Kesehatan

Zat Sisa Metabolisme Bisa Ganggu Ginjal, Ini Kata Dokter RSUD Dr Soegiri Lamongan

Minggu, 25 April 2021 - 19:03 | 89.02k
Dokter Spesialis Dalam RSUD Dr Soegiri Lamongan dr Abdul Rohman saat sedang visite pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal. (FOTO: Dokumen for TIMES Indonesia)
Dokter Spesialis Dalam RSUD Dr Soegiri Lamongan dr Abdul Rohman saat sedang visite pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal. (FOTO: Dokumen for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Ginjal sebagai salah satu organ paling vital manusia yang berfungsi untuk menyaring zat-zat sisa metabolisme tubuh. Salah satu Dokter Spesialis Dalam RSUD Dr Soegiri Lamongan dr Abdul Rohman menuturkan, gangguan fungsi ginjal itu diakibatkan adanya penimbunan zat sisa metabolisme.   

“Jadi sel-sel kita ini kan bermetabolisme untuk menghasilkan energi, dan lain sebagainya itu menghasilkan zat sisa. Jika zat sisa metabolisme tersebut tidak dapat disaring maka bisa dipastikan ginjal kita mengalami gangguan,” kata dr. Abdul Rohman, Minggu (25/04/2021).

Saat ginjal tidak dijaga kesehatannya dengan pola hidup sehat, beber Abdul Rohman, maka dipastikan organ vital tersebut akan mengalami ganguan fungsi. Menurutnya, jika gangguan tersebut dibiarkan terus menerus akan menimbulkan penyakit ginjal.  

“Secara garis besarnya, penyakit ginjal dibedakan karena waktu kelainan struktur dan fungsinya. Penyakit ginjal akut atau gagal ginjal kelainan struktur dan fungsinya dibawah 3 bulan. Sedangkan penyakit ginjal kronis diatas 3 bulan,” ujarnya.

Abdul Rohman mengungkapkan, gagal ginjal masih ada kemungkinan untuk kembali menjadi normal. Sedangkan penyakit ginjal kronis menurutnya, tidak bisa normal justru mengalami proses ke arah yang lebih lanjut dengan perbedaan faktor.

“Ada yang memburuk dalam waktu cepat, ada yang memang sangat pelan-pelan sekali. Tapi intinya kalau yang sudah penyakit ginjal kronis biasanya yang sudah menginjak stadium 3 ke atas sangat sulit untuk kembali normal,” akunya.

Secara umum memang penyakit ginjal, kata Abdul Rohman, ada dua penyebabnya yakni diabetes militus (DM) atau kencing manis dan non diabetes militus.

“Tapi kencing manis masih menduduki porsi terbesar penyebab penyakit ginjal. Sedangkan penyebab non diabetes militus (batu) itu dikarenakan kondisi terutama Lamongan sebagai wilayah kapuria,” ucapnya.   

Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RSUD Dr Soegiri Lamongan ini menjelaskan, seseorang menderita penyakit ginjal dapat diketahui dari tanda-tanda yang dialaminya.     

“Obesitas dibarengi anemia dengan keluhannnya 3 L yaitu, lemah, letih, lesu. Kemudian kalau dia penyakit ginjal kronis akan diikuti dengan keluhan-keluhan nafus makan menurun, mual-mual, hipertensi bahkan nafasnya seperti bau kencing,” tuturnya.

Jadi untuk mengobati penyakit ini, Abdul Rohman menuturkan, harus dilakukan secara komprehensif terutama penyakit dasar yang menjadi penyebabnya.

“Misalnya dia punya DM, maka diabetnya harus diobati terlebih dahulu supaya tidak tambah progresif. Kalau diketahui seseorang itu punya batu ginjal maka harus diatasi ginjalnya,” ujar Dokter Spesialis Dalam RSUD Dr Soegiri Lamongan dr Abdul Rohman menjelaskan gangguan fungsi ginjal yang diakibatkan adanya penimbunan zat sisa metabolisme. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES