Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Mengembangkan Kemampuan Computational Thinking (CT) Sejak Dini

Senin, 19 April 2021 - 19:26 | 167.84k
Bagus Cahyanto, S.Pd. M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA)
Bagus Cahyanto, S.Pd. M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Kecakapan berpikir komputasi (computational thinking) merupakan salah satu metode dalam penyelesaian suatu masalah dengan menerapkan teknik komputer. Dengan kata lain computational thinking dapat dimaknai sebagai sebuah proses berpikir  logis dan sistematis yang digunakan untuk mencari sebuah solusi dari suatu masalah.

Masalah yang dimaksudkan bukan hanya masalah yang berkaitan dengan ilmu komputer, namun untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Tentu untuk menyiapkan generasi penerus yang memiliki tingkat kreatifitas dan inovasi tinggi, kecakapan berpikir komputasi menjadi salah satu bagian yang penting untuk diajarkan kepada anak sejak dini.

Berpikir komputasi akan melatih anak untuk berpikir layaknya seorang ilmuwan komputer, mereka dilatih untuk menyelesaikan masalah di sekitarnya mulai dari yang paling sederhana. Kebiasaan inilah yang nantinya diharapkan akan menumbuhkan sikap kritis anak dalam menyelesaikan permasalahan dengan menerapkan pola berpikir komputasi.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Salah satu penyataan Seymour Papert yang sangat terkenal berkaitan dengan pemerolehan kemampuan berpikir komputasi adalah “The role of the teacher is to create the conditions for invention rather than provide ready-made knowledge (Seymour Papert, 1980).

Papert mengingatkan kita sebagai seorang pendidik atau orang tua penting untuk menciptakan sebuah lingkungan atau kondisi bagi anak yang dapat memunculkan aktifitas penemuan pengetahuan daripada hanya memberikan sebuah pengetahuan yang sudah jadi. Anak perlu dilatih untuk menemukan caranya sendiri dalam mengatasi suatu persoalan, sekaligus juga dilatih untuk menggali pengetahuannya melalui kondisi serta lingkungan yang menantang dan menyenangkan.

Jean Piaget, seorang tokoh psikologi perkembangan yang dikenal sebagai pelopor teori belajar konstruktivisme telah mengungkapkan bahwa anak dalam proses mengkonstruksi pengetahuan baru selalu melalui interaksi antara pengalaman dan pengetahuan anak sebelumnya.

Papert mengembangkan teori konstruktivisme dengan menambahkan sebuah gagasan bahwa sebuah pembelajaran dapat berkembang ketika anak terlibat dalam proses membangun pengalaman yang bermakna. Papert menguatkan bahwa berpikir komputasi saat ini telah menjadi dasar dari pemikiran yang baru, computational thinking tidak hanya diperuntukkan untuk seorang programer, melainkan sangat dibutuhkan oleh semua orang dengan latar belakang profesi yang beragam. Computational thinking akan membantu otak manusia untuk terbiasa berpikir secara logis, kreatif, dan terstruktur.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Secara umum computational thinking memiliki empat prinsip utama. Pertama dekomposisi, bagian ini merupakan pemecahan masalah melalui penyederhanaan masalah yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan sederhana sehingga lebih mudah untuk dipecahkan.

Setelah suatu permasalahan telah terurai menjadi masalah yang sederhana dan kecil maka langkah yang kedua yaitu pengenalan pola, tahap ini merupakan proses melihat kesamaan pola dari bagian masalah tersebut. Mencari kesamaan dalam masalah-masalah kecil yang telah terurai dapat membantu proses pemecahan masalah yang besar dan kompleks.

Langkah selanjutnya yang ketiga yaitu abstraksi, proses ini merupakan pemfokusan pada informasi yang penting sehingga hal-hal yang dianggap kurang penting perlu diabaikan agar dapat fokus pada hal-hal yang akan dilakukan. Jika anak telah fokus pada karakteristik umum pada setiap elemen masalah, maka anak diharapkan dapat membuat model masalah yang akan dipecahkan.

Pada langkah yang keempat yaitu algoritma, anak dilatih untuk mengembangkan tahapan (step-by-step) untuk menyelesaikan setiap masalah dengan langkah dan aturan yang telah dia buat sendiri. Tahapan langkah penyelesaian masalah atau aturan ini disebut algoritma layaknya yang digunakan pada pemrograman komputer untuk memecahkan suatu masalah.

Kemampuan berpikir komputasi ini dapat diajarkan kepada anak sejak dini, dapat dimulai dengan mengajak dan melatih anak menyelesaikan permasalahannya sendiri dengan bimbingan orang tua atau guru. Saat ini juga banyak perangkat dan media permainan anak yang dapat merangsang otak untuk berpikir secara logis, kreatif, dan terstruktur.

Pemberian kasus-kasus sederhana juga baik diberikan kepada anak, sehingga computational thinking ini dapat diterapkan pada pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Pada prinsipnya anak dilatih dan diajak untuk mencoba memecahkan permasalahannya secara mandiri dengan menerapkan langkah-langkah terstruktur mulai dari dekomposisi hingga mengembangkan tahapan algoritma. Dengan begitu anak akan terbiasa menggunakan cara berpikir komputasi (computational thinking) dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya dan diharapkan dapat menjadi problem solver yang kritis dan kreatif. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis Bagus Cahyanto, S.Pd. M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA)

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES