Ekonomi Indonesia Bangkit

BI Solo Dorong UMKM Batik Tembus Pasar Milenial dan Global

Kamis, 15 April 2021 - 09:26 | 57.73k
Pelatihan Desain dan Pewarnaan Alami Batik diselenggarakan KPw BI Solo di Cafe WESJA Batik Gunawan Setiawan Kauman. (foto: Edy Widodo/TIMES Indonesia)
Pelatihan Desain dan Pewarnaan Alami Batik diselenggarakan KPw BI Solo di Cafe WESJA Batik Gunawan Setiawan Kauman. (foto: Edy Widodo/TIMES Indonesia)
FOKUS

Indonesia Bangkit

TIMESINDONESIA, SOLO – Secara nasional, industri batik mendapatkan prioritas pengembangan. Karena dinilai mempunyai daya ungkit besar dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Sejalan dengan hal itu, Bank Indonesia (BI) secara berkesinambungan dan konsisten mendorong berkembangnya batik sebagai salah satu daya ungkit perekonomian nasional.

Terbukti, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo pada tahun 2020 menyelenggarakan kegiatan KENDUREN (Berkembang dan Berinovasi Menjadi UMKM Keren). Dengan tema batik sebagai salah wujud usaha untuk mendorong kebangkitan UMKM batik yang ikut terdampak akibat pandemi Covid-19.

Pada tahun 2021 ini, KPw BI Solo kembali akan menyelenggarakan KENDUREN UMKM dengan tema “Kemilau Kartini, Kebangkitan Batik Masa Kini untuk Pemulihan Ekonomi.” Sebagai salah satu persiapan untuk rangkaian perhelatan tersebut, KPw BI Solo memberikan pelatihan ‘Desain dan Pewarnaan Alami Batik’. Yang ditujukan kepada para pelaku industri batik agar semakin berdaya saing global.

“Bank Indonesia sangat konsen dengan pelatihan batik ini, karena batik merupakan warisan budaya dan kontribusinya terhadap perekonomian cukup tinggi. Terlebih, dalam ekonomi kreatif salah satunya subsektor fashion dimana batik ada didalamnya dinilai mampu menyumbang 17 persen,” terang Kepala KPw BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, di sela Pelatihan Desain dan Pewarnaan Alami Batik di Cafe WESJA Batik Gunawan Setiawan Kauman, Selasa (14/4/2021).

Pelatihan tersebut diikuti oleh 24 UMKM. Yang merupakan  anggota Komunitas Seniman Batik Muda mitra binaan KPwBI Solo, dan pengrajin batik binaan KPwBI Provinsi Jawa Tengah, KPwBI DIY, KPwBI Tegal dan KPwBI Purwokerto. Pelatihan yang diselenggarakan pada 14-15 April 2021 tersebut, berlokasi di workshop ikonik Kampoeng Batik Kauman.

UMKM-Batik-2.jpg

Materi yang disampaikan sesuai tren kekinian, sehingga bisa menyesuaikan dengan batik-batik sekarang. Terlebih di dalamnya ada materi pewarnaan alami, hingga proses pembuatan desain batik modern atau kontemporer.

“Upaya ini diharapkan dapat memacu kompetensi para pengrajin batik sekaligus mendorong terciptanya inovasi produk. Salah satu fokus materi pelatihan yang diberikan adalah desain, motif dan pewarnaan kekinian yang digemari pasar dalam negeri dan global,” tegas Nugroho Joko Prastowo.

Keberadaan materi yang disampaikan dalam pelatihan tersebut dinilai sangat dibutuhkan. Terutama bagi UMKM Girilayu, Karanganyar. Mengingat selama ini batik-batik di Girilayu kebanyakan berupa batik-batik pakem dan tradisional serta sudah memiliki konsumennya sendiri. Karena itu, untuk menyasar segmen konsumen baru terutama kalangan milenial, diharapkan dari hasil workshop atau pelatihan ini bisa diterapkan di UMKM Girilayu.

“Di samping itu juga membuka wawasan luas, karena narasumbernya tak hanya di skill desainernya tapi juga akademisi ISI Yogyakarta. Terlebih mampu memberikan materi yang cukup bagus. Apalagi Beliau sendiri di pasar online cukup pesat penjualannya di saat pandemi ini,” papar Nyoto Mulyono perwakilan dari UMKM Batik Girilayu Kecamatan Matesih, Karangnyar.

Bayu Aria, pengusaha Batik dan pengajar di ISI Jogjakarta sebagai narasumber, turut memaparkan proses kreatif dari batik dengan motif unik yang diberinama Hoko_ntul. Hoko_ntul sendiri merupakan motif batik yang memadukan citra rasa Jepang dan Jawa. Produk batik karya Bayu Aria ini telah menembus pasar luar negeri, yang tersebar kebeberapa negara. Diantaranya Malaysia, Amerika Serikat, Jepang, Korea, Venezuela, Hongkong, Paris dan masih banyak lagi.

“Pelatihan batik yang kita berikan secara bertahap. Mulai dari pengenalan segmen pasar, pembentukan pasar, penciptaan karya atau produk hingga mereka bisa menciptakan produk yang sangat cocok dengan kekayaan lokal. Jadi yang kita sasar adalah tren warna pastel untuk milenial. Tapi kekuatan lokalnya tetap ada, dari sisi penciptaan motif dan eksplorasi dari kekayaan lokal yang bisa dikembangkan se-fashionable mungkin,” ungkap Bayu Aria.

Sementara itu, Ketua Klaster Batik Kauman, Gunawan Setiawan menambahkan, dengan adanya pelatihan tersebut menjadi semangat dari pemerintah melalui Bank Indonesia dan semangat pelaku batik sebagai peserta, dalam menghadapi pandemi.

“Kita optimistis bahwa pandemi ini akan berlalu dan kita sangat optimistis batik akan bertahan. Di sisi lain, kita perlu regenerasi perbatikan Indonesia yang dimulai dari program Bank Indonesia ini,” terang Gunawan Setiawan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES