Kopi TIMES

Kartini Muda Masa Kini

Rabu, 21 April 2021 - 12:05 | 78.06k
Francisca Widya Natalia.
Francisca Widya Natalia.

TIMESINDONESIA, MALANG – Kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan tidaklah satu diantaranya menjadi acuan untuk menjadi standart siapa yang lebih baik dan siapa yang layak. Karena, sejatinya manusia itu adalah satu, diciptakannya Adam lalu diambilah tulang rusuk adam untuk mencipatkan Hawa. Itulah bukti bahwa manusia itu adalah satu. Ibarat yin dan yang, perempuan dan laki-laki harus berkaitan satu dengan lainnya untuk saling bekerja sama. Berbagi peran dan dikomunikasikan. Yang perlu kita sadari adalah kita memahami perbedaan laki-laki dan perempuan serta peran sosial antara keduanya, harus dengan nalar yang adil sejak dalam pikiran.

Tanpa disadari seringkali perempuan dihadapkan kepada 2 pilihan yaitu bekerja atau menjadi ibu rumah tangga. Banyak yang beranggapan bahwa ketika seorang perempuan memilih untuk bekerja atau berkarier maka akan dinilai menyalahi kodrat, yang seharusnya bekerja adalah tanggung jawab dari seorang kepala keluarga. Disisi lain, ketika perempuan memutuskan untuk memilih menjadi ibu rumah tangga, banyak yang beranggapan bahwa ia telah merelakan potensi atau kemampuan yang ada didalam dirinya. Cara pandang dunia mengenai perempuan harus menimbang, berfikir lebih panjang ketika akan mengambil keputusan. Tanpa disadari, sejatinya perempuan menghadapi multiperan yang hadir dengan sebuah tuntutan.

Di era digitalisasi saat ini sebenarnya seorang perempuan dapat bekerja dengan berbagai bentuk aktivitas yang bervariasi. Seperti contoh, ketika seorang perempuan memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga, maka artinya ia akan fokus dalam hal mengurus keluarga dan rumah tangga saja. Akan tetapi jika perempuan tersebut ‘melek’ terhadap teknologi dan memiliki rasa ingin berkembang, maka ia akan memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini dengan baik. Bisa saja perempuan tersebut membuka usaha online shop, dimana usaha ini dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja melihat waktu untuk membuka internet lebih banyak dan leluasa. Dengan demikian, anggapan mengenai dihadapkannya perempuan terhadap dua pilihan yakni bekerja atau menjadi ibu rumah tangga, dapat tersingkirkan.

Anggapan mengenai “masak, macak, manak” seringkali dipandang rendah oleh sebagian orang. Padahal sejatinya apabila kita kupas lebih dalam lagi mengenai  “masak, macak, manak” memiliki makna yang berarti. Masak, yang dalam arti luas yaitu mengolah bahan makanan hingga siap untuk dihidangkan, akan tetapi masak juga memiliki arti lain yaitu dimana seorang perempuan harus mampu mengelola keuangan keluarga dengan baik dan optimal. Macak, yang memiliki arti luas bagaimana seorang perempuan harus dapat berdandan dan merawat diri, akan etapi macak juga memiliki arti lain yaitu dimana seorang perempuan harus dapat menjaga nama baik keluarga dan seorang suami. Manak, dalam arti luas diartikan sebagai menghasilkan keturunan, manak juga memiliki arti lain sebagai seorang perempuan harus dapat memunculkan ide-ide baru yang berguna bagi keluarga. Seorang perempuan harus memiliki skill memasak, karena sejak menjadi zigot diperlukan makanan yang sehat dan bergizi untuk calon bayi nya. Perempuan juga harus pandai berdandan supaya tidak semakin dipandang sebelah mata oleh orang lain. Perempuan pasti juga akan melahirkan individu-individu baru yang merupakan generasi penerus bangsa. Sehingga pandangan negatif mengenai “masak, macak, manak” seharusnya tidak ada lagi, jikalau semua orang memahami arti sesungguhnya dari “masak, macak, manak”.

R.A Kartini merupakan sosok panutan bagi perempuan Indonesia. R.A Kartini merupakan tokoh yang memperjuangkan hak-hak perempuan. Menurut filosofi Jawa wanita memiliki arti sebagai wani ditata dalam Bahasa Indonesia yaitu berani diatur. Kebangkitan kaum perempuan didalam era globalisasi saat ini menuntut perempuan untuk ambil bagian dalam kepemimpinan. Pemimpin perempuan harus memiliki sikap asertif, yaitu penuh percaya diri. Menjadi pemimpin perempuan menjadi suatu hal yang baru dan unik. Padi hakikatnya, masing-masing wanita merupakan seorang pemimpin yang dalam kepemimpinannya dalam lingkungan masing-masing, baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Apabila tercipta kesempatan perempuan dalam memegang peran sebagai pemimpin, akan timbul dampak positif dimana permasalahan kesetaraan gender ditandai dengan tidak ada diskriminasi baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini dikarenakan perempuan mampu memberikan suara, dan berpartisipasi dalam konteks pembangunan negara yang baik.

Jadi, sudah siapkah kita untuk menjadi wanita masa kini yang lebih baik dan lebih bahagia? Sekali lagi selamat memperingati Hari Kartini. Jangan hanya memperingatinya dengan memakai kebaya tanpa memaknainya lebih dalam lagi. Tapi peringati dengan menjadi wanita yang punya karya, menginspirasi dan jadi sebaik-baiknya wanita yang tak pernah lupa akan kodrat hidupnya.

Kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan tidaklah satu diantaranya menjadi acuan untuk menjadi standart siapa yang lebih baik dan siapa yang layak. Karena, sejatinya manusia itu adalah satu, diciptakannya Adam lalu diambilah tulang rusuk adam untuk mencipatkan Hawa. Itulah bukti bahwa manusia itu adalah satu. Ibarat yin dan yang, perempuan dan laki-laki harus berkaitan satu dengan lainnya untuk saling bekerja sama. Berbagi peran dan dikomunikasikan. Yang perlu kita sadari adalah kita memahami perbedaan laki-laki dan perempuan serta peran sosial antara keduanya, harus dengan nalar yang adil sejak dalam pikiran.

Tanpa disadari seringkali perempuan dihadapkan kepada 2 pilihan yaitu bekerja atau menjadi ibu rumah tangga. Banyak yang beranggapan bahwa ketika seorang perempuan memilih untuk bekerja atau berkarier maka akan dinilai menyalahi kodrat, yang seharusnya bekerja adalah tanggung jawab dari seorang kepala keluarga. Disisi lain, ketika perempuan memutuskan untuk memilih menjadi ibu rumah tangga, banyak yang beranggapan bahwa ia telah merelakan potensi atau kemampuan yang ada didalam dirinya. Cara pandang dunia mengenai perempuan harus menimbang, berfikir lebih panjang ketika akan mengambil keputusan. Tanpa disadari, sejatinya perempuan menghadapi multiperan yang hadir dengan sebuah tuntutan.

Di era digitalisasi saat ini sebenarnya seorang perempuan dapat bekerja dengan berbagai bentuk aktivitas yang bervariasi. Seperti contoh, ketika seorang perempuan memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga, maka artinya ia akan fokus dalam hal mengurus keluarga dan rumah tangga saja. Akan tetapi jika perempuan tersebut ‘melek’ terhadap teknologi dan memiliki rasa ingin berkembang, maka ia akan memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini dengan baik. Bisa saja perempuan tersebut membuka usaha online shop, dimana usaha ini dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja melihat waktu untuk membuka internet lebih banyak dan leluasa. Dengan demikian, anggapan mengenai dihadapkannya perempuan terhadap dua pilihan yakni bekerja atau menjadi ibu rumah tangga, dapat tersingkirkan.

Anggapan mengenai “masak, macak, manak” seringkali dipandang rendah oleh sebagian orang. Padahal sejatinya apabila kita kupas lebih dalam lagi mengenai  “masak, macak, manak” memiliki makna yang berarti. Masak, yang dalam arti luas yaitu mengolah bahan makanan hingga siap untuk dihidangkan, akan tetapi masak juga memiliki arti lain yaitu dimana seorang perempuan harus mampu mengelola keuangan keluarga dengan baik dan optimal. Macak, yang memiliki arti luas bagaimana seorang perempuan harus dapat berdandan dan merawat diri, akan etapi macak juga memiliki arti lain yaitu dimana seorang perempuan harus dapat menjaga nama baik keluarga dan seorang suami. Manak, dalam arti luas diartikan sebagai menghasilkan keturunan, manak juga memiliki arti lain sebagai seorang perempuan harus dapat memunculkan ide-ide baru yang berguna bagi keluarga. Seorang perempuan harus memiliki skill memasak, karena sejak menjadi zigot diperlukan makanan yang sehat dan bergizi untuk calon bayi nya. Perempuan juga harus pandai berdandan supaya tidak semakin dipandang sebelah mata oleh orang lain. Perempuan pasti juga akan melahirkan individu-individu baru yang merupakan generasi penerus bangsa. Sehingga pandangan negatif mengenai “masak, macak, manak” seharusnya tidak ada lagi, jikalau semua orang memahami arti sesungguhnya dari “masak, macak, manak”.

R.A Kartini merupakan sosok panutan bagi perempuan Indonesia. R.A Kartini merupakan tokoh yang memperjuangkan hak-hak perempuan. Menurut filosofi Jawa wanita memiliki arti sebagai wani ditata dalam Bahasa Indonesia yaitu berani diatur. Kebangkitan kaum perempuan didalam era globalisasi saat ini menuntut perempuan untuk ambil bagian dalam kepemimpinan. Pemimpin perempuan harus memiliki sikap asertif, yaitu penuh percaya diri. Menjadi pemimpin perempuan menjadi suatu hal yang baru dan unik. Padi hakikatnya, masing-masing wanita merupakan seorang pemimpin yang dalam kepemimpinannya dalam lingkungan masing-masing, baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Apabila tercipta kesempatan perempuan dalam memegang peran sebagai pemimpin, akan timbul dampak positif dimana permasalahan kesetaraan gender ditandai dengan tidak ada diskriminasi baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini dikarenakan perempuan mampu memberikan suara, dan berpartisipasi dalam konteks pembangunan negara yang baik.

Jadi, sudah siapkah kita untuk menjadi wanita masa kini yang lebih baik dan lebih bahagia? Sekali lagi selamat memperingati Hari Kartini. Jangan hanya memperingatinya dengan memakai kebaya tanpa memaknainya lebih dalam lagi. Tapi peringati dengan menjadi wanita yang punya karya, menginspirasi dan jadi sebaik-baiknya wanita yang tak pernah lupa akan kodrat hidupnya.

 

*) Penulis: Francisca Widya Natalia, Divisi Sosial Kemasyarakatan.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES