputra Surabaya. (*)  

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES