Pendidikan

HUT FT Ubaya Ke-35 Bicara Soal program Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Senin, 26 April 2021 - 23:00 | 119.61k
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM, ASEAN Eng saat mengisi materi tentang Merdeka Belajar dalam webinar Lustrum VII Fakultas Teknik Ubaya. (FOTO: Dok. Ubaya)
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM, ASEAN Eng saat mengisi materi tentang Merdeka Belajar dalam webinar Lustrum VII Fakultas Teknik Ubaya. (FOTO: Dok. Ubaya)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM, ASEAN Eng. dan Prof. Dr. (H.C.) Dahlan Iskan seorang tokoh ternama Indonesia di bidang politik, bisnis serta media membahas program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dalam sesi webinar Lustrum VII Fakultas Teknik Universitas Surabaya (FT UBAYA).

Webinar ini merupakan rangkaian acara perayaan ulang tahun ke-35 tahun Fakultas Teknik Ubaya. Rangkaian kegiatan Lustrum VII Fakultas Teknik Ubaya bertajuk “Global Mindset, Sustainable Solution” resmi dibuka oleh Rektor Ubaya, Dr. Ir. Benny Lianto, MMBAT secara daring, Sabtu (24/4/2021) lalu.

Dalam rilis yang diterima TIMES Indonesia, Senin (26/4/2021). pada usia ke-35 tahun, Fakultas Teknik Ubaya menyelenggarakan serangkaian acara yang dikemas dalam kegiatan Lustrum VII yang berlangsung selama satu tahun mulai dari April 2021 hingga Maret 2022. Kegiatan ini dilaksanakan secara bergantian oleh masing-masing program studi Fakultas Teknik Ubaya.

ASEAN-Eng.jpg

Bentuk kegiatan yang diadakan mulai dari seri webinar, international conference, virtual expo hingga lomba bagi siswa SMA/SMK. Pembukaan rangkaian kegiatan Lustrum VII tersebut diisi dengan sesi webinar, talk show dan peresmian kurikulum 2021 program MBKM Fakultas Teknik Ubaya.

Pembukaan Lustrum VII Fakultas Teknik Ubaya menghadirkan narasumber istimewa dalam sesi webinar berjudul “Kolaborasi Industri, Universitas, dan Media dalam Menyukseskan Program Merdeka Belajar”. Prof. Nizam sebagai narasumber di sesi pertama menyampaikan jika Kampus Merdeka atau Emancipated Learning bertujuan untuk menyiapkan SDM unggul untuk Indonesia emas. Ia menjelaskan bahwa Kampus Merdeka membutuhkan kolaborasi berbagai elemen masyarakat dan pentahelix agar dapat mengembangkan kompetensi lulusan sesuai dengan kebutuhan di era revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0.

“Kita sedang memasuki abad Asia dimana ekonomi dunia beralih dari barat ke timur. Saat ini 50 persen ekonomi dunia sudah ada di Asia. Pada saat yang sama kita juga masuk dalam bonus demografi. Disisi lain, terdapat tantangan global dan nasional yang menjadi konteks kita untuk melakukan pengembangan, perencanaan, dan mengimplementasikan strategi menghadapi masa depan,” terangnya.

Revolusi industri 4.0 memiliki dampak pada kompetensi, keterampilan dan kecakapan lama yang dianggap tidak lagi berguna di era ini. Berdasarkan MC Kinsey & Company, sekitar 23 juta pekerjaan di Indonesia akan digantikan dengan automation hingga 2030. Namun, terdapat peluang munculnya pekerjaan baru yang membutuhkan kompetensi tertentu. Hal ini menjadi tantangan utama perguruan tinggi dalam mempersiapkan skill dan kompetensi baru.

Setiap mahasiswa memiliki potensi, cita-cita, aspirasi dan passion yang berbeda-beda. Melalui Kampus Merdeka maka mahasiswa yang didampingi dosen diharapkan dapat menemukan dan mengembangkan potensinya untuk membangun masa depan melalui pembelajaran yang fleksibel. Mahasiswa mempunyai kesempatan lebih luas untuk mengembangkan diri selain dari kompetensi dasarnya.

“Mahasiswa punya kesempatan 1 semester (20 sks) di prodi lain. Misalnya, mahasiswa teknik bisa mengambil ekonomi, bisnis atau sebagainya. Sementara mahasiswa ekonomi bisa belajar mengenai internet of things atau big data analytics. Selanjutnya mahasiswa memiliki 2 semester (40 sks) di kampus kehidupan dengan berbagai macam peluang untuk mengasah diri, kompetensi, dan pengalaman di berbagai bidang,” ucap Prof. Nizam.

Program Kampus Merdeka antara lain Professional Internship, Kampus Membangun Desa, Kampus Mengajar, Studi atau Proyek Mandiri, Pertukaran Mahasiswa, Program Entrepreneur, Proyek Penelitian, Program Kemanusiaan dan Relawan KompCad. Melalui program tersebut mahasiswa akan terasah kemampuannya mulai dari hard skills, soft skills, life skills, network, dan memiliki experience serta portofolio yang bagus. Dengan begitu, perguruan tinggi akan menghasilkan SDM yang unggul untuk sustainable development.

ASEAN-Eng-2.jpg

Hal tersebut tidak bisa diwujudkan jika hanya bergantung pada proses di dalam kelas tetapi perlu membangun ekosistem, seperti meningkatkan pentahelix ecosystem, innovation hub, science and technopark, dan business incubation. Perguruan tinggi juga harus menjadi ekosistem kampus yang sehat, aman, dan nyaman bagi civitas academica.

Sementara itu, Dahlan Iskan sebagai narasumber kedua memberikan saran atau masukan kepada Ubaya untuk memperhatikan beberapa hal penting dalam menyusun kurikulum program MBKM. Dirinya menekankan agar Ubaya tidak melupakan peran perguruan tinggi yang utama dalam membentuk logika, metodologi dan sistematika yang baik bagi mahasiswa. Menurutnya, tiga hal ini menjadi pendidikan dasar yang dibutuhkan agar mampu menghadapi persoalan apa pun dan survive di mana pun.

Poin penting lain yaitu persoalan magang perusahaan dan magang sendiri. Dahlan Iskan mengatakan jika dirinya sangat mendukung program magang yang ada di MBKM. Program magang dirasa lebih memberikan banyak manfaat jika ada dialog kampus dengan industri terkait persoalan apa yang terjadi di tempatnya sehingga mahasiswa bisa mendapat pengalaman lebih banyak dan berkontribusi memberikan solusi.  Sedangkan untuk program magang sendiri diharapkan dosen bisa memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang gagal dan melihat tahapan proses yang sudah dilalui untuk tetap lulus. Menurutnya dalam dunia bisnis, gagal adalah pelajaran terbaik dalam hidup.

Dahlan Iskan memberikan poin berikutnya yaitu pentingnya inovasi teknologi bagi pertanian di Indonesia dan menjaga kesehatan. Dirinya menceritakan jika banyak lulusan yang berbakat dan pintar namun gagal saat tes kesehatan. Hal ini perlu perhatian pihak kampus maupun mahasiswa jika kondisi kesehatan menjadi penting dalam menentukan masa depan.

Acara selanjutnya terdapat peresmian kurikulum 2021 program MBKM Fakultas Teknik Ubaya. Peresmian kurikulum ini menjadi tanda bahwa prodi-prodi Fakultas Teknik Ubaya telah siap menyukseskan program MBKM dan menghasilkan kompetensi lulusan yang relevan sesuai dengan kebutuhan industri atau masyarakat.

Selain itu ada sesi talk show bersama praktisi industri yang merupakan mitra kerja sama FT UBAYA dalam menyelenggarakan program MBKM. Narasumber talk show yang hadir berasal dari PT Salam Pacific Indonesia Lines (PT SPIL) dan PT Insera Sena atau lebih dikenal dengan Polygon Bikes. Sesi talk show ini diadakan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa terkait kegiatan program MBKM yang telah berjalan atau sedang dipersiapkan oleh Fakultas Teknik Ubaya bersama industri. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES