Ekonomi Indonesia Bangkit

Ramadan Jadi Momen Awal Kebangkitan UMKM di Lamongan

Kamis, 22 April 2021 - 15:59 | 81.33k
Salah satu produk kain batik tenun Paradila, di Desa Parengan, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan. (FOTO: MFA / TIMES Rohmatillah)
Salah satu produk kain batik tenun Paradila, di Desa Parengan, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan. (FOTO: MFA / TIMES Rohmatillah)
FOKUS

Indonesia Bangkit

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Datangnya Bulan Ramadan nampaknya menjadi momen kebangkitan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Lamongan. Pasalnya di bulan suci ini, sejumlah pelaku usaha yang sebelumnya mengalami masa sulit sejak pandemi Covid-19, kini mulai kebanjiran pesanan.

Salah satu pelaku UMKM di Lamongan yang mengalami peningkatan pesanan sejak datangnya Bulan Ramadan adalah Miftahul Khoiri, perajin tenun ikat Paradila, di Desa Parengan, Kecamatan Maduran.

Miftahul mengungkapkan, permintaan kain tenun ikat, terutama sarung tenun produksinya mengalami peningkatan cukup drastis dari bulan-bulan sebelumnya. "Sebelum bulan puasa biasanya hanya 2 sampai 3 kodi. Namun kali ini bisa 10 sampai 12 kodi," kata Miftahul, Kamis (22/4/2021).

produk-kain-batik-tenun-Paradila-2.jpg

Menurut Miftahul, permintaan sarung tak hanya datang dari dalam negeri saja, melainkan permintaan juga datang dari luar negeri seperti Timur Tengah dan Malaysia.

"Alhamdulillah tahun ini pesanan banyak mas. Tahun 2020 kemarin penjualan turun drastis karena virus corona. Tapi sekarang, sejak  Covid-19 di Indonesia sudah berangsur-angsur hilang, Alhamdulillah permintaan banyak lagi," tuturnya.

Lebih lanjut Miftahul mengungkapkan, kain dan sarung tenun ikat Paradila dijual dengan harga cukup beragam, mulai harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Selain dijual di rumah produksi Paradila, kain tenun ikat produksi Miftahul juga dikirim ke beberapa toko perwakilan di sejumlah kota, seperti Jakarta, Surabaya, Kalimantan Timur, Manado dan beberapa kota lainnya.

produk-kain-batik-tenun-Paradila-3.jpg

"Alhamdulillah selain dalam negeri kami juga memenuhi permintaan dari luar negeri, seperti Somalia dan untuk busana tenun ikat itu kita ekspor ke Malaysia," jelasnya.

Agar selalu diminati masyarakat luas. Miftahul kerap merubah motif dan model tenunnya menyesuaikan perkembangan zaman. Meski begitu, namun ciri khas batik Lamongan tidak pernah di tinggal.

"Selain memproduksi sarung, kami juga memproduksi busana tenun ikat muslim dan Alhamdulillah tak jarang artis ibu kota juga memakai busana tenun ikat muslim dari kita, seperti mbak Krisdayanti dan lainnya," katanya.

Selain perajin tenun ikat, peningkatan pesanan saat Ramadan sebelumnya juga diungkapkan oleh pelaku UMKM songkok di Desa Pengangsalan, Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES