Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Wali Murid Bersuara, Sekolah Minta Dibuka Kembali

Kamis, 08 April 2021 - 14:00 | 33.90k
Febti Ismiatun, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA)
Febti Ismiatun, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Satu tahun lebih proses pendidikan di Indonesia dilaksanakan secara daring. Sampai saat ini, pelaksanaan pembelajaran dari rumah memunculkan pro dan kontra. Berbagai problematika yang muncul menggiring para akademisi dan pengamat pendidikan melakukan survey untuk mengetaui seberapa jauh efektivitas pembelajaran online yang dilaksanakan selama masa pandemi di Indonesia. Banyak penelitian bermunculan membahas tentang isu tersebut, bahkan dilakukan dengan subjek yang lebih luas yakni mencakup berbagai daerah di Indonesia.

Menurut sumber dari @pandemictalks, 99,8% orang tua di Jombang mendukung pembelajaran secara tatap muka, 90% orang tua di Salatiga mendukung adanya uji coba pembelajan luring di sekolah, 91,5% orang tua di Sragen menyetujui jika proses belajar siswa di kelas mulai digelar, 81% orang tua di Semarang menyatakan siap jika anak-anaknya masuk sekolah, 98% orang tua di Sorong menyetujui sekolah dibuka kembali, dan 85% orang tua di Bogor mengharapkan sekolah tatap muka untuk anak-anaknya.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Hasil temuan diatas tentu memunculkan banyak spekulasi dari berbagai kalangan yang mengetahui. Sebagian orang beranggapan bahwa bagaimana bisa dalam kondisi pandemi saat ini, orang tua bisa membiarkan anak-anaknya sekolah secara tetap muka. Seperti diketahui update tentang peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia belum menurun secara drastic.

Diberbagai daerah masih banyak ditemukan kasus yang masih tinggi, misalnya di Jakarta. Hal ini menjadi kehawatiran tersendiri bagi sebagian masyarakat yang menginginkan pembelajaran dilaksanakan secara online untuk melindungi anak-anak mereka dari serangan virus yang membahayakan tersebut.

Namun temuan yang di hasilkan oleh @pandemitalks perlu dijadikan bahan refleksi bagi pihak terkait khususnya stakeholder dan policy maker untuk menelaah ada apa dibalik keinginan sebagian para orang tua di berbagai kota mengharapkan pembelajaran luring.

Apakah hal tersebut menjadi sebuah cerminan orang tua yang kurang teredukasi? Ataukah memang dari keluarga tidak memiliki supporting system untuk menemani anak belajar dari rumah? Jawaban dari pertanyaan tersebut pasti berbeda dengan kondisi keluarga yang berbeda-beda pula.

Tetapi yang perlu diketahui bersama bahwa yang menemani anak untuk belajar di rumah ialah mayoritas para ibu. Ibu merupakan perempuan yang memiliki peran ganda bahkan triple, yakni sebagai guru, pencari nafkah dan mengurus domestik.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Kondisi ini semestinya menjadi perhatian khusus dengan berbagai pertimbangan. Misalnya saja, ketika anak belajar dirumah dan menghabiskan waktunya tinggal dirumah, maka frekuensi makan pun akan meningkat, sedangkan penghasilan orang tua tetap atau bahkan bisa jadi menurun di masa pandemi.

Dengan bersekolah secara tatap muka, maka dapat meringankan orang tua untuk mengurus anak dirumah, terutama bagi orang tua yang berkarir. Kondisi ini tentu menjadi tantangan yang tidak mudah karena mereka harus mengeluarkan budget lebih untuk mendatangkan guru private atau bahkan ART dadakan untuk menemani anak-anaknya belajar secara online.

Selain itu, memberikan space bagi anak dan orang tua untuk focus terhadap tanggungjawab masing-masing akan meningkatkan kualitas tali kasih antara orang tua dan anak. Tidak jarang ditemui kondisi anak dan orang tua mengalami stress saat menemani dan mengajari anaknya belajar online dirumah. Bahkan anak merasa tertekan jika ditemani orang tua dibanding oleh gurunya.

Namun, apapun keputusan pemerintah melaksanakan pembelajaran tetap online atau beralih ke offline adalah hasil dari pertimbangan matang dengan selalu mengedepankan protokol kesehatan yang ketat guna menciptakan proses pembelajaran yang aman, nyaman dan tenang, baik untuk anak didik, guru maupun orang tua di rumah. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Febti Ismiatun, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA).

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES