Pemerintahan

Kukuhkan Gerakan Literasi Daerah, Ini Kata Bupati Bondowoso Salwa Arifin

Kamis, 08 April 2021 - 16:36 | 48.54k
Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin saat mengukuhkan bunda literasi kabupaten dalam acara pencanangan Gerakan Literasi Daerah (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia).
Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin saat mengukuhkan bunda literasi kabupaten dalam acara pencanangan Gerakan Literasi Daerah (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Dalam rangka meningkatkan minat baca Kabupaten Bondowoso, Pemkab Bondowoso mencanangkan Gerakan Literasi Daerah (Gelida) yang diresmikan langsung oleh Bupati Bondowoso, Salwa Arifin di Pendapa Bupati, Kamis (8/4/2021).

Sementara dinobatkan sebagai bunda literasi kabupaten adalah istri bupati, Hj Maimunah Salwa Arifin. Dalam kesempatan tersebut Pemkab mendapatkan 450 buku dari Bank Jatim.

Bupati Bondowoso, Salwa Arifin mengakui, minat baca masyarakat masih rendah, karena buku  tidak dijadikan sebagai kebutuhan. Tetapi hanya sampingan.

"Oleh karena itu masyarakat perlu didorong untuk lebih gemar membaca. Tentu diimbangi dengan ketersediaan bahan pustaka yang lengkap dan berkualitas," paparnya.

Menurutnya, buku merupakan sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan perpustakaan menjadi salah satu komponen penting dalam peningkatan sumber daya manusia.

"Saya berharap, Gerakan Literasi Daerah juga mampu mempercepat tercapainya peningkatan indeks pendidikan dan  Indeks Pembangunan Manusia," katanya.

pencanangan-Gerakan-Literasi-Daerah.jpg

Menurutnya, membaca bisa membuka jendela dunia. Tidak hanya meningkatkan kecerdasan intelektual, namun juga kecerdasan emosional dan spiritual.  "Sehingga orang yang suka membaca lebih siap menghadapi tantangan di era globalisasi dan keterbukaan," jelasnya.

Gerakan Leterasi Daerah ini dijalankan hingga ke tingkat kecamatan dan desa. Di mana istri camat dan kades yang jadi bunda literasi. "Ini sampai tingkat kecamatan dan desa," imbuhnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur, Hasto Hendarto mengapresiasi gerakan tersebut. "Hanya Bondowoso yang mencanangkan gerakan literasi hingga ke tingkat kecamatan dan desa. Kalau yang lainnya hanya tingkat kabupaten saja," jelasnya. 

Sementara hasil kajian Pemprov Jatim melalui tim independen, pergerakan minat baca di Jawa Timur naik tajam. Dari 42 persen pada tahun 2010, melonjak menjadi 75 persen pada 2018.

"Dua tahun ini, mulai 2019 sampai 2020 sudah beralih dari minat baca menjadi gemar membaca. Melompat lagi literasi membaca," katanya.

Pada tahun 2019, kegemaran membaca masyarakat Jawa Timur berada di urutan kedua setelah Yogyakarta, yakni sebesar 62,37 persen. Lalu pada Tahun 2020, angka tersebut naik menjadi 63 persen lebih.

"Indikatornya jelas, yaitu rekuensi membaca dalam seminggu 4 kali. Durasi membaca satu hari bisa 1-2 jam," paparnya. 

Hadir dalam pencanangan Gerakan Literasi Daerah Kabupaten Bondowoso oleh Bupati Bondowoso Salwa Arifin, Duta Baca Jatim Heraldha Savira, dan sejumlah pegerak literasi kabupaten, mulai dari guru dan sejumlah kepala OPD. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES