Kopi TIMES

Fungsi Keluarga Dalam Mencegah Remaja Kecanduan Film Porno

Senin, 12 April 2021 - 13:35 | 192.43k
Deby Ramadhani; Mahasiswa Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Bangka Belitung
Deby Ramadhani; Mahasiswa Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Bangka Belitung

TIMESINDONESIA, BANGKA BELITUNG – Perkembangan teknologi di abad ke 20 salah satunya adalah munculnya internet. Berdasarkan hasil laporan terbaru Hootsuite dan We Are Social bahwa jumlah pengguna internet Indonesia mencapai 202,6 juta hingga Januari 2021. Jumlah ini mengalami peningkatan 15,5% dibandingkan tahun 2020 atau lebih dari 27 juta orang munggunakan internet dalam kurun waktu 12 bulan terakhir.

Penggunaan internet ibarat dua mata pisau, di satu sisi memberikan kemudahan dalam memperoleh informasi namun di sisi lain membuat seseorang dapat mengakses situs apapun tanpa adanya batasan. Remaja sebagai generasi milenial menjadi pihak yang paling sering menggunakan internet mengingat mereka adalah generasi yang lahir di era kemajuan perkembangan teknologi.

Remaja merupakan usia transisi yang memiliki rasa ingin tahu yang besar, maka tak heran jika remaja banyak mengakses situs pornografi seperti film porno dan konten vulgar lainnya yang banyak bertebaran di internet. Munculnya rasa ingin tahu membuat remaja mencari materi seks yang berbau pornografi dari berbagai sumber di internet dibandingkan mempelajarinya dalam bentuk pendidikan. 

Salah satu Industri pornografi yang berkembang pesat adalah film porno, hal ini karena film porno banyak di cari dan dapat ditemukan dengan mudah. Menurut  Burhan  film  porno  (2005)  adalah gambar-gambar  perilaku  pencabulan  yang  lebih banyak  menonjolkan  tubuh  dan  alat  kelamin manusia,  dengan  sifatnya  yang  seronok,  jorok vulgar,  dan  membuat  orang  yang  melihatnya terangsang  secara  seksual.

Susanto selaku Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyampaikan bahwa menurut hasil survei nasional KPAI di situasi pandemi Covid-19 saat ini 22 persen anak Indonesia masih melihat tayangan tidak sopan. Tayangan tidak sopan tersebut terdiri dari tayangan hingga konten yang berbau pornografi. Fenomena perilaku seksual remaja saat ini menggambarkan bahwa bangsa ini sedang mengalami krisis moral. Sama seperti penggunaan narkoba, remaja yang sudah pernah menonton film porno akan menimbulkan kecanduan pada otak dan mengeluarkan hormon dopamin yang membuat remaja ingin menonton secara terus menerus.  

Dampak dari menonton film porno bagi remaja yaitu menyebabkan kemunduran pola pikir yang berdampak terhadap kepribadiannya. Tak menutup kemungkinan pula remaja yang sudah kecanduan film porno ingin mempraktekannya kepada lawan jenis sehingga berpotensi remaja melakukan tindakan asusila.

Lalu bagaimana mencegah remaja kecanduan film porno? Pemahaman serta pengetahuan mengenai pornografi dapat dilakukan oleh keluarga. Keluarga menjadi agen sosialisasi pertama bagi seorang anak. Di dalam keluarga anak pertama kali berinteraksi dan diajarkan mengenai nilai dan norma yang baik.  Keluarga menyediakan lingkungan pembelajaran mendasar atau menjadi sekolah pertama bagi anak.  Adanya hubungan interaksi yang baik antaranggota sangat berpengaruh dalam tumbuh kembang anak. Oleh karena itu keluarga hendaknya dapat menjalankan fungsi sosialisasi kepada anak. 

Fungsi sosialisasi keluarga dapat dilakukan dengan memberikan pemahaman mengenai nilai dan norma sejak dini dan mengajarkan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Bagaimana keluarga produktif terhadap sosial dan bagaimana keluarga memperkenalkan anak dengan dunia luar dengan belajar disiplin, mengenal budaya dan norma melalui hubungan interaksi dalam keluarga sehingga mampu berperan dalam masyarakat (Arinda, 2014 ).

Berkenaan dengan fungsi sosialisasi yang dapat diberikan oleh keluarga kepada remaja agar terhindar dari kecanduan film porno adalah dengan memberikan edukasi sejak dini kepada remaja mengenai pornografi dengan bahasa yang mudah dipahami. Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa masih ada segelintir keluarga yang masih tabu dalam memberikan pendidikan seks kepada anaknya. Pada akhirnya keluarga membiarkan anak untuk mencari tahu sendiri.

Bahkan, ada pula keluarga yang menganggap menjelaskan tentang edukasi seks sama saja  dengan mengajarkan anak berhubungan seks. Oleh karena itu menurut penulis dalam penyampaiannya keluarga yang dalam hal ini adalah orang tua harus menciptakan suasana yang nyaman  sehingga remaja dapat terbuka dan leluasa bertanya segala rasa penasarannya kepada orang tua. Setelahnya orang tua dapat mengarahkan kepada remaja mengenai hal yang tidak boleh dilakukan dan dampak dari film porno. Lalu selanjutnya keluarga hendaknya dapat menjalankan fungsi Afeksi. Fungsi Afeksi dapat dilakukan dengan pemberian kasih sayang dari keluarga salah satunya melalui perhatian.

Remaja dalam masa peralihan menghadapi berbagai permasalahan salah satunya rasa penasaran yang tinggi. Agar rasa penasaran tersebut tidak berdampak terhadap hal yang negatif (kecanduan film porno) maka keluarga hendaknya dapat memahami remaja dengan bijak sesuai dengan kebutuhannya. Kualitas hubungan dengan keluarga sangat menetukan bagaimana remaja bertindak. Apabila keluarga kurang memberikan perhatian kepada remaja maka remaja sering kali merasa kesepian dan penuh tekanan sehingga berpotensi untuk melakukan perbuatan menyimpang sebagai cara untuk menghibur diri.

***

*)Oleh: Deby Ramadhani; Mahasiswa Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Bangka Belitung.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES