Kopi TIMES

Bersuka Cita Menyambut Bulan Suci Ramadan

Senin, 12 April 2021 - 15:44 | 50.95k
A. Ja'far Shodiq; Ketua LBM NU Kabupaten Probolinggo.
A. Ja'far Shodiq; Ketua LBM NU Kabupaten Probolinggo.

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Marhaban Ya Ramadan. Bulan Ramadan telah berada di ambang pintu. Kaum muslimin kembali bergembira dengan datangnya bulan yang mulia ini. Setelah sebelas bulan mengarungi kehidupan yang penuh warna-warni, maka inilah momentum yang tepat untuk membersihkan diri segala dosa yang melekat tanpa kita sadari.

Di dalamnya terdapat keutamaan-keutamaan dan hikmah khusus yang diberikan Allah kepada hambanya yang ikhlas dan tulus menjalankan ibadah puasa, serta ibadah-ibadah lainnya. Allah SWT berfirman:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Artinya: "Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu; dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagi kalian, dan tidak menghendaki kesukaran bagi kalian. Hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur". (QS. Al Baqarah: 185)

Mufasir Ibnu Katsir menjelaskan, Allah SWT memuji bulan Ramadan di antara bulan-bulan lainnya, karena Dia telah memilihnya di antara semua bulan sebagai bulan yang padanya diturunkan Alquran yang agung.

Rasululloh Sallahu alaihi Wasallam bersabda :

قال رسول الله صلى عليه وسلم رجب شهر الله وشعبان شهري ورمضان شهر أمتي.

Rasulullah SAW bersabda: "Bulan Rajab itu bulannya Allah, Bulan Sya'ban bulanku dan bulan Romadlon adalah bulan untuk ummatku."

Alangkah beruntungnya menjadi umat Nabi Muhammad, karena tidak ada keistimewaan dan penghormatan yang diberikan Allah untuk umat-umat terdahulu. Hanya umat Nabi Muhammad yang dimuliakan mendapat bulan Ramadlan, yang punya banyak keutamaan. Pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan terbelenggu.

عن أَبي هَريرةَ قَال: قَال َرسوُل الله صلى الله عليه وسلم أَتَاكم رمضان شهر مبارك فرض الله عز وجل عليكم صيامه تفتح فيه ابواب السماء وتغلق فيه أبواب الجحيم وتغل فيه مردة الشياطين لله فيه ليلة خير من ألف شهر من حرم خيرها فقد حرم (رواه النسائي)

Dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda: "Telah datang pada kalian, bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah wajibkan puasa Ramadhan. Pintu langit dibuka, pintu neraka ditutup, syetan dibelenggu. Di dalam-nya ada lailatul qadar." (HR Nasai)

Sungguh kita semua bergembira sepenuh hati dengan datangnya Ramadan yang penuh berkah. Kegembiraan ini adalah cerminan ketakwaaan, karena sejatinya bulan Ramadhan adalah salah satu dari syiar dalam agama, yang harus senantiasa kita hormati dan agungkan.

Allah SWT berfirman: "Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati." [QS Al-Hajj: 32]

Kita harus mempersiapkan diri dalam menyambutnya. Karenanya, sungguh mengherankan jika ada sebagian kaum muslimin justru merasa berat dengan hadirnya Ramadan. Merasa bahwa Ramadan mengekang segala kebebasan dan kemerdekaannya. Atau ada pula yang merasa biasa-biasa saja, hanya rutinitas, yang datang silih berganti sebagaimana bulan-bulan lainnya.

Sikap seperti ini, tentu saja bukan cerminan ketakwaan. Melainkan timbul dari hati yang sakit atau jiwa yang lekat dengan maksiat. Tentu saja kita berlindung dari sikap yang demikian. Naudzu billah tsuma naudzu billah.

Bukan Kegembiraan Anak Kecil dan Remaja

Kegembiraan akan hadirnya Ramadan, bukan sebagaimana kegembiraan anak kecil. Mereka juga bergembira, karena mempunyai waktu banyak untuk bermain bersama teman. Bahkan–mungkin saja, karena adanya petasan, dan janji pakaian baru di hari lebaran.

Kegembiraan semacam itu bukan kegembiraan yang kita maksudkan dalam menyambut Ramadhan. Begitu pula kegembiraan kita bukanlah kegembiraan anak–anak yang beranjak remaja.

Mereka bergembira karena mempunyai banyak kesempatan untuk jalan-jalan menghabiskan waktu bersama teman atau bahkan pasangannya. Banyak kita saksikan kesucian Ramadan ternoda oleh muda-mudi yang justru menggunakan waktu-waktu ibadah untuk saling PDKT satu sama lainnya.

Kita bergembira dengan hadirnya Ramadan, karena bulan ini membawa banyak keutamaan. Jika direnungi satu-persatu lebih dalam, tentu kegembiraan itu akan kian bertambah lengkap dan sempurna. Marilah kita melihat beberapa keutamaan Ramadhan yang menjadikan alasan kita bersuka cita menyambutnya.

Keutamaam Ramadan

Rasulullah SAW bersabda: "Shalat lima waktu, Shalat Jum'at sampai ke Shalat Jum'at berikutnya, puasa Ramadan ke puasa Ramadan berikutnya adalah sebagai penghapus (dosa) apabila perbuatan dosa besar ditinggalkan". (HR. Muslim)

Hadirnya Ramadan menjadi momentum untuk membersihkan diri dari segala noda dosa dan kemaksiatan yang tidak disadari. Ibarat pakaian yang sehari-hari dipakai, meskipun tidak terkena lumpur atau kotoran yang jelas, tetap saja kita harus mencucinya karena ada debu yang melekat erat.

Begitupun diri kita. Sekalipun tidak menjalani dosa besar, namun tentu saja tanpa disadari terkadang ada hal yang kita lakukan menyebabkan noda kecil dalam hati. Bisa jadi melalui lisan, pandangan, atau bahkan anggota badan.

Inilah yang membuat kita bersuka cita karena mendapat kesempatan untuk menyucikan diri dari. Maka marilah menjalankan ibadah di dalamnya dengan penuh iman dan pengharapan, serta memperbanyak istighfar, agar benar-benar Ramadan ini menjadi bulan pengampunan.

Bahkan diriwayatkan pula, bagaimana malaikat Jibril AS, melaknat mereka yang mendapati Ramadan, tetapi tidak diampuni dosan-dosanya. Semoga ini bisa menjadi cermin bagi kita semua.

Hal kedua yang membuat kita berbahagia adalah Ramadan merupakan bulan musim kebaikan. Dimana kita semua menjalankan ibadah dengan penuh semangat, berbondong-bondong dan sungguh terasa lebih ringan.

Inilah yang dijelaskan dalam hadist Rasulullah SAW, tentang Ramadan sebagai musim kebaikan yang menakjubkan:

"(Bulan dimana) dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, setan-setan dibelenggu. Dan berserulah malaikat : wahai pencari kebaikan, sambutlah. Wahai pencari kejahatan, berhentilah" (demikian) sampai berakhirnya ramadhan" [HR Ahmad]

Inilah yang menjadikan kita bergembira, karena kebaikan begitu mudah dijalankan. Di masjid, mushola, bahkan di rumah-rumah, terlihat bagaimana Ramadan menyinari kita dengan banyak amal dan kegiatan yang tak putus dan henti-hentinya. Mulai pagi hingga malam, bergantian kita melaksanakan amal kebaikan yang begitu beragam.

Hal ketiga yang membuat kita berbahagia adalah, karena Ramadan adalah bulan dimana ukhuwah meningkat. Bayangkan saja, bagaimana hari-hari ini dipenuhi dengan banyak pertemuan antar jamaah masjid, dari mulai sholat tarawih berjamaah, tadarusan selepas tarawih, hingga shalat shubuh berjamaah.

Kaum muslimin berkumpul setiap hari dan merasakan keindahan ukhuwah yang luar biasa. Bahkan bukan hanya di luar rumah, di dalam rumah pun kita menemukan keharmonisan yang bertambah saat Ramadan tiba.

Banyak kesempatan untuk berkumpul antar anggota keluarga, khususnya saat buka puasa dan sahur menjelang. Ini semua tanpa disadari, membuat hati lebih tenteram dan nyaman. Lebih siap untuk menjalani semua aktifitas dan tantangan dalam kehidupan ini.

Yang terakhir, tentu saja kita bergembira dalam bulan Ramadan ini karena Allah SWT banyak menjanjikan pahala kemuliaan melalui amal-amal yang ada di dalamnya. Setiap amal mempunyai keutamaannya masing-masing.

Khususnya kita bergembira karena di dalam Ramadan ada satu malam yang mulia, yaitu lailatul qadar yang bernilai melebihi seribu bulan. Ini menjadi kesempatan yang diimpikan, untuk mendapatinya dengan memperbanyak ibadah pada malam tersebut. (*)

***

*)Oleh: A. Ja'far Shodiq; Ketua LBM NU Kabupaten Probolinggo.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES