Pendidikan TIMES Ramadan

Syiar Ramadan UIN Maliki Malang Bersama Gus Miftah Bahas Dakwah bagi Milenial

Rabu, 28 April 2021 - 08:21 | 47.54k
Rektor UIN Maliki Malang, Prof Abdul Haris saat berbincang dengan Gus Miftah. (Foto: tangkapan layar)
Rektor UIN Maliki Malang, Prof Abdul Haris saat berbincang dengan Gus Miftah. (Foto: tangkapan layar)
FOKUS

TIMES Ramadan

TIMESINDONESIA, MALANGSyiar Ramadan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Maliki Malang) kali ini menghadirkan Miftah Maulana Habiburrahma atau yang akrab dengan nama Gus Miftah. Sebagai moderator adalah Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag

Edisi kali ini, Syiar Ramadan membahas upaya memupuk rasa nasionalisme melalui dakwah bagi kaum milenial. Syiar tersebut berlangsung di channel youtube UIN Maliki Malang pada Rabu (28/4/2021) pukul 02.00 WIB.

INFORMASI SEPUTAR UIN MALANG DAPAT MENGUNJUNGI www.uin-malang.ac.id

"Saya mengikuti ceramah yang dibawakan oleh Gus Miftah dengan pendekatan religious dan pendekatan kebangsaan dan ceramah Gus Miftah ini sangat mengena," ujar Prof Abdul Haris, Rektor UIN Maliki Malang.

Gus Miftah, pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman Yogyakarta ini mengatakan, ketika bertemu dengan orang yang berbeda, ia selalu menggunakan bahasa dan pemilihan diksi yang berbeda dalam berujar untuk berdakwah. Hal itu juga dapat dilihat ketika dirinya bertemu dengan Prof Haris dan Kapolres bahasa yang ia gunakan berbeda dengan yang ia pakai saat berbincang dengan milenial dan ketika ia bertemu dengan teman di klub malam.

Gus Miftah b

"Saya rasa saat ini kegagalan dakwah dikarenakan pemilihan diksi yang kurang tepat," tegas Gus Miftah.

Menurutnya sebuah ajakan harus dilakukan dengan edukasi dan rekreasi. Karena orang apabila diberikan edukasi ajakan saja yang tanpa ada rekreasi orang akan bosan, tetapi jika rekreatif tanpa edukasi juga akan kurang menarik. Sehingga perlunya, perpaduan antara edukasi dan rekreasi. 

"Berlomba-lomba dalam kebaikan itu bukanlah posisi yang diperebutkan banyak orang tetapi menjadi posisi terbaik di posisi masing-masing," jelas Gus Miftah.

Gus Miftah menerangkan, posisi terbaik merupakan wujud dari demokrasi Allah yakni dengan bagaimana Allah memberikan pilihan kepada umatnya. Islam mengajarkan sangat demokratis. Rasul mengatakan beberapa pilihan bukan karena tidak konsekuensi tetapi itulah cara rasul mengajarkan demokrasi. Supaya umat islam punya pikiran yang terbuka dan menghargai perbedaan. 

"Itulah yang menyebabkan islam berkembang di negara-negara maju ya," ujar Haris menimpali.

Miftah berpikir, orang menilai agama islam bukan karena membaca Al-Quran dan mempelajari ajaran tentang islam tetapi dari akhlak umat islam. Maka apabila ingin islam dipandang baik oleh agama lain, ia menyarakan agar umat islam menampakkan perbuatan yang baik pula.

INFORMASI SEPUTAR UIN MALANG DAPAT MENGUNJUNGI www.uin-malang.ac.id

"Kiai sifatnya bukan untuk dicontoh, karena contoh yang paling lengkap adalah Nabi Muhammad. Tugas kiai sendiri untuk mengajak mencontoh berperilaku Nabi Muhammad," ujar Gus Miftah dalam Syiar Ramadan UIN Maliki Malang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES