News Commerce Indonesia Bangkit

Dosen IKHAC Mojokerto Isi Kelas Intensif Bersama 20 Ulama Perempuan Nusantara

Sabtu, 24 April 2021 - 05:13 | 88.72k
Nyai Hj. Farida Ulvi Na'imah MHI, Kaprodi HKI Fakultas Syariah Islam IKHAC Mojokerto (kiri). (Foto: IKHAC Mojokerto for TIMES Indonesia)
Nyai Hj. Farida Ulvi Na'imah MHI, Kaprodi HKI Fakultas Syariah Islam IKHAC Mojokerto (kiri). (Foto: IKHAC Mojokerto for TIMES Indonesia)
FOKUS

Indonesia Bangkit

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Mengkaji kursus keluarga bahagia berbasis kitab Mamba'ussa'adah, Nyai Hj. Farida Ulvi Na'imah MHI, salah satu dosen Prodi Hukum Keluarga Islam Institut Pesantren KH Abdul Chalim (IKHAC) Mojokerto, mengisi Kelas Intensif Ramadhan 1442 H 20 Hari Bersama 20 Ulama Perempuan Nusantara.

“Kegiatan ini diinisiasi oleh 3 LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) non pemerintah yang konsen pada isu-isu tentang perempuan. Ketiga LSM tersebut adalah Rahima, Fahmina, dan Mubadalah," ujar Nyai Ulvi.

Kelas intensif ini dimulai sejak 16 April hingga 8 Mei 2021 yang dilaksanakan selama Ramadhan 1442 H setiap pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai.

Lebih lanjut Nyai Ulvi menjelaskan bahwa LSM tersebut memiliki program pengkaderan yang dikhususkan untuk menyemai kader-kader ulama perempuan. 

"Mereka memiliki program pengkaderan, di Rahima itu namanya PUP (Pengkaderan Ulama Perempuan) dan di Fahmina namanya DKUP (Dauroh Kader Ulama Perempuan),” kata dia.

Para LSM  tersebut sudah bekerja sama dengan lembaga atau organisasi masyarakat seperti Nahdlatul Ulama (NU), Jam'iyyah Pengasuh Pesantren Putri dan Mubalighoh (JP3M), serta berbagai pusat studi gender di kampus-kampus.

Disamping itu, Nyai Ulvi menambahkan bahwa dirinya telah mengikuti pelatihan dari DKUP selama satu minggu. "Saya sendiri kemarin mengikuti DKUP, dari Dauroh itu kemudian kita selama satu minggu melaksanakan pelatihan, 5 hari secara daring dan 2 hari secara offline di Semarang pada 3-4 April lalu," ungkapnya.

JP3M merekomendasikan Nyai Ulvi untuk tergabung dalam kelas intensif 20 Hari Bersama 20 Ulama Perempuan Nusantara ini. 

"Yang merekomendasi saya adalah JP3M yang isinya bu nyai bu nyai. Mungkin pertimbangannya dari kontribusi seperti membuat tulisan-tulisan seputar perempuan serta bahasan tafsir sehingga saya direkomendasi untuk ikut," kata Nyai Ulvi.

Kajian yang mem-booming-kan ulama perempuan ini perdana dilaksanakan pada Ramadhan 1442 H. Tahun sebelumnya dikaji sendiri oleh pengarangnya sendiri melalui channel YouTube-nya.  

"Kegiatan yang mem-booming-kan dan memperkenalkan ulama perempuan diawali pada tahun 2017 dengan adanya Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), pertamakali ada di Cirebon,” ujar dia.

KUPI ini bisa dibilang induknya, diikuti oleh LSM yang cakupannya Nasional. Fahmina, Rahima, Mubadalah pun tergabung dengan KUPI dan rata-rata pemateri dari KUPI sudah menduduki tempat-tempat seperti Komnas Perempuan, legislatif, dan sudah mencapai jaringan luar negeri. 

Adapun latar belakang dari kajian keluarga bahagia berbasis kitab Mamba'ussa'adah adalah pengarang kitab tersebut ingin mengulas karyanya dengan mengadakan kajian yang melibatkan ulama perempuan di Nusantara. 

"Kiai Faqihuddin Abdul Qodir The Founder of Mubadalah yang juga pengarang Qiro'ah Mubadalah, beliau punya keinginan untuk mengulas salah satu karyanya yang berjudul Mamba'ussa'adah yang isinya berkaitan dengan relasi suami dan istri,” papar dia.

Dalam bukunya, Kiai Faqihuddin mengajarkan bagaimana kita memahami ayat yang bisa kita mubadalah, adanya bentuk kesalingan antara suami dan istri. Tidak hanya ayat tertentu itu berlaku untuk kewajiban suami atau kewajiban istri saja. Intinya perlu ada relasi yang baik dalam rumah tangga.

"Saya terjadwal 1 Mei 2021 mendatang dengan pembahasan 'khitan bagi laki-laki bukan untuk perempuan'. Jadi kita mengkaji isi kitab dan kita tinggal menyampaikan. Yang terpenting makna-makna dan ajaran signifikan dari kitab tersebut bisa tersampaikan dengan baik,"  kata dia.

Menurut Nyai Ulvi, pengertian ulama perempuan itu tidak selalu berjenis kelamin perempuan. Tetapi laki-laki yang konsen dan mendukung kajian tentang isu seputar perempuan juga termasuk kategori ulama perempuan.

Sebagai salah satu ulama perempuan yang turut eksis dalam persoalan dan isu perempuan, Nyai Ulvi sampaikan tanggapan dan harapan dari adanya kegiatan ini.

"Karena kajian ini mengangkat isu perempuan, saya sebagai perempuan dan mengalami juga pengalaman sosial dan biologis yang tidak dialami laki-laki, merasa seperti ada kewajiban untuk paham terhadap hal-hal terkait keadilan dan kesetaraan, jelas dia.

Dia mengatakan, mungkin kalau sebatas disuarakan perempuan, seolah terdengar mencari pembelaan semata. Tetapi ketika disebarluaskan, ini layak didengar oleh laki-laki.

“Harapan saya, mereka dapat memahami perempuan dengan memperhatikan pengalaman sosial dan biologis. Konstruk dinomor duakan dan keadaan biologis seperti nyeri pada bagian tubuh tertentu saat menjelang haid, hal seperti itu perlu diperhatikan," pungkas Kaprodi HKI Fakultas Syariah Islam Institut Pesantren KH Abdul Chalim (IKHAC) Mojokerto ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : M. Rofiul Achsan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES