Entertainment

Hubert Henry Boomerang Sosok Sederhana dan Penghibur

Senin, 26 April 2021 - 05:26 | 70.46k
Jenazah Hubert Henry Lamahelu di rumah duka Jalan Kalongan Kidul II/9 Kelurahan Krembangan Selatan Kecamatan Krembangan, Surabaya, Senin (26/4/2021).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Jenazah Hubert Henry Lamahelu di rumah duka Jalan Kalongan Kidul II/9 Kelurahan Krembangan Selatan Kecamatan Krembangan, Surabaya, Senin (26/4/2021).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Karangan bunga duka cita memenuhi rumah Hubert Henry Lamahelu, di Jalan Kalongan Kidul II/9 Kelurahan Krembangan Selatan Kecamatan Krembangan, Surabaya. Di rumah inilah vokalis sekaligus bassist Boomerang tersebut lahir dan menghabiskan sebagian besar hidupnya.

Hubert Henry meninggal dunia pukul 08.15 WIB setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya.

Sang istri, Loretta Limahelu Tambayong, nampak tegar menemani saat-saat terakhir sebelum jenazah dimakamkan pagi ini Senin (26/4/2021) pukul 09.00 WIB di Pemakaman Kembang Kuning Surabaya.

Istri dan anak-anak Henry tampak duduk dan terus berdoa di samping jenazah. Henry meninggalkan tiga orang anak. Nathanael, Cyrus dan Mark Tesac Jacob.

Nathanael kini duduk dibangku kelas 3 SMK, Cyrus duduk di bangku SMP kelas 3 dan Mark Tesac Jacob kelas 2 SD. Reta tampak tegar di samping jenazah suaminya. Sementara para handai taulan datang silih berganti.

Sambil sesekali menatap wajah almarhum, Loretta berkisah tentang mendiang suaminya.

Henry adalah sosok sederhana dan penghibur bagi siapa saja. Sesekali Reta, mencoba tersenyum dan menyeka bulir air mata.

Ia bercerita, para sahabat tak henti datang silih berganti. Mereka menceritakan kesan tentang sosok Henry. Rocker yang sederhana, mencintai Tuhan dan menghargai sesama.

"Kita kalau hamba Tuhan itu kan melayani. Mereka itu merasa dihargai kalau ada Mas Henry. Dia selalu memberi keceriaan, bernyanyi, apapun menghibur," ungkap Reta.

Mungkin bagi orang lain yang belum mengenal dekat, tak bisa merasakan kehangatan tersebut. Henry menghargai orang yang kemungkinan tidak dihargai di lingkungan yang lain.

Pada suatu ketika, Henry sempat berkata pada Reta, beban orang bukan hanya susah uang tapi juga susah hati karena beban pikiran.

"Walaupun hanya nongkrong, mungkin orang lain nggak bisa melihat kehangatan itu. Semua golongan nggak peduli apapun pekerjaannya, apapun agamanya selalu dihargai," tuturnya.

Reta menambahkan, setiap saat Henry selalu memanjatkan rasa syukur pada Tuhan atas karunia yang diberikan.

"Aku sebagai istri walaupun suka greget, sepeninggalnya dia aku jadi mengerti. Apa yang sudah Tuhan kasih cuma-cuma walaupun keluarganya hidup sederhana, tapi pasti Tuhan tidak akan membiarkan kita sampai nggak punya apa-apa. Pasti bisa makan, pasti bisa menyekolahkan anak," imbuhnya.

Reta juga berharap agar pemerintah kelak lebih memperhatikan nasib para musisi tak hanya sekedar royalti dari kemurahan hati major label saja.

"Karena bukan hanya pekerja seni yang punya nama kayak Boomerang, tetapi semuanya. Harus ada penghargaan, karena tidak mungkin bekerja dari rumah saja," tandasnya.

Jenazah Hubert Henry Boomerang dimakamkan pagi ini Senin (26/4/2021) pukul 09.00 WIB di Pemakaman Kembang Kuning Surabaya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES