Memancing, Alternatif Ngabuburit Paling Digemari Masyarakat di Banyuwangi

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Dua jam menjelang waktu berbuka merupakan momen paling menantang bagi yang menjalankannya. Sebab itu, agar waktu berjalan dengan cepat banyak yang mengisinya dengan aktivitas ringan. Di Banyuwangi, memancing masih menjadi alternatif ngabuburit yang paling populer diminati.

Ambil contoh di kawasan Pantai Ancol yang berdekatan dengan pesisir Wisata Marina Boom Banyuwangi. Setiap harinya tempat ini tak pernah sepi. Sedikitnya 50 pemancing tersebar menempati setiap spot untuk melempar mata kail, Minggu (18/4/2021).

Ada yang duduk di atas plengsengan, berdiri dipinggiran tumpukan batu pemecah ombak atau bahkan menenggelamkan separuh badannya di bibir pantai. Masing-masing memilih strategi dan lokasi favoritnya sesuai jenis ikan yang ingin ditangkapnya.

Straight, ekor demi ekor ikan mereka dapatkan. Hingga azan Maghrib berkumandang, sekaleng timba bekas cat 5 kilogram penuh dengan hasil pancingan. Rata-rata ikan yang didapatkan dikonsumsi sebagai lauk berbuka puasa ataupun bersantap sahur.

Salah satu pemancing, Abdul Majid (55) mengatakan jika banyak orang yang memenuhi pantai Ancol setiap harinya. Alat pancing yang digunakan pun bervariasi. Mulai dari joran yang modern hingga tradisional dari serutan bambu. Ada juga yang menggunakan pancingan gulung dari senar dan kail saja.

"Walah jangan ditanya, penuh tiap harinya. Terutama puasa-puasa gini. Udah kayak arisan saja, saking ramainya. Tuh lihat di sana, di sana dan di pojok sana juga banyak," kata Abdul sambil menunjukkan lokasi para pemancing.

Abdul menyatakan, jika aktivitas ngabuburit di pantai Ancol ini sudah dimulai sejak pukul 14.00 WIB. Lokasi ini, banyak diminati karena kaya akan populasi ikan karang. Tak sampai 2 menit umpan dilempar, sudah dipastikan mendapatkan tangkapan.

"Kalau saya dan yang mancing disini (di atas plengsengan) memang berburu ikan Petek atau Wijinongko. Umpannya pakai udang. Kalau yang lain kan memancing Ikan Sadar atau jenis ikan besar lainnya, umpan juga beda," katanya.

Sesumbar Abdul, jika dirinya mulai memancing sejak pertengahan hari, maka dipastikan satu kaleng bekas cat tembok ukuran 5 kilogram penuh dengan ikan tangkapan. Ikan-ikan tersebut biasa disantap bersama keluarganya sebagai tambahan lauk berbuka puasa.

Pria ini beralasan, memancing merupakan hal paling tepat untuk memangkas waktu berpuasa. Menurutnya, dengan mata dan pikiran yang terfokus pada ujung joran, waktu akan berjalan dengan cepat tanpa terasa.

"Memancing paling jitu untuk ngabuburit ketimbang jalan-jalan. Nanti lihat makanan lihat orang, ujungnya ngomongin (gosip) malah batal puasanya. Mending mancing lah, baru duduk nggak terasa, eh kok sudah mau Magribh," jelasnya.

Pemancing lainnya, Sodikin (35) mengatakan jika memancing juga dapat melatih pikiran untuk fokus dalam satu hal. Namun, dia menilai memancing juga dapat menjadi alasan puasa kurang sempurna. Menurut Sodikin, jika memancing hanya dilakukan untuk sekedar ngabuburit maka hal itu rawan dengan emosi.

"Memang cocok buat ngabuburit tapi juga sebaliknya, kalau dipaksakan malah gawat. Soalnya ini butuh kesabaran juga ketepatan. Misalnya kalau nggak dapat-dapat (ikan) apa nggak emosi? Hayo, ya kan? Emosi terus misuh (berkata kotor) apa gak malah batal itu puasanya?" kata Sodikin, salah satu masyarakat yang ngabuburit di kawasan Pantai Ancol Banyuwangi.

Tidak hanya sebagai spot memancing saja, Kawasan Pantai Ancol juga menjadi tempat ngabuburit kawula muda selama Ramadan di Banyuwangi. Hamparan laut dan pulau Bali yang nampak dari atas bebatuan pemecah ombak, menjadikan magnet kuat untuk spot berfoto selfi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement