Peristiwa Daerah

Masuki Musim Pancaroba, BMKG Ingatkan Antisipasi Perubahan Cuaca

Selasa, 13 April 2021 - 13:05 | 111.82k
ilustrasi pancaroba. (foto: halo pacitan)
ilustrasi pancaroba. (foto: halo pacitan)

TIMESINDONESIA, CILACAP – Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Jawa Tengah, Teguh Wardoyo mengatakan, wilayah Banyumas, Cilacap dan sekitarnya, pada bulan April 2021 ini telah memasuki musim pancaroba atau musim peralihan atau musim transisi. Bulan April ini terjadi peralihan musim dari musim penghujan hendak menuju ke musim kemarau.

Tanda-tanda yang bisa kita rasakan saat musim pancaroba adalah suhu udara terasa panas, lebih panas dari bulan-bulan sebelumnya, arah angin mulai bervariasi saat bertiup, kondisi cuaca bisa tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau dari hujan ke panas.

"Tetapi secara umum biasanya cuaca di pagi hari cerah, kemudian siang mulai tumbuh awan, dan  hujan menjelang sore hari," ujarnya dalam penjelasan tertulis, Selasa (13/4/2021).

Pertumbuhan awan-awan konvektif banyak terjadi di saat musim transisi, sebagai akibat dari pemanasan lokal yang intensif,  salah satunya pertumbuhan awan Cumulonimbus. Awan ini biasanya tumbuh di saat pagi menjelang siang, bentuknya seperti bunga kol, warnanya keabuabuan dengan tepi batas awan yang jelas, sementara menjelang sore hari awan ini akan berubah menjadi gelap, yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir, dan angin.

Awan Cumulonimbus ini bisa menyebabkan cuaca ekstrem, yaitu hujan lebat secara tiba-tiba dengan durasi yang singkat, hujan lebat disertai petir, hujan lebat disertai angin kencang, hujan lebat disertai petir, angin kencang, hujan es, dan angin puting beliung.

"Itulah kondisi cuaca saat musim pancaroba atau transisi, keadaan cuaca menjadi tidak menentu, seperti dari panas tiba-tiba terjadi hujan atau dari hujan tiba-tiba menjadi panas. Hal ini tentu bisa berdampak terhadap penurunan daya tahan tubuh," ungkapnya.

Menurut Teguh, suhu tubuh manusia juga bisa tiba-tiba berubah sesuai dengan perubahan cuaca yang ada. Ketika tubuh mulai beradaptasi dengan perubahaan cuaca tersebut, kekebalan tubuh secara otomatis akan menurun.

Pada saat kondisi suhu udara panas di sekitar kita dan tiupan angin yang kering akan memudahkan debu masuk ke dalam saluran pernafasan, mengakibatkan terganggunya saluran pernafasan.

Beberapa penyakit yang sering muncul dan kita alami pada saat musim pancaroba yang berkait dengan perubahan cuaca yang ekstrem saat ini, yaitu flu (batuk, pilek, demam), ISPA, dan juga DBD akibat pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti yang cukup banyak saat musim pancaroba.

"Antisipasi musim pancaroba sederhana. Selalu menjaga kebersihan baik lingkungan dan badan untuk mencegah bakteri masuk, berkembang dan menular. Tetap menggunakan masker dan memperkuat daya tahan tubuh, bisa dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, seperti vitamin C untuk mencegah bakteri yang menyerang sistem kekebalan tubuh kita," terang Teguh Wardoyo, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES