Hari Kartini, Ibu Guru di Bondowoso Bacakan Puisi Perjuangan Perempuan untuk Siswa

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Dalam rangka memperingati Hari Kartini 2021, sejumlah guru di Kabupaten Bondowoso membacakan puisi tentang perjuangan perempuan di depan para siswanya.

Kartini adalah pahlawan muda yang dikenal dengan perjuangannya mewujudkan emansipasi wanita. Tanggal 21 April perempuan ini dilahirkan, dan kemudian diperingati sebagai Hari Kartini.

Para pembaca puisi tersebut adalah guru dan kepala SMK PP Negeri 1 Tegalampel. Dengan mengenakan kebaya, para perempuan tersebut memotivasi siswanya melalui puisi bertajuk 'Raden Ajeng Kartini' yang merela ciptakan sendiri.

Kepala SMK PP, Anik Sudiartini mengatakan, hanya guru yang mengenakan kebaya di Hari Kartini ini, karena siswa yang masuk pun hanya kelas X. "Siswa ini kan baru masuk juga, rencananya semuanya pakai baju nasional," katanya saat dikonfirmasi usai kegiatan, Rabu (21/4/2021).

Menurutnya, pembacaan puisi tentang tema Kartini itu sebagai motivasi kepada siswa-siswi di sekolahnya, untuk menanamkan semangat juang dan terus berkarya. "Ada empat guru tadi yang membacakan puisi. Termasuk saya. Selain itu, siswi juga membacakan puisi untuk kami sebagai bu guru," paparnya.

Sebenarnya kata dia, pesan dari kegiatan ini menekankan agar pemuda tidak boleh lupa pada sejarah. 

"Anak-anak harus meneruskan perjuangan di zaman yang sekarang. Disesuaikan dengan zamannya, yang tidak sama dengan masa Raden Ajeng Kartini. Apalagi sekarang masuk era digital dan ada Corona. Tetapi harus tetap berkarya," bebernya.

Di momentum Hari Kartini ini kata dia, dia mengajak siswi agar punya rasa syukur dengan meneladani para pahlawan. 

"Karena dengan perjuangan Kartini, kita bisa seperti sekarang. Bisa sekolah, bekerja, berkarya dan berprestasi seperti sekarang," jelas perempuan yang beberapa kali dinobatkan sebagai guru berprestasi tingkat nasional itu.

"Kita sebagai seorang perempuan sekaligus seorang ibu. Setinggi apa pun jabatan kita, kita tak boleh lupa kodrat kita sebagai perempuan. Ada rambu-rambu sebegai perempuan, tak boleh keluar dari itu," sambungnya.

Namun demikian, dalam hal profesi perempuan harus bisa masuk di lini kehidupan apapun. Bahkan jika tidak ada Kartini, mungkin dirinya tak jadi kepala sekolah seperti sekarang. "Tanpa Ajeng Kartini, mungkin kita tidak bisa seleluasa sekarang," imbuhnya.

Dia berpesan kepada siswi sebagai Kartini muda, agar bisa meneruskan perjuangannya baik di dunia pendidikan dan sebagainya. 

"Marilah terus semangat untuk berkarya, berprestasi, dengan tidak keluar dari kodrat sebagai seorang wanita. Raihlah cita-cita setinggi mungkin dengan semangat penuh," pesannya.

Berikut puisi karya guru SMK PP Negeri 1 Tegalampel Bondowoso:

RADEN AJENG KARTINI

Karya : Rini Prabandari, S.Pd

Jepara, 21 April 1879 lahirlah perempuan mungil putri bangsawan.

Kau terlahir cerminan kaum perpuan di zamannya.
Dengan nama Kartini kau seakan menggemparkan dunia.

Beranjak remaja namamu semakin harum di bumi Pertiwi.
Perjuanganmu untuk kaummu seakan menjadi lentera bagi kami.

Kekangan adat keraton tak menghalangi untuk memajukan kaummu.
Lewat tulisan menjadi senjata dalam perjuanganmu.

Lewat tulisan kau gemparkan kegigihanmu untuk menentang kezaliman terhadap kaummu.
Lewat sahabatmu terungkap cita-citamu
Untuk mengharumkan bumi Pertiwi.

Lihatlah Kartini,kami yang berdiri disini.
Akan mengikuti jejakmu dalam perjuangan. sebagai pelajar yang siap dengan cita-citamu yang pernah terbelenggu..

Kumpulan cita-citamu akan menjadi penerang derap langkah kami. "

 Habis Gelap Terbitlah Terang"

Puisi ini dibacakan oleh siswi dan guru SMK PP Negeri 1 Tegalampel Kabupaten Bondowoso, dalam peringatan Hari Kartini Tahun 2021. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement