Kesehatan

Awas! Konsumsi Ikan Hasil Potas Berisiko Bagi Kesehatan dan Merusak Lingkungan

Minggu, 11 April 2021 - 15:45 | 783.69k
ILUSTRASI - Ikan. (FOTO: iStock)
ILUSTRASI - Ikan. (FOTO: iStock)

TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Mengonsumsi ikan hasil potas atau tangkapan dengan cara diracun potasium sianida sangat berisiko untuk kesehatan dan merusak lingkungan.

Sianida atau senaid adalah jenis bahan kimia yang sangat berbahaya, zat kimia ini bisa larut dalam air karena ada mekanisme purifikasi yang dimiliki ekosistem air.

Biasanya, perilaku buruk tersebut dilakukan orang yang tidak bertanggungjawab untuk meracun ikan di sungai dan laut.

Jeje Wiradinata

Padahal ikan hasil tangkapan melalui proses racun kimia tersebut sangat berbahaya dan berisiko untuk kesehatan.

Berdasarkan penelitian para ahli, ada lethal dose atau dosis mematikan pada ikan yang diportas sianida jika dikonsumsi manusia.

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata sering mengimbau saat memberikan sambutan resmi kepada masyarakat untuk tidak melakukan penangkapan ikan menggunakan racun portas.

"Kita harus rawat, lestarikan lingkungan dengan tidak mengambil ikan menggunakan bahan kimia atau portas," kata Jeje.

Jeje juga berpesan, lingkungan sungai dan laut harus dijaga agar biota yang ada didalamnya tidak punah dan selalu berkembang biak dengan baik.

Jeje Wiradinata 2

"Perlu kesadaran bersama untuk tidak menangkap ikan menggunakan portas karena ikan yang dimakan sangat berbahaya," tambahnya.

Jeje menjelaskan, ikan yang diracun portas akan terserap ke dalam tubuh dan aliran darah ikan tidak hilang begitu saja setelah ikan mati.

"Ahli gizi berpendapat sisa racun yang ikut masuk ke ikan berpotensi menimbulkan gangguan organ, salah satunya ginjal, dalam jangka panjang," jelas Jeje.

Beberapa referensi memaparkan ciri ikan hasil tangkapan menggunakan racun portas di antaranya permukaan mata ikan berwarna agak abu-abu dan tampak kabur.

Selain itu lendir pada kulit ikan keluar berlebihan sehingga licinnya tidak seperti ikan normal yang ditangkap biasa.

Selanjutnya sirip dan ekor nampak rapuh dan berguguran juga insang berwarna pucat kendati baru ditangkap dan badan tampak agak biru khususnya pada bagian perut.

Sedangkan Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia terhadap ikan mencapai 13 juta ton per tahun.

Jeje Wiradinata 3Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata menabur benih ikan di aliran sungai dan mengimbau masyarakat tidak mengambil ikan dengan cara diracun potas karena berbahaya untuk kesehatan dan merusak lingkungan. (Foto: Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)

Apabila dibandingkan, antara kebutuhan 13 juta ton per tahun dengan angka penduduk Indonesia 260 juta jiwa, rata-rata setiap orang membutuhkan konsumsi ikan sebanyak 53 kilogram.

Meski tingkat kebutuhan mengonsumsi ikan tinggi jangan makan ikan hasil potas lantaran sangat berisiko untuk kesehatan dan merusak lingkungan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES