Peristiwa Nasional

Kisruh Kamus Sejarah Indonesia, Kemendikbud RI Diminta jangan Asal Buat

Kamis, 22 April 2021 - 07:15 | 36.13k
Para pahlawan dan tokoh pejuang bangsa Indonesia. (FOTO: NUonline)
Para pahlawan dan tokoh pejuang bangsa Indonesia. (FOTO: NUonline)

TIMESINDONESIA, JAKARTA –  'Jas Merah' kata Soekarno. Artinya, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Apalagi sampai melupakan sejarah. Demikian pun yang menjadi problem akhir-akhirnya ini. Soal Kemendikbud RI yang tidak mencantumkan nama-nama tokoh sentral seperti KH Hasyim Asy'ari di Kamus Sejarah Indonesia. Hal itu harus tak boleh terulang lagi.

Bicara Indonesia adalah bicara soal sejarahnya, dengan para tokoh atau pahlawan mengorbankan segalanya untuk Tanah Air ini demi mengusir penjajah. Tanpa sejarah heroik itu, niscaya tak ada juga Indonesia.

Blunder yang dilakukan oleh Kemendikbud RI menuai banyak kritikan keras dari berbagai elemen. Tak terkecuali warga Nahdliyyin. Mendesak pihak Kemdikbud RI untuk meminta maaf kepada masyarakat Indonesia, khususnya kepada para ulama.

Sebelumnya, Kemendikbud RI mengeluarkan rilisnya dan menyatakan bahwa, buku tersebut masih berbentuk naskah dan belum beredar di masyarakat. Namun rilis tersebut seakan terbantah, nyatanya dibeberapa tokoh online, buku tersebut sudah terjual dan beredar.

Mendikbud RI Nadiem Makarim kemarin pun buka suara soal hal ini. Ia menyatakan, buku tersebut ada sebelum dirinya menjabat sebagai Mendikbud RI. Namun yang disayangkan banyak pihak, mengapa Nadiem tidak memberikan respon cepat? Padahal, Kamus Sejarah Indonesia itu sudah ada dari 2017 lalu.

“Kamus Sejarah ini disusun tahun 2017. Sebelum saya menjabat (jadi menteri),” kata Nadiem dalam pernyataannya, di Instagram pribadinya.

DPR RI dan MPR RI Kecewa

Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda mengatakan, bukan hanya KH Hasyim Asy'ari yang tak tercatat. Diketahui, nama Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur juga tidak ada dalam Kamus Sejarah Indonesia tersebut.

"Sekali lagi memang kita dibikin jengkel betul ini, kita dibikin kecewa berat atas penerbitan buku Kamus Sejarah Indonesia ini," kata Huda.

Ia mengatakan, meskipun penyusunan kamus sejarah diakui oleh Kemendikbud RI adalah belum final, kamus itu sudah bisa diunduh oleh publik di internet dan telah memiliki International Standar Book Number (ISBN). Ia sangat khawatir nantinya menyebabkan salah paham.

"Meskipun belum final atau belum resmi, tapi faktanya ini bisa diunduh melalui situs Kemendikbud yang namanya Rumah Belajar. Kemudian, ISBN-nya juga sudah ada itu yang drafnya belum final," ujarnya.

Salah satu tokoh mudah NU yakni Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir mengatakan, Kamus Sejarah Indonesia adalah proyek kementerian yang terburu-buru.

"Kelihatannya ini kerjaan ala proyek kementrian yang dilakukan dg terburu2 dan asal selesai," ujar Gus Nadir dikutip dari akun Twitternya, Kamis (22/4/2021).

Hal itu lanjut dia, karena tidak melalui proses penyuntingan yang ketat layaknya karya ilmiah. "Tidak melalui proses double blind review dan penyuntingan yg ketat layaknya sebuah karya ilmiah," ujarnya.

Selain itu, Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid juga ikut mengkritik keras Kamus Sejarah Indonesia tersebut. "Saya telah baca Kamus yang beredar tersebut. Ternyata, bukan hanya pendiri NU KH Hasyim Asy'ari yang tidak dicantumkan sebagaimana disebut dalam banyak pemberitaan," jelasnya.

"Bahkan putra Beliau, yaitu KH Wahid Hasyim, yang anggota BPUPK, Panitia 9 dan PPKI, juga banyak tokoh umat Islam lain yang sudah diakui sebagai Pahlawan Nasional dan berperan konstruktif untuk menghadirkan dan membentuk Indonesia Merdeka juga tidak dimasukkan ke dalam Kamus tersebut. Maksudnya apa?" jelasnya.

Ia mencatat, beberapa tokoh yang penting lainnya yang tidak dicantumkan di antaranya, KH Mas Mansoer yang merupakan mantan Ketua PP Muhammadiyah, Anggota BPUPK, Pendiri MIAI; Mr Syafruddin Prawiranegara yang merupakan tokoh Masyumi sekaligus pencetus dan pemimpin Pemerintahan Darurat RI (PDRI).

Kemudian Mohammad Natsir, tokoh Partai Masyumi sekaligus pencetus mosi integral yang menyelamatkan NKR, Ir Djoeanda yang merupakan Guru Muhammadiyah yang berjasa dengan Resolusi Djoeanda menjadikan Indonesia menjadi betul-betul NKRI yang bercirikan nusantara, dan lain sebagainya.

Sudah Dicabut

Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid menyatakan, pihaknya telah menurunkan atau mencabut Kamus Sejarah Indonesia tersebut dari situs Rumah Belajar Kemendikbud RI sejak diunggah dua tahun pascaterbit pada 2019.

"Untuk memastikan ini tidak kemudian jadi berlarut ya kami sudah menurunkan (mencabut). Jadi sudah tidak ada lagi di website rumah belajar," jelasnya.

Selain Kamus Sejarah Indonesia, ia mengaku, pihaknya juga bakal mengkaji ulang kamus sejarah modern yang lain. Hal itu lanjut dia, pihaknya tak ingin kesalahan yang sama kembali terjadi.

"Jadi ini (Kamus Sejarah Indonesia) bukan seperti sengaja menghilangkan (nama tokoh). Kemudian sengaja memasang untuk orang terpengaruh. Sama sekali tidak. Itu saya kira narasi keliru," ujar Kemendikbud RI. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES