Indonesia Positif

UWG Malang Berkompetisi dalam Debat Bahasa Antar Mahasiswa 2021

Selasa, 13 April 2021 - 16:26 | 55.53k
Wahyu dan Tim.
Wahyu dan Tim.

TIMESINDONESIA, MALANG

“Transformasi dari pintar ngomong menjadi ngomong pintar perlu diasah guna melatih kemampuan deep thinking bagi mahasiswa,” ini latar belakang dan harapan Dekan Fakultas Hukum Kampus Inovasi UWG Malang Dr. Purnawan Dwikora Negara, SH, MH bagi para mahasiswanya.

Atas dasar inilah maka saat ada informasi Kompetisi Debat Bahasa Antar Mahasiswa 2021 yang diselenggarakan oleh Unisla Lamongan, Pupung, sapaan akrab Dekan FH ini memotivasi para mahasiswanya dan terbentuklah dua tim perwakilan Kampus Inovasi untuk kategori Bahasa Inggris pada lomba yang diberi titel Unisla English Debate Competition (UEDC).

Tim Frostfire terdiri dari Wahyu Febrianto dan Ema Sarila Sinaga dan Tim Dewa Kipas terdiri dari Achdiat Prasdianta Putra dan Ikhsan Rizki Sentosa. Empat debaters FH-UWG ini bertarung secara daring pada 10-11 April 2021. Kompetisi berskala nasional yang diikuti oleh 32 tim dari berbagai wilayah di Indonesia ini mengusung tema Peran Mahasiswa Dalam Membangun Negara di Masa Pandemi.

Persiapan sepuluh hari yang dirasakan relatif singkat dengan instruktur Nadila Cahyarani, putri dari Drs. Adiloka Sujono, MPd, dosen Bahasa Inggris FH, tidak menjadikan kedua tim berkecil hati. “Kalah menang urusan nanti, yang penting, kami siap berlomba,” kata Wahyu saat ditanya tentang kesiapannya.

Ini adalah memont kedua Wahyu yang belajar Bahasa Inggris secara otodidak ini mengikuti lomba debat Bahasa Inggris sejak menjadi mahasiswa di UWG.

Konsep British Parlementary penuh dengan tantangan. Ini yang dirasakan oleh keempat debaters, terlebih dalam penguasaan mosi yang diperdebatkan dan kemampuan speaking Bahasa Inggris. “Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam mencari pengalaman untuk membentuk diri semakin baik lagi,” lanjut Wahyu, ketua Tim Frostfire.

Tiga mosi yang diperdebatkan saat babak penyisihan atau prelimp 1-3 mengangkat berita yang sedang hangat saat ini yakni tentang keputusan presiden atas pemberlakuan royalti kepada pihak komersial atas penggunaan musik, manajemen banjir, dan agama. Sementara mosi pada babak quarter final adalah tentang gerakan feminisme.

Tim Dewa Kipas (UWG-A) gugur pada saat pengumuman hasil prelimp 1-3, dimana salah satu lawannya adalah Tim Frostfire (UWG-B). “Pengalaman yang luar biasa bagi kami. Kemenangan yang tertunda ini tidak akan mematahkan semangat kami untuk terus  meningkatkan kemampuan beradu argumentasi,” tekad Arya menyikapi kekurangberuntungan Tim Dewa Kipas.

Meskipun menggunakan media daring dengan paltform zoom meeting, tiga debaters FH ini sepakat melakukan lomba di kampus sementara Iksan mengikuti dari rumah. Satu langkah lebih baik diperoleh Tim Frostfire yang gugur pada saat quarter final, berhadapan dengan tim dari UTM Trunojoyo Madura dan Ubaya Surabaya, yang akhirnya berjaya sekaligus meraih best speaker.

Selama persiapan dan saat lomba, beberapa dosen FH UWG Malang dengan setia mendampingi mereka yaitu Dekan FH, Wakil Dekan Ibnu Subarkah, SH, MH, Mufidatul Ma’sumah, SH, MH dan tentu saja sang instruktur.  “Pengalaman yang sangat berharga bagi kedua tim untuk kiprah mereka di kompetisi debat Bahasa Inggris selanjutnya,” kata Pupung. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES