Entertainment

Pulau Plastik, Film Dokumenter Karya Dhandy Laksono Tayang di Layar Lebar

Senin, 26 April 2021 - 23:12 | 103.79k
Poster film Pulau Plastik. (FOTO: Dok. instagram Pulau Plastik)
Poster film Pulau Plastik. (FOTO: Dok. instagram Pulau Plastik)

TIMESINDONESIA, SURABAYAPulau Plastik adalah film dokumenter karya Dandhy Dwi Laksono yang saat ini tengah tayang di layar lebar Indonesia. Film tentang lingkungan hidup itu menyampaikan pesan tentang bahaya plastik sekali pakai bagi lingkungan dan tubuh manusia.

Dalam film yang juga bekerjasama dengan Visenema Picture itu, Dandhy menyampaikan tentang bagaimana mikroplastik telah menjadi ancaman bukan hanya bagi lingkungan tapi juga bagi tubuh makhluk hidup terutama tubuh manusia.

Film tersebut telah membuktikan bahwa fases manusia telah mengandung mikroplastik. Dimana, mikroplasrik sangat berbahaya tehadap tubuh.

"Dari 100 sampel feses itu, ternyata manusia mengonsumsi mikroplastik dalam berbagai sumber," ujar Dandhy saat menghadiri nonton bareng di Bioskop XXI, Ciputra World Surabaya, Senin (26/4/2021). 

Poster-film-Pulau-Plastik-2.jpg

Pada film dengan durasi kurang lebih 120 menit itu, diawali dengan seorang aktivis lingkungan bernama Gede Robi asal Bali yang juga merupakan vokalis grub band Navicula yang memulai perjalanan dari Bali ke Jakarta dengan membawa satu truk sampah dari bibir pantai di Bali menuju Jakarta untuk mengikuti kampanye tolak plastik sekali pakai.

Robi juga singgah di kantor LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) Lingkungan, Ecoton di Gresik. Robi bertemu dengan Prigi Arisandi yang merupakan pendiri Ecoton. Prigi membuktikan kepada Robi bahwa didalam tubuh ikan mengandung banyak mikroplastik.

Melalui film tersebut, ternyata selain ditubuh ikan, mikroplastik juga terdapat pada fases manusia. Hal ini dimulai dengan fases Robi terlebih dahulu yang ternyata mengandung lebih dari 100 partikel mikroplastik dalam 100 gr fases.

Selain itu, dalam film tersebut juga ditampilkan tentang bagaimana cara merubah gaya hidup untuk bisa mengurangi penggunaan plastik. Dandhy menyampaikan bahwa melalui film tersebut, ia berharap gaya hidup masyarakat tentang penggunaan plastik pun berubah.

"Dan juga sebagai alat untuk menekan Pemerintah. Harapannya ada regulasi yang menekan penggunaan plastik sekali pakai," ungkap Dhandy.

Sementara itu, pendiri Ecoton,  Prigi Arisandi yang juga masuk dalam frame film tersebut menjelaskan bahwa salah satu yang juga ditampilkan dalam film tersebut adalah soal plastik kiriman Amerika Serikat ke Surabaya.

"Problemnya itu. Membuka mata kalo Indonesia adalah sampah global," ujarnya.

Film Pulau Plastik ini, dirilis bertepatan dengan Hari Bumi pada 22 April lalu di Denpasar, Bali. Surabaya menjadi tempat kedua penayangan perdananya. Berikutnya, roadshow film akan dilakukan di Gresik dan Jakarta. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES