Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Bekerja dan Ibadah Puasa

Rabu, 21 April 2021 - 15:44 | 32.81k
Muhammad Yunus, Dosen Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Muhammad Yunus, Dosen Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Marhaban Yaa Ramadhan. Alhamdulillah sudah hampir satu minggu kita menjalani puasa Ramadhan 1442 H di tanggal 19 April 2021 ini. Alhamdulillah meskipun pandemi covid-19 belum berakhir aktivitas puasa kita tahun ini juga lebih semarak dari tahun lalu, 1441 H.

Kegiatan iftor bersama, sholat taraweh bersama di masjid-masjid, dan kegiatan kultum serta tadarus terlihat seperti normal meskipun tetap dengan protokol kesehatan. Semoga tahun depan, 1443 H, semuanya kembali normal dan tentu kitapun bertemu dengan Ramadhan tahun depan, aamiin.

Puasa sebagai ibadah fisik sekaligus ruhani harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Disebut ibadah fisik karena ibadah puasa melatih fisik untuk kuat menahan lapar dan dahaga disiang hari mulai dari masuk waktu subuh (fajar) sampai maghrib.

Disebut ibadah ruhani karena esensi puasa adalah pengendalian diri untuk mengekang hawa nafsu serta penyakit hati agar diri ini kuat untuk tidak berbuat ngibah, iri, dengki, namimah, sombong, riya’ dan sebagainya. Jika fisik dan ruhani ini mampu melakukan itu semua maka jaminan Allah SWT kita yang menjalankan ibadah puasa akan diangkat menjadi orang yang bertaqwa, entitas karakter seorang muslim yang mampu istiqomah menjalankan ibadah dan kuat meninggalkan semua yang dilarang oleh Allah SWT.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Dalam rangka mencapai cita-cita itu maka amaliah puasa harus diimbangin dengan latihan-latihan dan amalan-amalan yang mampu mengantarkan kebeningan hati tersebut. Misalnya dengan memperbanyak istighfar, berinfak dan bershadaqah, serta memperbanyak ibadah-ibadah sunnah seperti membaca Al Quran dan qiyamul lail. Hal ini semata-semata mengawal agar ibadah puasa kita sempurna disisi Allah SWT.

Lantas bagaimana dengan tuntutan kita yang sedang bekerja. Masyarakat modern tetap dituntut untuk melakukan aktifitas kerja seperti biasanya dengan mengurangi jatah waktu yang ada. Seharian di tempat kerja dengan ritme kerja yang padat dan tuntutan target tentu menguras waktu kita untuk melakukan tambahan amalan-amalan ibadah kita. Oleh karenanya perlu sebuah strategi dan manajemen waktu agar kita mampu menyeimbangkan itu semua.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Bekerja sejatinya juga bentuk ibadah. Ibadah ngoiru mahdhah. Ibadah yang juga mempunyai nilai pahala disisi Allah SWT. Karena bekerja adalah perintah dari Allah SWT juga sebagaimana firman-Nya dalam Surat At Taubah ayat 105 yang artinya “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan (at-Taubah/9: 105).

Dari sinilah kita harus pandai mengatur diri. Bekerja yang dinilai ibadah jika aktifitas bekerja itu kita niatkan hanya semata-mata karena Allah SWT, mencari dan menyambut Rezeqi Allah SWT. Jika ini kita lakukan perjalanan kita dari tempat tinggal menuju tempat bekerja akan bernilai ibadah disisi Allah SWT. Disela-sela bekerja kita juga perhatikan ibadah mahdhah, ibadah yang wajib untuk dilaksanakan seperti shalat dan tetap menjalankan puasa. Disela-sela bekerja kita harus tetap kita lakukan untuk memperbanyak istighfar dan jika memungkinkan disela-sela istirahat sejenak kita membaca Al Quran. Untuk itu ada baiknya kita tetap memelihara wudhu kita sehingga sewaktu-waktu kita dapat membaca Al Quran dari tempat mana saja asal bukan tempat yang dilarang untuk membaca Al Quran.

Terpenting dari ini adalah ditempat kerja kita harus mampu mengendalikan hati kita dari berbagai aktifitas penyakit hati yang disebutkan sebelumnya. Jangan sampai puasa kita rusak gara-gara ditempat kerja kita justru iri dan dengki dengan teman sejawat, membicarakan kejelekannya, namimah, riya’ terhadap atasan, merasa lebih baik, sombong, dan penyakit hati lainnya. Sebisa mungkin tidak berbicara jika tidak penting dan lebih banyak menggetarkan hati untuk mengingat Allah SWT.

Jadi bekerja kita harus tetap memperhatikan kualitas ibadah puasa kita. Kualitas hidup kita banyak ditentukan ditempat kerja kita. Jika kita bisa mengendalikan diri ditempat kerja maka insyaALlah kita akan selamat hidup didunia ini dan akan mampu mengantarkan puasa kita pada jenjang muttaqien. insyaAllah. Wallahu a’lam bissawab. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Muhammad Yunus, Dosen Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Malang (UNISMA).

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES