Peristiwa Daerah

Jahe Impor Bertanah Dimusnahkan, Kepala Barantan: untuk Melindungi Hayati Kita

Kamis, 08 April 2021 - 22:38 | 23.86k
Kepala Barantan, Ali Jamil (kiri). (Foto: Khusnul Hasana/TIMES Indonesia).
Kepala Barantan, Ali Jamil (kiri). (Foto: Khusnul Hasana/TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Badan Karantina Pertanian atau Barantan Surabaya memusnahkan sebanyak 11 kontainer jahe atau 287,457 ton jahe yang mengandung tanah Rabu (7/4/2021) kemarin.

Kepala Barantan, Ali Jamil mengatakan bahwa pemusnahan tersebut adalah untuk melindungi Hayati Indonesia dari serangan hama penyakit yang beraal dari luar Indonesia. Ali menerangkan bahwa jahe impor yang masuk ke Indonesia berasal dari India, Myanmar dan Vietnam.

Sementara yang masuk ke wilayah Surabaya adalah dari India dan Myanmar jahe-jahe tersebut mengandung tanah yang di dalam tanah tersebut mengandung berbagai macam mikroorganisme.

Salah satu yang terkandung di dalam tanah adalah namamoda. Tak jarang beberapa nematoda menjadi penyebab penyakit pada tumbuhan.

"Karena bertanah dan bernematoda,  ini adalah tugas Badan Karantina Pertanian sesuai dengan undang-undang 21 tahun 2019 terkait dengan karantina hewan, ikan dan tumbuhan bahwa Baranta harus menjaga tidak boleh masuk dan sesungguhnya tidak boleh dibawa pulang dan tidak tersebar hama penyakit atau hal-hal yang menjadi agen-agen pembawa penyakit hewan karantina atau juga organisme pengganggu tumbuhan karantina," ujar Ali saat mengunjungi TPS (Terminal Petikemas Surabaya), Kamis (8/4/2021).

Barantan-2.jpg

Jahe Impor tersebut karena tidak memenuhi syarat karantina dan telah dilakukan penahanan serta prosedur lainnya. Beberapa Ton Jahe telah dilakukan penolalan ke negara asalnya. Namun, ada beberapa yang tidak bisa sehingga dilakukan pemusnahan.

"Kita tidak ingin gara-gara jahe impor yang bertanah ini menjadi persoal bagi jahe-jahe petani kita," tuturnya.

Pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada PT Semen Indonesia yang telah membantu melakukan pemusnahan dengan suhu  yang tinggi sehingga jahe-jahe tersebut telah menjadi abu.

"Artinya otomatis hama penyakit atau yang dikandungnya itu sudah tidak ada lagi," terang Ali.

Dia juga berharap agar dengan adanya pemusnahan tersebut petani-petani Indonesia tetap bisa memproduksi jahenya dengan skala yang besar meskipun dalam satu waktu ada kekurangan ketersediaan jahe yang dalam hal ini perlu adanya impor.

"Itu adalah tugas dan fungsi Barantan untuk mengawal dan memastikan bahwa komoditas pertanian ini, sebagai sumber pangan kita itu memang betul-betul sehat, prinsipnya barang yang masuk dan barang yang keluar, komoditas pertanian khususnya itu benar-benar harus sehat," tutup ketua Badan Karantina Pertanian itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES