Peristiwa Internasional

Refleksi Hari Kartini, Ning Ema: Perempuan Harus Berani Menjadi Politisi

Rabu, 21 April 2021 - 18:50 | 52.89k
Ema Ummiyatul Chusnah, DPR RI Dapil VIII Jatim saat ditemui dikediamannya komplek Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas Jombang (Foto : Rohmadi/TIMES Indonesia)
Ema Ummiyatul Chusnah, DPR RI Dapil VIII Jatim saat ditemui dikediamannya komplek Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas Jombang (Foto : Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Teladani perjuangan Raden Ajeng Kartini (RA Kartini) sebagai pahlawan perempuan di Indonesia. Ema Ummiyatul Chusnah (Ning Ema) anggota Dewan Perwakilan Rakyak Republik Indonesia (DPR RI) mengajak kepada perempuan milenial berani terjun sebagai politisi.

Perempuan kelahiran Jombang, 08 Juli 1973 ini mengartikan sosok RA Kartini sebagai pahlawan nasional perempuan yang sangat elegan dalam memperjuangkan hak-hak sebagai perempuan.

"Saya memandang beliau (RA Kartini) perempuan yang cerdik dan cerdas dalam memperjuangkan perempuan. Semua itu tak lepas dari stategi jitu politiknya yang hebat, seperti yang diketahui waktu itu perempuan sangat tertindas dan tidak bisa menerima haknya dengan baik," katanya, kepada TIMES Indonesia saat ditemui di kediamannya komplek Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Rabu (21/4/2021).

Menurutnya, di era teknologi dan digital seperti saat ini, serta pemerintah Indonesia yang sudah terbuka akan hak asasi manusia. Ini menjadi peluang yang sangat besar bagi para kaum perempuan untuk berkiprah mewarnai Indonesia dengan berbagai kreativitas dan potensi yang dimiliki oleh perempuan.

"Saya mengajak para perempuan tertutama kaum milenial agar berani untuk terjun di dunia politik," ajaknya.

Wanita yang akrab disapa Ning Ema ini menjelaskan, kenapa perempuan harus berani terjun di dunia politik. Sebab dengan menduduki sebuah kekuasaan memperjuangkan hak perempuan akan lebih mudah.

"Banyak yang mengira dari masyarakat bahwa politik itu keji sebagainya itu tidaklah benar dan jangan takut. Maka saya dalam berorganisasi dan beraktivitas dalam masyarakat selalu memberikan pendidikan politik kepada perempuan," ujar politisi PPP ini.

Tidak bisa dipungkiri perempuan merupakan sebuah tiang negara. Siapa yang akan menegakan dan meneriakan hak perempuan kalau bukan kita sendiri sebagai perempuan. Maka perempuan masuk politik itu merupakan suatu hal yang biasa bahkan bisa menjadi kebanggaan tersendiri.

"Jadi perempuan ialah tiang negara. Artinya jika perempuan-perempuan mempunyai akhlakul karimah maka negara kita akan kuat. Dan apabila sebaliknya perempuan di negeri ini mempuyai sifat yang tidak baik, bobrok dan tidak mempunyai budipakerti maka tunggu saja kehancuran negeri ini. Maka disitulah peran sentral seorang perempuan," jelasnya.

"Begitu juga kesuksesan laki-laki tidak lepas dari sebuah peran perempuan. Contoh kecilnya saja di dalam keluarga, apalagi di lingkungan pemerintahan," tambahnya.

Terakhir, Ning Ema mengajak, perempuan beranikan diri untuk masuk sistem dalam tanda kutip berani menjadi seorang politisi perempuan menyuarakan dengan lantang keadilan seperti halnya RA Kartini yang berani memperjuangkan perempuan.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES