Peristiwa Daerah

Terbelit Utang untuk Berobat Anak, Seorang Nenek di Pangandaran Rela Jual Rumah

Sabtu, 17 April 2021 - 23:12 | 81.49k
Nenek Eti dan Endang Kusnadi terlilit utang sisa berobat anaknya rela menjual rumah tinggal miliknya. (Foto: Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)
Nenek Eti dan Endang Kusnadi terlilit utang sisa berobat anaknya rela menjual rumah tinggal miliknya. (Foto: Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Nenek Eti (62) warga Desa Paledah, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat rela menjual rumah tinggal miliknya demi melunasi utang sisa berobat anaknya.

Nenek Eti merupakan Ibu kandung Endang Kusnadi salah seorang penyandang gagal ginjal yang kini harus menjalani perawatan cuci darah dua kali dalam seminggu ke RSU Kota Banjar.

Keluarga mereka memang termasuk pada kategori yang kurang beruntung secara ekonomi, ditambah dengan kondisi Ikbal Maulana (19) putra pertama Endang Kusnadi yang mengalami disabilitas permanen sejak lahir dengan berat badan hanya 12 kilogram.

Biasanya, keluarga tersebut mendapat uang hasil dari buruh serabutan saat Endang masih dalam kondisi sehat.

Namun hampir 6 bulan terakhir ini, Endang sudah tidak beraktivitas mencari nafkah lantaran gangguan ginjal yang dialaminya.

Kondisi tersebut membuat Nenek Eti rela untuk menjual rumah tempat tinggal miliknya yang hanya berukuran 6 meter X 7 meter.

"Suami saya meninggal tahun 2010, untuk kebutuhan hidup bekerja menjadi pengasuh anak dengan penghasilan Rp200 ribu setiap minggu," kata Nenek Eti, Sabtu (17/4/2021).

Sejak Endang anaknya mengalami gagal ginjal, terkadang hasil dari buruh mengasuh anak digunakan untuk dana tambahan berobat.

"Anak saya ada anak 3 semua sudah berkeluarga, selama pengobatan Endang rasanya tidak cukup biaya dari hasil saya kerja, apalagi saya juga mengurus cucu saya Ikbal Maulana," tambahnya.

Sampai saat ini jumlah utang sisa pengobatan hasil pinjam mencapai Rp10 juta. Untuk menutup utang itu  Nenek Eti sudah menawarkan rumahnya ke beberapa orang untuk dijual.

"Sampai saat ini rumah yang saya tawarkan belum laku juga, sedangkan kebutuhan untuk biaya pengobatan terus- menerus," jelas Eti.

Saudara Endang juga turut membantu biaya pengobatan, namun masih belum cukup lantaran ia menggunakan jalur pasien umum sebelum memiliki fasilitas BPJS Kesehatan.

"Awalnya mengobati Endang di klinik swasta lewat jalur umum, selanjutnya ke RSUD Pandega dan mendapatkan rujukan untuk cuci darah ke RSUD Kota Banjar," terangnya.

Jika Endang mengalami drop maka harus segera ke RSU Kota Banjar dan selalu rapid tes dengan biaya Rp 250 ribu.

Terkadang kebutuhan darahnya susah didapat, stok di PMI kosong, maka harus beli Rp125 ribu per labunya.

"Harapan saya rumah saya segera laku ada yang membeli untuk biaya kebutuhan berobat Endang," pungkas Nenek Eti yang rela menjual rumah untuk menutup utangnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES