Peristiwa Internasional

Meninggalnya Pangeran Philip Diharapkan Pulihkan Keretakan Keluarga Kerajaan

Minggu, 11 April 2021 - 23:26 | 27.23k
Mantan Perdana Menteri Inggris, John Major dan Pangeran William serta Pangeran Harry. (FOTO: BBC/Reuters)
Mantan Perdana Menteri Inggris, John Major dan Pangeran William serta Pangeran Harry. (FOTO: BBC/Reuters)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Meninggalnya Pangeran Philip, Duke of Edinburgh, suami Ratu Elizabeth II, diharapkan banyak pihak akan menjadi momen perbaikan keretakan keluarga Kerajaan Inggris.

Dilansir BBC, Mantan Perdana Menteri Inggris, John Major adalah salah seorang tokoh yang sangat mengharapkan hal itu terjadi.

Ia adalah wali bagi Pangeran William dan Pangeran Harry tatkala ibu mereka, Putri Diana, Princess of Wales, meninggal dunia tahun 1997 dalam sebuah kecelakaan. Ia berharap itu akan mengakhiri "perselisihan" di antara keduanya.

Dia juga mengatakan bahwa Ratu Elizabeth II membutuhkan waktu untuk berduka atas suaminya itu.

Komentarnya John Major muncul saat Uskup Agung Canterbury memberikan penghormatan kepada sang duke dalam sebuah upacara doa.

"Ratu menggambarkan kematian suaminya sebagai "telah meninggalkan kekosongan besar dalam hidupnya," kata Duke of York.

John-Major-dan-Pangeran-William-serta-Pangeran-Harry-2.jpg

Dalam kebaktian di Katedral Canterbury sebelumnya, yang juga disiarkan secara online, Uskup Agung Canterbury Justin Welby mengatakan bahwa untuk Keluarga Kerajaan, seperti juga yang lainnya, tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan kedalaman duka.

Uskup Agung ini diharapkan akan memimpin pemakaman Duke of Edinburgh pada hari Sabtu mendatang, yang akan dihadiri Pangeran William dan Pangeran Harry (Duke of Sussex).

Duke of Sussex akan terbang dari Amerika Serikat untuk prosesi tersebut, meskipun belum jelas kapan. Istrinya, Meghan Markle, yang kini sedang hamil, atas saran dokter di Amerika, akan tetap di rumahnya di California.

Anggota Keluarga Kerajaan dijadwalkan akan berjalan di belakang peti mati dalam proses pemakaman di kompleks Kastil Windsor.

Kardinal Vincent Nichols, kepala Gereja Katolik di Inggris dan Wales, menyarankan bahwa berkumpul bersama untuk pemakaman Pangeran Philip akan bisa membantu menyembuhkan ketegangan apa pun.

John Major menegaskan kepada Andrew Marr Show dari BBC One, bahwa "perselisihan yang terjadi lebih baik secepatnya diakhiri".

Dia menambahkan: "Mereka berbagi emosi. Mereka berbagi kesedihan saat ini karena kematian kakek mereka. Saya pikir ini adalah kesempatan yang ideal," katanya.

Pangeran Harry dan Meghan Markel mundur dari tugas-tugas kerajaan garis depan saat wawancara dengan pembawa acara Amerika Serikat kondang, Oprah Winfrey, bulan lalu.

Mereka kini memilih menetap di California, Amerika Serikat dan menjadi rakyat biasa tanpa keistimewaan pengawalan dan hak-hak istimewa lainnya sebagai bagian dari kerajaan.

Didalam wawancaranya itu, Harry berbicara tentang kakak laki-lakinya, Pangeran William.

John Major juga memberi tahu BBC, bahwa Duke of Edinburgh akan "masih ada dalam ingatan Ratu Elizabeth II, dan bahwa dia masih akan "mendengar suaranya".

"Menjadi kepala negara adalah posisi kesepian dalam banyak hal bagi Ratu, dan Duke of Edinburgh adalah orang yang bisa dia bebankan sendiri," tambahnya.

Masa berkabung nasional Inggris akan berakhir setelah 17 April, saat pemakaman Pangeran Philip berlangsung di Kapel St George di Kastil Windsor. Keheningan satu menit nasional akan diadakan bertepatan dengan dimulainya kebaktian pada pukul 15:00 BST.

Pangeran Philip, suami Ratu Elizabeth II meninggal dunia di Kastil Windsor pada hari Jumat, dalam usia 99 tahun. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES