Peristiwa Daerah TIMES Ramadan

Berburu Minuman Legen di Bumi Wali Tuban untuk Buka Puasa

Kamis, 22 April 2021 - 20:17 | 97.64k
Penyadap pohon siwalan dan minuman Legen di Kabupaten Tuban, Kamis (22/04/2021). (Foto: Ahmad Istihar/TIMES Indonesia)
Penyadap pohon siwalan dan minuman Legen di Kabupaten Tuban, Kamis (22/04/2021). (Foto: Ahmad Istihar/TIMES Indonesia)
FOKUS

TIMES Ramadan

TIMESINDONESIA, TUBANMinuman Legen khas daerah Tuban selalu diburu untuk menemani menu berbuka puasa. Rasanya yang manis dan segar sangat cocok untuk minuman buka puasa. 

Setiap orang pasti pernah mendengar minuman Legen yang diproses pembuatanya dari getah nira pohon tal (siwalan, ental, lontar) bahasa Latin Borassus flabelifer. Pohon ini banyak ditemui di perbukitan kapur Kabupaten Tuban. Seperti di kawasan Desa Tasikmadu dan Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang maupun Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. 

Penyadap Pohon Siwalan b

Salah seorang penyadap pohon siwalan saat ditemui di perkebunan pohon siwalan bernama Daim (63) tahun menuturkan bahwa dirinya sudah puluhan tahun menggeluti dan memelihara pohon siwalan untuk dikelola dan dirawat. Bunga-bunga pohon lontar disadap dijadikan bahan minuman legen maupun minuman toak. 

"Karena bulan Ramadan. Produksinya legen untuk jenis toak libur dulu," terang bapak tiga anak di area perkebunannya, Kamis (22/04/2021) 

Mbah Daim sapaan pria paruh baya itu menambahkan minuman Legen dalam prosesnya dimulai dari sadapan getah bunga pohon siwalan. Setiap tetesan cairan getah dari kuncup bunga ditampung kedalam wadah berupa tabung dari bambu, lalu pagi atau sore hari diunduh kembali untuk kemudian siap dituangkan ke wadah yanh disebut centak. 

"Kalau pembeli dsei jauh langsung dikemas di botol minuman ukuran besar," imbuhnya. 

Sekedar diketahui, perjuangan untuk mendapat sebotol minuman Legen, penyadap harus naik - turun memanjat pohon siwalan yang menjulang setinggi kurang lebih 9-10 meter. Itupun pengambilan hasil sadapan hanya pagi pukul 07.00 WIB dan sore pukul 15.00 WIB.  

"Sebabnya itu harga Rp 15 ribu per botol. Pengambilanya pagi dan sore saja. Ini saja cuma habis 6 botol," papar Mbah Daim.

Penyadap lain Sumari mengatakan dirinya lebih memilih memproduksi minuman Legen daripada minuman toak.

"Kalau saya jual khusus legen mas," tutur Sumari usai memanjat pohon siwalan sore. 

Sumari menambahkan membludaknya permintaan minuman legen, tidak membuat para penyadap kuwalahan untuk memenuhi permintaan pasar. Akan tetapi menipisnya pohon serta pertumbuhan dan air sari bunga pohon siwalan terbatas sangat mempengaruhi stok minuman legen tetap tersedia.

"Pantas saja semuanya berlomba mendapatkan legen. Stok terbatas, dan harganya tetap terjangkau. Biasanya sore kalau ingin dapat langsung," tambahnya

Sementara itu, pembeli asal Rembang Jateng, Salam mengatakan bahwa rasa legen di sini lebih segar dan alami dari perkebunan pohon siwalan. Sebab itu dirinya memilih membeli langsung ke penjual atau petani. 

"Cocok sih dihidangkan minum berbuka puasa, rasanya segar, manis sangat alami," ujar Salam sambil menenteng Legen di botol sambil bergegas pulang. 

Penyadap Pohon Siwalan c

Sekedar diketahui di bulan puasa orang-orang Tuban khususnya akan memburu Legen. Hal ini ditandai banyaknya penjual Legen bertebaran di jalanan untuk menjajakan minuman khas tersebut. 

Namun harus diperhatikan bagi para pembeli, minuman Legen harus bisa bedakan berwarna agak keruh, namun keruh ini bukan berarti tidak layak konsumsi. Sebab Legen berwarna keruh dan berbusa merupakan kualitas asli tanpa campuran air maupun pemanis buatan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES