SMP AL-Hidayah Malang Maksimalkan Pembelajaran Jarak Jauh

TIMESINDONESIA, MALANG – SMP Al-Hidayah Malang memaksimalkan pembelajaran daring untuk mencegah penyebaran Covid-19. Pembelajaran daring atau online ini memanfaatkan media digital dengan menggunakan berbagai fasilitas untuk mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). 

Adanya perubahan metode pembelajaran pada masa pandemi yang dilakukan siswa dari rumah dengan metode online/daring, membuat yayasan harus berperan aktif bersama sekolah, orang tua, dan siswa. 

"Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan di SMP Al-hidayah Malang, menggunakan berbagai media informasi baik secara sederhana mulai dari Whatsapp, Google Form, Socrative, Youtube, bahkan sampai dengan penerapan KBM-GO atau Kegiatan Belajar Mengajar Gawe 0nline 1,0, 2,0 bahkan sampai  3.0 yang diluncurkan oleh Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Kebonsari Malang." terang Kepala Sekolah SMP Al-Hidayah Malang, M Fatkhur Rochman, S.Pd.

Rochman menyampaikan kegiatan yang dilaksanakan melalui KBM-Go bisa maksimal jika ada Kolaborasi Kerjasama antara Yayasan dengan sekolah lembaga,  sekolah dengan orang tua, dan kerjasama yang saling terkait. Keberhasilan ini pembelajaran ini membutuhkan peran besar orang tua dan siswa. Inilah salah satu faktor yang sangat dominan dalam rangka penguatan karakter siswa di masa pandemi Covid-19. 

Apapun upaya serta usaha sekolah tentang proses pembelajaran yang disampaikan tidak akan bisa berhasil secara maksimal bila karater/watak siswa dalam mengikuti pembelajaran tidak maksimal. Yayasan telah memberikan sebuah pedoman pembelajaran di masa pandemic covid-19 yang dirancang dalam bentuk Standart Operasional Prosedur  (SOP) pada awal pembelajaran atau SOP proses pembelajaraun Pelajaran 2020-2021, sehingga peran orang tua bisa menceklist hal-hal yang perlu dilakukan siswa sebelum siswa masuk pada kegiatan KBM-go atau Gawe online.

"Penguatan pendidikan karakter pada siswa sangatlah perlu perhatian secara khusus, supaya keberhasilan siswa dalam pembelajaran di masa pandemi itu dapat berhasil dan sukses," tambahnya.

Rochman menyebutkan pembiasaan keteladan yang diberikan guru akan melahirkan peserta didik yang memiliki karakter mulia. Misalnya saja, siswa terbiasa disiplin dengan hadir dalam pembelajaran awal dengan menjalankan pembiasaan sesuai SOP KBM-Go.

Yayasan lembaga Pendidikan Islam Kebonsari Malang, juga telah meluncurkan Pendidikan Karakter yang menjadi hal khusus di YPIK Kebonsari, yaitu Pendidikan 8 sekolah Penuh Cinta, yakni  cinta Allah dan Rasulullah, cinta orang tua/guru, cinta diri sendiri, cinta sesama, cinta alam sekitar, cinta bangsa dan negara, cinta ilmu pengetahuan dan teknologi, dan cinta keunggulan. 

"Penting bagi guru untuk meningkatkan kreativitas untuk pembelajaran di rumah agar tidak terlalu bosan. Peran guru saat ini yang sudah digantikan orang tua adalah membimbing keteraturan dan kedisiplinan ketika proses belajar, lalu juga memotivasi anak dalam belajar dan menjadi fasilitator yang baik bagi anak dalam belajar," sambungnya.

Selanjutnya proses pendidikan karakter yang ada di rumah memang tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua. Namun, pihak sekolah juga akan berperan aktif dalam hal ini guru mata pelajaran bahkan wali kelas dapat mengontrol kegiatan siswa selama  proses pembelajaran jarak jauh.

Selain itu, Rochman menyampaikan permasalahan terkait pembelajaran jarak daring yang harus diketahui orang tua, yaitu anak-anak kurang tertib bahkan tidak tertib dalam mengikuti PJJ, orang tua sibuk tidak bisa mendampingi, paketan internet atau data habis,  koneksi internet tidak lancar, biaya semakin membengkak, dan bahkan handphone atau laptop atau sejenisnya tidak tersedia/tidak punya. 

"Inilah sebuah permasalahan yang timbul dari Pembelajaran Jarak Jauh, yang menjadikan kendala /keluhan secara global dimasyarakat," katanya. 

Rochman berharap semoga Pandemi Covid-19 ini segera berakhir dan pembelajaran luring dapat terjadi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement