Peristiwa Daerah TIMES Ramadan

Selisih Sehari, Muslim Aboge di Probolinggo Baru Puasa Besok

Selasa, 13 April 2021 - 17:53 | 29.21k
ILUSTRASI - Puasa Ramadan. (FOTO: Pixabay)
ILUSTRASI - Puasa Ramadan. (FOTO: Pixabay)
FOKUS

TIMES Ramadan

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Berdasarkan hasil siding isbat, puasa hari pertama jatuh pada Selasa 13 April 2021. Berbeda dengan muslim Aboge di Probolinggo, Jawa Timur, yang baru memulai puasa besok, Rabu (14/4/2021). Awal puasa ini, selisih sehari lebih lambat, dari ketentuan pemerintah.

Tokoh Agama Muslim Aboge di Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, Kiai Buri Mariye menyebut, tahun ini, bertepatan dengan tahun Jim akhir Jumat Wage (jimatge). Atau dengan kata lain, 1 Suro 1954 bertepatan dengan Jumat Wage.

“Dari situ lah, perhitungan puasa Ramadan menggunakan Dhonemru,” ujarnya, Selasa siang.

Untuk penentuan hari besar keagamaan, muslim Aboge berpedoman pada kitab Mujarobat. Tahun 2021, perhitungan Ramadan yang digunakan adalah Dhonemru (Romadon-6-2). Artinya, penentuan awal puasa Ramadan jatuh pada hari ke enam dan neptu ke dua, yang dihitung dari Jumat Wage.

Perhitungan itu sesuai dengan tahun Jawa yang dipedomani oleh Muslim Aboge. Perhitungan tahun berputar selama kurun waktu delapan tahun, atau sewindu.

Kiai Mariye kemudian mencotohkan sebagai berikut. Dari tahun 2021, ditarik waktu ke belakang sampai delapan tahun silam. Yang digunakan sebagai pedoman tahun pertama perhitungan Aboge.

Sehingga muncul perhitungan seperti ini:

Tahun 2014: Alif Rabo Wage (Aboge)

Tahun 2015: Ha’ Akad Pon (Hakadpon)

Tahun 2016: Jim Awal Jumat Pon (Jimatpon):

Tahun 2017: Za’ Selasa Pahing (Zasahing)

Tahun 2018: Dal Saptu Legi (Daltugi)

Tahun 2019: Bak Kamis Legi (Bamisgi)

Tahun 2020: Wawu Senin Kliwon (Waninwon)

Tahun 2021: Jim Akhir Jumat Wage (Jimatge)

Adapun urut-urutan Neptu (Tahun Jim Jumat Wage) dalam aboge adalah, Wage, Kliwon, Legi, Pahing dan Pon.

Kendati ada perbedaan dalam penentuan hari besar itu, tidak ada perbedaan lain dalam ajaran muslim Aboge. Sama dengan muslim pada umumnya, tidak ada yang berbeda dalam muslim Aboge. Mulai dari bacaan ayat suci Alquran, tatacara sholat dan lain sebagainya. Yang berbeda hanya perhitungan untuk penentuan hari besar saja.

Biasanya, perbedaan antara muslim Aboge dengan pemerintah, selisih satu hari atau dua hari. Tak hanya di Kecamatan Leces, muslim Aboge juga tersebar di sejumlah kecamatan lain di Kabupaten Probolinggo. “Sejauh ini tidak ada permasalahan dengan perbedaan yang ada. Karena memang kami hidup berdampingan dalam harmoni, dengan umat muslim manapun,” katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES