Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Penanaman Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Daring

Jumat, 09 April 2021 - 10:15 | 118.64k
Febti Ismiatun, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA).
Febti Ismiatun, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona ialah sebuah sistem pendidikan yang diupayakan secara sengaja dan terstruktur guna membantu seseorang untuk memahami, memperhatikan dan menerapkan nilai-nilai akhlak dan etika dalam setiap proses kehidupan. Dalam bidang pendidikan, penguatan pendidikan karakter telah ditanamkan di Indonesia sesuai dengan peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 2016. Penguatan pendidikan karakter pada kurikulum pendidikan tidak hanya diimplementasikan pada pendidikan tingkat sekolah dasar dan menengah, namun juga diterapkan pada kurikulum pendidikan tinggi.

Diskusi terkait penanaman pendidikan karakter kian menjadi perbincangan hangat di kalangan akademisi dan pengamat pendidikan dalam pembelajaran daring. Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran tatap muka cenderung masih dapat dijangkau oleh guru ataupun dosen di kelas, namun ternyata hal tersebut menjadi lebih sulit diterapkan dalam pembelajaran daring.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Teknologi yang menjadi kunci utama dalam pembelajaran saat ini masih mencakup pada sarana transfer of knowledge dan ruang diskusi dalam penyampaian materi belajar masih belum cukup menanamkan pendidikan karakter. Hal ini dibuktikan dengan hasil survey yang dilakukan oleh @pandemitalks yang menemukan hasil bahwa sebagian besar orangtua di kota besar mendukung pelaksanaan pembelajaraan secara tatap muka. Beberapa peserta pada workshop yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter selama Pembelajaran Daring” di Universitas Islam Malang beberapa waktu lalu menyatakan bahwa banyak siswa yang menganggap orangtua sebagai “musuh” dirumah saat menemani anak-anaknya belajar online. Orangtua dianggap tidak mampu bersikap sabar seperti guru di sekolah. Akibatnya psikologi anak saat belajar online pun tertekan. Bahkan seorang anak di Tangerang tega dibunuh orangtuanya saat belajar online. Bahkan di media sosial seperti contoh Instagram, banyak dijumpai video pendek yang menggambarkan betapa sulitnya orangtua mampu bersikap sabar saat menemani anaknya belajar dirumah.

Lalu bagaimana solusi akan pembelajaran online yang kian menjadi problematika untuk anak dan orangtua? Tentu dibutuhkan komitmen dan kerja sama antara orangtua dan guru untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran daring yang tetap menerapkan pendidikan karakter agar anak tumbuh menjadi pribadi yang beraklak baik.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Pertama, teknologi sebagai sarana belajar utama tidak hanya dijadikan sumber penyampaian materi belajar (transfer of knowledge) namun juga sebagai media untuk memberikan motivasi secara terus-menerus kepada siswa.

Kedua, mendatangkan psikolog atau ahli agama sebagai guru tamu dalam pembelajaran online untuk memberikan pengetahuan baru dan menumbukan kembali kesadaran akan pentingnya pendidikan karakter untuk siswa.

Ketiga, menerapkan pembelajaran berbasis portofolio agar siswa dapat merancang kegiatan sehari-harinya secara terstruktur sehingga dapat menumbuhkan karakter disiplin dan tertib.

Keempat, penguatan peran guru Bimbingan Konseling di sekolah untuk mengawasi dan mengevaluasi progress belajar siswa agar tetap berjalan dengan baik. Bentuk kegiatan BK misalnya ialah coaching clinic dimana siswa di stimulasi untuk sharing pengalaman baik dan buruk selama pembelajaran daring, sehingga sekolah dapat mengindentifikasi masalah yang timbul pada siswa. Tentu kegiatan ini harus dilaksanakan secara konsisten dari pihak sekolah, khususnya guru BK.

Kelima, mengevaluasi pendampingan terhadap orangtua selama pembelajaran online. Dalam hal ini, guru harus berani berkomunikasi dengan orangtua terkait kesulitan selama pendampingan. Tujuan dari kegiatan ini ialah bukan untuk menjustifikasi kekurangan orantua selama pendampingan terhadap anak dirumah namun mencari solusi terbaik bersama-sama.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Febti Ismiatun, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA).

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES