Kopi TIMES

Berbuka Puasa dengan Gorengan

Kamis, 15 April 2021 - 21:00 | 76.45k
Sugiyarto.S.E.,M.M; Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang.
Sugiyarto.S.E.,M.M; Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang.

TIMESINDONESIA, PAMULANG – Banyak masyarakat Indonesia selama bulan Ramadan 1442 H menjadi pebisnis  gorengan dadakan. Permintaan  gorengan yang tinggi selama bulan Ramadan menimbulkan peluang bagi pelaku usaha UMKM  baru ini.

Tradisi buka puasa dengan  gorengan hampir dilakukan oleh  masyarakat mulsim  di pelosok tanah air. Tempe goreng, mendoan, tahu goreng, pisang goreng  atau  resoles  adalah beberapa jenis  makanan  favorit umat Islam selama  berbuka.

Maka  jangan heran pada sudut jalan tertentu menjelang waktu berbuka puasa  lalu lintas  macet penuh dengan masyarakat  sedang  ngabuburit  sambil  mencari gorengan untuk berbuka puasa.

Gorengan adalah makanan wong cilik yang di jual  dipinggir jalan, depan ruko  atau dekat perkantoran  atau dekat kampus, sekolahan  bahkan banyak di jual  di terminal bus atau  stasiun kereta api. 

Pada  hari biasa penjual gorangan relatif tidak  banyak  persaingan. Namun pada bulan ramadhan banyak pendagang gorengan dadakan bermunculan. Ramadan  yang oleh umat Islam disebut sebagai bulan penuh dengan berkah ini, betul-betul memberikan berkah kepada masyarakat banyak termasuk kepada mereka pejual gorengan dadakan ini.

Penjual gorengan ini biasanya tidak hanya  menjual gorengan seperti yang  kita temukan di pinggir jalan. Mereka  juga menjual lauk dan sayur siap saji   sesuai dengan selera serta budget mereka di kantong.

Ada  juga kolak pisang dan lainya yang bisa menjadi pilihan konsumen atau es buah yang sudah dikemas dalam gelas plastik, mereka tinggal memilih sesuai kebutuhan dan selera. Ini tradisi yang memang unik dan hanya ada di Indonesia raya. 

Kita patut bersyukur memiliki banyak budaya yang berbeda dari berbagi macam daerah, sehingga kita memiliki  banyak warisan kuliner dan kebiasaan berbuka puasa yang di lakukan oleh umat Islam dari sabang sampai merauke dengan ciri masing-masing.

Berbuka puasa  dengan makanan  yang manis seperti dengan kurma merupakan  anjuran dari sunah nabi. Namun kita juga bisa memahami bahwa tidak semua individu yang menjalankan ibadah puasa bisa mengkonsumsi  kurma, karena beberapa faktor. 

Bahkan tidak sedikit masyarakat kita berbagi kebahagian dengan sesama  selama  bulan Ramadan dengan gorengan dan kolak pisang untuk berbuka  puasa .

Secara medik gorengan sebenarnya tidak dianjurkan oleh ahli gizi untuk menu berbuka puasa. Namun karena berbuka dengan gorengan sudah  menjadi  tradisi  di lingkungan masyarakat kita, belum sempurna berbuka puasa jika   tidak  ada gorengan di meja makan.

Terkait dengan gorengan ini ada cerita menarik dari seorang TKW yang bekerja di Timur Tengah yang membawa kebiasan mereka berbuka puasa makan bakwan goreng dilihat oleh majikannya. Ternyata majikan mereka  penasaran dan tertarik, sampai pada akhirnya mereka diminta membuat  bakwan untuk berbuka puasa.

Beberapa tahun yang lalu kawasan Bendungan Hilir di Jakarta terkenal  dengan jajanan ini, setiap sore selama bulan puasa banyak dijual jenis makanan untuk berbuka puasa serta lauk pauk lengkap.

Sekarang  hampir setiap daerah memiliki lokasi favorit penjualan takjil dan menyebar di setiap komplek perumahan khususnya pada titik tertentu  dan berkelompok. Semakin banyak  pedagang  yang menjual jenis gorengan   semakin banyak pula masyarakat memiliki banyak pilihan dan menjadi rujukan  bagi konsumen lainya.

Ternyata gorengan menjadi idola seluruh usia, termasuk tenaga medis yang   biasa menganjurkan pasien untuk mengurangi makan gorengan, ternyata  mereka  juga menjadi  bagian penikmat gorengan. Yang lebih  penting adalah bagaimana membangun kesadaran kita semua untuk  membatasi diri  mengkonsumsi makanan yang bisa mengganggu kesehatan kita. 

Menurut  ahli  gizi sebaiknya  bagi yang melakukan puasa  jangan terlalu  banyak makanan  yang mengandung minyak. Namun lebih disarankan untuk  banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung serat seperti kurma dan buah segar. 

Pada saat berbuka puasa sebaiknya juga menghindari minuman  yang banyak mengandung gula,  karena tubuh lebih banyak  membutuhkan cairan, maka akan lebih bagus  diperbanyak  minum  air putih atau  air kelapa murni yang banyak mengandung mineral sebagai pengganti cairan elektrolit  yang hilang  selama menjalankan ibadah puasa. (*)

***

*)Oleh : Sugiyarto.S.E.,M.M; Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES