Pemerintahan

Soal Polemik Vaksin Nusantara, IDI Buka Suara

Sabtu, 17 April 2021 - 16:46 | 23.75k
Ketua Umum PB IDI, Daeng M Faqih. (FOTO: Dok BNPB)
Ketua Umum PB IDI, Daeng M Faqih. (FOTO: Dok BNPB)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) turut buka suara soal polemik vaksin Nusantara. IDI berpendapat, pengembangan vaksin yang diinisiasi oleh mantan Menkes RI, Terawan Agus Putranto itu harus tetap memerhatikan protokol dan prosedur yang berlaku.

Menurut IDI, soal vaksin tidak boleh hanya bermodalkan semangat nasionalisme saja dan etapi mengesampingkan protokol. Hal itu karena nantinya vaksin untuk masyarakat umum.

"Jangan hanya kita berpikir niat, niat nasionalisme ini sendiri, kemudian karena niatnya nasionalisme. Kan enggak bisa begitu," jelas Ketua Umum PB IDI, Daeng M Faqih, dalam acara diskusi Polemik MNC Trijaya, Sabtu (17/4/2021).

Ia menyatakan, pengembangan vaksin buatan anak bangsa sendiri memang patut didukung. Akan tetapi, prosedur dan protokol harus tetap wajib menjadi landasan. Ia melanjutkan, pengembangan vaksin menggunakan sel dendritik bukanlah yang pertama kali dilakukan di dunia.

"Kalau bicara platform itu dikaitkan dengan nasionalisme, saya juga tidak terlalu tertarik karena kami kalau di bidang kesehatan mengerti nih platform dendritik ini tidak pertama kali di Indonesia," ucapnya.

Oleh karena itu, vaksin Nusantara harus tetap memperoleh izin dari BPOM. Hal itu dikarenakan, BPOM adalah lembaga yang mendapat kewenangan dari pemerintah. "Kalau bukan BPOM yang lakukan pengawasan dan penilaian, siapa (lagi)? Negara amanahnya hanya ke BPOM," ujarnya.

Diketahui, hingga saat ini BPOM belum mengeluarkan izin bagi riset untuk lanjut ke uji klinis fase II. Kepala BPOM Penny K Lukito menyampaikan, ada beberapa hal yang harus diperbaiki dalam uji klinis dari vaksin Nusantara itu. Mulai dari kaidah penelitian, metode produksi, kualitas bahan, hingga bukti manfaat dan keamanannya.

Ia menegaskan, bila uji klinis dilakukan tanpa mematuhi aturan dan standar yang ada, akan ada risiko masalah yang harus ditanggung. "Harus memenuhi poin-poin dalam protokol tapi tidak dilakukan, tentunya akan mengalami masalah sendiri. Tahapan-tahap tersebut tidak bisa diabaikan," katanya.

Selain itu, meski BPOM belum memberikan izin kelanjutan uji klinis vaksin Nusantara, sejumlah tokoh menyodorkan diri untuk disuntik vaksin yang diinisiasi oleh mantan Menkes RI, Terawan Agus Putranto itu. Salah satunya yakni Aburizal Bakrie dan Gatot Nurmantyo. Mereka percaya dengan Terawan tersebut. Apalagi kata mereka, ini vaksin Nusantara ini adalah karya anak bangsa yang harus diberikan dukungan penuh. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES