Peristiwa Nasional

Sejarah Hari Ini: 9 April, Peringatan Hari TNI AU

Jumat, 09 April 2021 - 08:46 | 91.10k
Logo resmi HUT TNI AU. (tni-au.mil.id)
Logo resmi HUT TNI AU. (tni-au.mil.id)

TIMESINDONESIA, JAKARTASejarah hari ini akan membahas mengenai peringatan Hari TNI AU. Peristiwa lain dari Indonesia adalah dibentuknya kabinet karya oleh Soekarno pada 1957. Kemudian di tahun 2001, Presiden Abdurrahman Wahid menyatakan Hari Raya Imlek sebagai hari libur nasional yang tercantum dalam aturan Keppres 9/2001. Berikut masing-masing ulasan ketiga peristiwa tersebut:

1946: Peringatan Hari TNI AU

TNI-AU.jpg

TNI AU lahir dari pembentukan badan keamanan bernama BKR (Badan Keamanan Rakyat) di tahun 1945. Nama- nama badan keamanan tersebut berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Dimana BKR menjadi TKR (Tentara Keamanan Rakyat) pada 3 Oktober 1945, kemudian menjadi TRI (Tentara Republik Indonesia) pada 23 Januari 1946. Hingga perubahan terakhir terjadi pada 9 April 1946 sebagai Angkatan Udara Republik Indonesia, sekaligus merupakan peresmian nama menjadi TNI AU (Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Udara).

Tahun ini, Hari TNI AU ke-75 mengambil tema “Dilandasi Jiwa Ksatria, Loyal, Militan dan profesional, TNI AU siap mendukung percepatan penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional”.

1957: Presiden Soekarno Membentuk Kabinet Karya

soekarno.jpg

Kabinet karya dapat disebut juga Kabinet Juanda dalam keputusan presiden nomor 108 tahun 1957. Saat itu, Presiden Soekarno menunjuk Djuanda Kartawidjaja sebagai Perdana Menteri. Saat dibentuk, kabinet karya memiliki lima program yang diunggulkan antara lain membantuk dewan nasional, menormalkan kondisi Republik Indonesia, Pembatalan KMB, berjuang untuk mendapatkan Irian Barat, dan percepatan pembangunan.

Proses pembentukan kabinet karya didasarkan dengan adanya sentimenndari berbagai suku di Indonesia kala itu. Tidak itu saja, masalah-masalah lain seperti pengalihan kekuasaan sipil Sumatera Utara sampai ditentangnya pemikiran Soekarno mengenai Demokrasi liberal dari berbagai organisasi seperti Masyumi. Sebagai Perdana Menteri, Djuanda harus bekerja dalam masa transisi perpindahan demokrasi liberal menuju demokrasi terpimpin. 

2001: Gus Dus Tetapkan Imlek sebagai Hari Libur

Jombang-Imlek-3.jpg

Pada masa Presiden Soeharto, etnis Tionghoa tidak dapat secara terang-terangan merayakan tahun baru China atau Hari Raya Imlek. Diskriminasi juga banyak dirasakan oleh etnis Tionghoa. Namun hal ini mulai berubah saat Soeharto lengser dan digantikan oleh BJ Habibie. Saat itu,  Presiden RI ke-3 ini menghapuskan aturan yang bersifat diskriminatif terhadap masyarakat Tionghoa. Aturan tersebut tertuang dalam Inpres nomor 26 tahun 1998 yang didalamya menghapuskan bahasa pribumi maupun non-pribumi.

Namun, kemerdekaan bagi etnis Tionghoa  datang di era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Presiden RI ke-4 ini menerbitkan Keppres no. 9/2001 berisi Hari Raya Imlek sebagai hari libur fakultatif. Maksudnya adalah libur yang hanya berlaku bagi yang merayakannya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES