Peristiwa Daerah

Mak Cao, Cincau Legendaris Malang Laris Diburu Pelanggan Selama Ramadan

Sabtu, 17 April 2021 - 17:37 | 43.11k
Puluhan blek (kaleng) berisikan cincau yang siap di perjual belikan. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Puluhan blek (kaleng) berisikan cincau yang siap di perjual belikan. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Panganan cincau atau yang biasa disebut cao yang biasa ditemui pada minuman es teler ataupun es campur banyak di buru pada bulan Ramadan. Seperti halnya cincau legendaris asal Kebalen, Blimbing, Kota Malang, Jawa TImur. Cincau merek Mak Cao yang sudah ada sejak 1961 silam tersebut laris diburu konsumen.

Pengelola Mak Cao, Hariyati yang merupakan generasi ketiga dari usaha turun temurun tersebut mengatakan, awalnya usaha cincau itu dipelopori oleh mertuanya yang akrab disapa Mak Cao bersama suaminya yang merupakan warga asli China.

cincau b

"Dulu awalnya itu nenek (mertua) saya itu nikah sama orang China asli. Jadi suaminya itu dari negaranya sana membawa pengalaman membuat cincau, lalu diaplikasikan di sini. Di sini itu terkenal sebagai pembuat cincau (cao), sampai saya saja juga dipanggil anaknya Cao," ujar Hariyati, Sabtu (17/4/2021).

Hariyati mengungkapkan, pada Ramadan seperti ini, produksi cincaunya meingkat berkali-kali lipat.Bagaimana tidak, pada hari-hari biasa dirinya hanya memproduksi cincau sekitar 20 sampai 30 blek (kaleng). Namun pada momen Ramadan seperti ini, dirinya bersama para karyawan bisa mencapai orderan per hari sekitar 200 hingga 250 blek (kaleng).

"Harga satu bleknya itu Rp 50 ribu. Ya per hari gini kalau Ramadan kita produksi 250 an blek. Itu saja kita kualahan. Kalau mau lebih sebenarnya bisa saja, cuma karyawannya yang gak mampu," ungkapnya.

Mak Cao yang memiliki enam karyawan tersebut dirasa Hariyati memang masih belum mampu untuk memproduksi cincau dengan skala yang cukup banyak.

Apalagi, pembuatan cincau yang menurutnya membutukan proses penyaringan dan pemasakan yang cukup lama, memang menghabiskan waktu yang cukup banyak.

"Tahun kemarin karyawan saya itu orang Wajak, kuat-kuat mereka. Tahun lalu sampai 400 an blek sehari pernah. Itu bikin sampai menjelang sahur. Tapi saat ini karyawan saya kan tetangga-tetangga sekitar ya, mereka juga belum terlalu kuat, jadi ya sampai 200 an blek saja sehari," jelasnya.

Saat ini, Hariyati membatasi pesanan pelanggannya untuk tidak mengambil (memesan) cincau terlalu banyak. Ini dimaksudkan agar para semua konsumen bisa membeli cincau produksinya.

cincau c

"Jadi ada yang pesan 50 blek, itu saya kurangi. Jadi saya suruh ambil 30 aja jangan banyak-banyak. Biar nanti semua bisa rata kebagian gitu," tuturnya.

Selain memproduksi cincau, Mak Cao juga memproduksi beberapa bahan lain yang digunakan untuk pembuatan es. Mulai dari Dawet, Jelly hingga Kolang Kaling semuanya pun tersedia. "Jadi bahan-bahan es semua yang dibutuhkan ada di sini. Nanti beli cincau sekalian gitu sama yang lainnya," katanya.

Untuk para konsumennya, kata Hariyati, bukan hanya pemilik atau pengusaha minuman es dengan bahan dasar cincau. Akan tetapi juga ada para penjual pasar di hampir seluruh wilayah Malang Raya mengambil atau membeli cincau Mak Cao. "Rata-rata yang ambil banyak itu ya orang-orang pasar untuk dijual lagi. Mulai dari Kota Batu sampai Panjen, Kabupaten Malang itu ambil ke sini," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES