Peristiwa Nasional

Mutasi Covid-19 E484K Tak Dominan Tapi Mudah Menular

Kamis, 08 April 2021 - 13:50 | 17.48k
Ilustrasi - Virus Covid-19. (FOTO: wartakota.tribunnews.com)
Ilustrasi - Virus Covid-19. (FOTO: wartakota.tribunnews.com)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Mutasi Covid-19 E484K atau Eek tengah rampai menjadi perbincangan di Indonesia, setelah satu kasus di Indonesia. Meski telah ramai diperbincangkan ternyata bukan Eek, mutasi virus Covid-19 yang paling dominan di Indonesia. 

Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) Prof Amin Subandrio mengatakan mutasi D614G masih menjadi mutasi yang dominan saat ini. Mutasi ini diidentifikasi di Indonesia awal tahun lalu dan sempat dikhawatirkan mempengaruhi efektivitas vaksin.

Namun sejauh ini, organisasi kesehatan dunia WHO menyatakan vaksin yang ada saat ini masih efektif melawan mutasi tersebut. Karenanya, belum ada anjuran untuk mengubah vaksin yang ada.

Selain mutasi tertentu, para ilmuwan juga mewaspadai beberapa varian virus Corona yang telah menyebar di seluruh dunia. Sekurangnya ada tiga varian yang diwaspadai yakni B117 dari Inggris, B1351 asal Afrika Selatan, dan P1 dari Brasil.

"Sejauh ini yang ditemukan masih B117," kata Prof Amin.

Menurut Amin, belum ada banyak informasi seputar varian E484K. Namun ia menduga sifatnya tidak jauh berbeda dengan varian B117 yang lebih dulu ditemukan di Inggris.

Adapun B117 ditemukan 70 persen bisa menular lebih cepat daripada varian corona yang sudah ada dan menyebar lebih dulu di Wuhan, China. "Sifatnya mirip mirip dengan dengan B117 walaupun tidak terlalu menonjol," ujarnya.

Mutasi E484K Menular Lebih Cepat

Menurut Amin, hal yang perlu disoroti adalah varian E484K diduga menular lebih cepat dari B117, sehingga akan ada lebih banyak lagi orang yang tertular. Bahkan disebut bisa meloloskan diri dari sistem kekebalan tubuh (antibodi) termasuk yang dihasilkan dari vaksin.

"Satu cara penularannya yang mungkin lebih cepat, lebih banyak orang yang ditulari, dan kemampuannya dia untuk escape (lolos) dari vaksin," ucap Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Universitas Indonesia itu.

Kemampuannya yang diduga bisa kebal dari vaksin inilah yang menjadi kekhawatiran Amin. Meskipun belum ada cukup bukti atau penelitian lebih jauh yang bisa menjawab hal tersebut. Kendati demikian, menurut dia, sudah sifat virus untuk melakukan mutasi.

Varian virus corona E484K adalah salah satu varian yang cukup disoroti lantaran vaksin Covid-19 yang sudah ada belum dibuktikan kemampuannya menangkal varian ini.

Uji klinis baru-baru ini oleh Novavax dan Johnson & Johnson menunjukkan bahwa vaksin baru mereka kurang efektif di Afrika Selatan dibandingkan dengan di Inggris atau AS, yang mungkin disebabkan oleh virus tingkat tinggi yang membawa mutasi E484K.

Kendati begitu, Novavax melaporkan 60 persen kemanjuran vaksin mereka di Afrika Selatan yang masih merupakan respon yang cukup baik, setara dengan vaksin influenza.

Satgas Covid-19 Terus Lakukan Deteksi

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, virus corona E484K merupakan salah satu mutasi virus corona dari B.1.1.7. Diduga, mutasi virus corona E484K mempengaruhi efikasi vaksin Covid-19. 

"Kalau B.1.1.7 itu bisa ada 10-17 mutasi, yang salah satunya E484K, dari dugaan dapat mempengaruhi efikasi vaksin. Tetapi dari studi di Afrika Selatan semua vaksin masih efektif sampai saat ini," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/4/2021). 

Menurut dia, mutasi virus Covid-19 E484K sudah terdeteksi masuk ke Indonesia dengan ditemukannya satu kasus. Namun, Nadia mengatakan, belum mendapatkan informasi lebih lanjut terkait apakah kasus Covid-19 dari mutasi E484K dibawa dari pelaku perjalanan luar negeri atau tidak. 

"Iya ada satu kasus. Asalnya sedang dilakukan pengecekan," ujarnya Lebih lanjut, Nadia mengimbau masyarakat lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan, membatasi mobilitas selama pandemi, serta melaksanakan vaksinasi Covid-19 sesuai jadwal. 

"Segera vaksin sesuai waktunya dan prokes dan batasi mobilitas dan segera kenali deteksi dini dan obati segera kalau kita ada gejala Covid-19," kata dia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES