Peristiwa Daerah

Tangani Banjir Bandang di NTT, BNPB Kerahkan Enam Helikopter Sekaligus

Rabu, 07 April 2021 - 17:55 | 22.21k
Heli AS-365 yang digunakan untuk penanganan darurat bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda 12 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). (FOTO: Dok BNPB)
Heli AS-365 yang digunakan untuk penanganan darurat bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda 12 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). (FOTO: Dok BNPB)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kerahkan enam helikopter guna penanganan darurat bencana banjir Bandang yang melanda 12 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Diketahui, pengerahan helikopter tersebut sebagaimana arahan Kepala BNPB, Doni Monardo di Lembata, Flores, NTT, Selasa (6/4/2021) kemarin.

Adapun enam helikopter tersebut meliputi Heli MI-8 dengan daya angkut delapan ton yang direposisi dari Kalimantan Barat dan Heli Kamov 32 A dengan daya angkut lima ton yang direposisi dari Riau.

Kemudian Heli EC-115 berkapasitas 12 tempat duduk, Heli AW 199 berkapasitas 7 tempat duduk, Heli jenis Bell 412EP dengan kapasitas 12 tempat duduk dan Heli AS-365 kapasitas 11 tempat duduk.

"Sebagaimana perintah Kepala BNPB, helikopter tersebut akan difungsikan untuk mendistribusikan logistik dan peralatan di lokasi yang terisolir pasca terputusnya akses akibat longsor maupun akses penyeberangan laut yang tidak memungkinkan akibat gelombang tinggi," ujar Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Rabu (7/4/2021).

Selain itu lanjut dia, helikopter tersebut juga difungsikan guna mengakomodir para warga yang membutuhkan pertolongan darurat terutama kelompok rentan, sekaligus untuk mengangkut tim medis yang ditugaskan di posko penanganan darurat.

Sebagaimana diketahui bahwa percepatan penanganan darurat bencana banjir bandang yang melanda 12 kabupaten/kota di Provinsi NTT masih mengalami beberapa kendala teknis seperti akses terputus hingga faktor cuaca buruk.

"Berdasarkan laporan dari Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), wilayah yang masih belum dapat diakses sepenuhnya meliputi Kabupaten Malaka, Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata," jelasnya.

Adapun akses darat menuju wilayah Kabupaten Malaka masih terputus akibat longsor, kemudian Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata juga belum sepenuhnya dapat diakses mengingat gelombang laut masih tinggi sehingga harus menggunakan moda transportasi udara.

Di sisi lain, kata dia, tim di lapangan juga melaporkan bahwa kondisi Kota Kupang saat ini listrik belum sepenuhnya pulih dan sinyal jaringan telekomunikasi selular juga masih dalam kendala.

Sejumlah pohon dan tiang papan reklame dilaporkan tumbang dan sempat menutup beberapa akses jalan. Sementara itu beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar masih belum beroperasi karena bangunan mengalami kerusakan terdampak cuaca ekstrem sehingga menimbulkan antrean panjang.

"Hingga saat ini banyak yang memilih tinggal di hotel yang menyediakan genset listrik untuk keperluan mobilitas, sehingga banyak hotel penuh di Kota Kupang," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, soal banjir Bandang di NTT. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES