Ekonomi Indonesia Bangkit

Pria Jombang Ini Sukses Rintis Usaha dengan Berdayakan Mantan Narapidana

Kamis, 08 April 2021 - 18:04 | 32.36k
Narapidana yang sedang bekerja menyablon membuat tas hajadan (Foto: Rohmadi/TIMES Indonesia)
Narapidana yang sedang bekerja menyablon membuat tas hajadan (Foto: Rohmadi/TIMES Indonesia)
FOKUS

Indonesia Bangkit

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Berdayakan para jebolan narapidana, Chonik Najib (43) asal Kabupaten Jombang sukses merintis usaha membuat tas hajadan hingga untung ratusan juta rupiah.

Pria yang akrab disapa Gus Chonik ini mengaku, prihatin terhadap narapidana yang keluar dari jeruji penjara namun sulit diterima oleh masyarakat pada umumnya, juga sulit untuk mencari pekerjaan.

mantan napi bekerja menyablon 2Chonik Najib, pemilik usaha tas hajadan di Desa Watudakon, Kesamben Jombang (Foto: Rohmadi/TIMES Indonesia)

"Kalau tidak kita berdayakan yang ada mereka akan mengulangi kesalahan yang sama. Maka disini saya bimbing, saya beri pekerjaan dan juga siraman rohani setiap hari," katanya saat ditemui TIMES Indonesia di rumahnya, Kamis (8/4/2021).

Pria yang beralamatkan di Dusun Rembuk Wangi, Desa Watudakon, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang ini memiliki usaha membuat tas hajadan yang ia rintis sejak tujuh tahun yang lalu.

"Melihat tindak kriminal dan lapangan kerja yang begitu sulit akhirnya saya berkeinginan untuk membuka peluang usaha. Ketemu membuat tas hajadan, bahannya mudah dan penggunanya juga banyak," jelas pria lulusan Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri ini.

Dari proses pemotongan bahan, nyablon, hingga menjahit dilakukan mantan narapidana yang ia bina selama ini. Tak hanya itu, kini pihaknya juga bisa memberikan kesejahteraan bagi ibu-ibu sekitar. Pasalnya dengan usahanya, ibu-ibu bisa mengerjakan di rumah masing-masing dengan sistem borongan.

"Alhamdulillah, sekarang sudah besar dan bisa mempekerjakan ibu-ibu sekitar rumah untuk membantu menjahit," bebernya.

Pria yang dulunya hanya sebagai guru ngaji ini sekarang sudah mempunyai pabrik yang besar hingga mempunyai omset Rp 250 juta per bulannya. Juga memperkerjakan sekitar 600 orang sebagai pekerja home industry.

mantan napi bekerja menyablon 3

Namun, usahanya juga sempat mengalami kemunduran akibat pandemi Covid-19 hingga ia tutup selama tiga bulan. Dengan gigih dan pantang menyerah kini sudah mulai berjalan kembali normal.

"Sebelum pandemi omset bisa Rp 250 juta, tapi kini karena pandemi orang hajadan tidak ada, omset menurun hingga kini mencapai Rp 100 juta saja. Semua rejeki itu sudah ada yang ngatur, jadi pasrah saja semua pasti ada jalannya," imbuhnya.

Dari usahanya ini, sudah mencapa pasar yang sangat jauh hingga ke luar kota seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan kota besar lainnya, bahkan sudah melayani pengiriman luar pulau seperti Kalimantan.

Ia berharap dari usahanya ini bisa memberikan manfaat bagi orang lain, terutama bagi masyarakat sekitar rumahnya di Kabupaten Jombang, seperti para mantan narapidana yang ia bina saat ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES