Pendidikan

Jelang Pembelajaran Tatap Muka, Masyarakat Banjarnegara Diminta Tetap Patuhi Prokes

Minggu, 11 April 2021 - 17:53 | 39.74k
Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah (kiri-kanan) Gus Wakhid Jumali LC, Hj Sri Ruwiyati SE MM dan H Muklis SAg saat Talk Show. (FOTO: Muchlas Hamidi/ TIMES Indonesia)
Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah (kiri-kanan) Gus Wakhid Jumali LC, Hj Sri Ruwiyati SE MM dan H Muklis SAg saat Talk Show. (FOTO: Muchlas Hamidi/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – Tiga anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Hj Sri Ruwiyati SE MM (Komisi E), Gus Wakhid Jjumali LC (Komisi A) dan H Muklis SAg (Komisi B) melakukan Talk Show melalui Stasiun Radio suara Banjarnegara, Minggu (11/4/2021). Talk Show bertema 'pembelajaran tatap muka Pasca Pandemi Covid-19' yang dipandu oleh Bimo cukup menggelitik terbukti banyak respon dari pendengar di sesi tanya jawab.

Seperti diketahui, masih terjadi pro kontra terkait uji coba pembelajaran tatap muka (PTM). Sebagian besar masyarkat Banjarnegara menghendaki sekolah tatap muka dan sebaliknya, masih ada yang menyangsikan karena khawatir muncul klaster baru Covid-19.

Salah satu tujuan dari Talk Show tidak lain memberikan edukasi dan suport kepada masyarakat agar selalu mentaati protokol kesehatan guna mendukung pemerintah dalam melaksanakan kegiatan PTM yang akan dilaksanakan serentak mulai 21 Juli mendatang.

Anggota-DPRD-Provinsi-Jawa-Tengah-2.jpg

Dan untuk saat ini masih dalam tahap uji coba yang dilaksanakan di 140 sekolah SD - SMA di Jawa Tengah. Diantaranya ada beberapa sekolah di Kabupaten Banjarnegara seperti SMP Negeri 2 Madukara dan SMA Negeri 1 Wanadadi.

Menaggapi salah seorang penanya, Saka Bimantara terkait pelaksanaan vaksin di sekolah yang tidak bersamaan antara guru dan siswa.

Sri Ruwiyati mengakui, bahwa pihaknya sebagai anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah sudah melakukan koordinasi dengan stake holder dan dinas terkait sebelumnya dan mengusulkan agar masyarakat sekolah yang akan melaksanakan PTM divaksin terlebih dahulu.

Namun, karena vaksin sendiri datangnya bertahap, sehingga pelaksanaan vaksinasi tidak bersamaan.  Oleh karenanya, Ruwi meminta masyarakat bersabar.

Ruwiyati mengakui pentingnya pembelajaran karakter anak, karena harus diajarkan melalui tatap muka. Hal senada juga disampaikan Oleh H Muklis SAg dan Gus Wakhid Jumali.

H Muklis berpendapat pembelajaran online terlalu lama berdampak buruk terhadap siswa. Karena kontrol terhadap anak - anak justru lebih sulit. Apalagi jika orang tua kurang memahami IT.

Anggota-DPRD-Provinsi-Jawa-Tengah-3.jpg

"Kami selalu Wakil rakyat memiliki  tugas pengawasan.  Dalam kaitan Covid-19, tentu terus berkoordinasi dalam melakukan pengawasan disiplin protokol kesehatan Covid-19. Sehingga PTM dapat berjalan sesuai harapan dan pandemi Covid-19 dapat segera diatasi," katanya

Dengan demikian, situasi dunia pendidikan kembali normal,  perekonomian semakin bergairah dan  warga dapat melakukan aktifitasnya seperti semula.

Sementara Gus Wakhid Jumali, menegaskan, bahwa dampak pembelajaran secara online sangat komplek.  Sehingga harus segera diakhiri dan pembelajaran tatap muka adalah bagian penting dalam membentum karakter anak didik.

Ia mengajak kepada masyarakat Banjarnegara dan wilayah Dapil 10 (Banjarnegara, Kebumen dan Purbalingga) umumnya  untuk mematuhi protokol kesehatan sehingga dapat mendukung dan  memaksimalkan pelaksanaan  pembelajaran tatap muka.

"Masyarakat  dan pemerintah harus kompak dalam mempersiapkan pembelajaran tatap muka. Termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan disiplin prokes -19.  Ia juga akan berusaha maksimal dalam  percepatan vaksinasi terhadap siswa," kata Gus Wakhid Jumali, Anggota Komisi A DPRD Provinsi Jawa Tengah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES