Indonesia Positif

Pakar Unair Surabaya: Waspada Propaganda Virtual Terorisme Menyasar Milenial

Rabu, 07 April 2021 - 15:35 | 58.87k
Ilham Nur Alfian, M.Psi., Psikolog Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Ilham Nur Alfian, M.Psi., Psikolog Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pasca bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar dan serangan tunggal di Mabel Polri, Ilham Nur Alfian, M.Psi., Psikolog dari Unair Surabaya Universitas Airlangga mengatakan bahwa doktrin ideologi kekerasan dan radikalisme tidak ada konotasinya dengan masyarakat usia produktif.

“Saat ini konteksnya adalah model doktrinasi ideologi kekerasan dan radikalisme tersebut dilakukan dengan media-media sosial,” terang Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga tersebut.

“Terorisme modern menyasar pada propaganda virtual dengan bantuan media untuk melipat gandakan teror dan pelaku teror di suatu negara, termasuk Indonesia. Serangan teroris modern mengalami penurunan dalam hal kualitas namun meningkat dalam hal popularitas,” imbuh Koordinator Bidang Kuliah Bersama Pusat Pendidikan Kebangsaan, Karakter dan Inter Profesional Education (PPK2IPE) Unair tersebut.

Aktivitas masyarakat usia produktif yang gemar berselancar di media sosial menjadi alasan bahwa mereka mudah terpapar oleh ideologi kekerasan dan terorisme. “Dalam konteks penggunaan propaganda virtual inilah kelompok milenial atau yang saat ini masuk usia produktif pasti sangat berisiko dan renran menerima doktrin tersebut (Kekerasan dan terorisme, Red) karena aktivitas mereka memang berselancar di media sosial,” jelas Ilham.

Masyarakat yang terpapar oleh propaganda virtual cenderung melancarkan pola serangan terorisme yang bersifat “Lone Wolf”. Mereka cenderung melakukan aksinya dengan skala kecil dan acak. “Disinilah bahayanya, serangan bisa terjadi dimana saja dan kapan saja,” kata Ilham.

Karakteristik seorang teroris secara psikologis juga sulit untuk diidentifikasi. “Agak sulit memang mengidentifikasi karakteristik psikologis apa yang secara khusus bisa mengidentifikasi kecenderungan orang-orang yang akan melakukan tindakan terorisme,” paparnya.

Ilham berpesan untuk mencegah agar masyarakat tidak mudah terpapar ideologi kekerasan dan terorisme maka harus berhati-hati dalam menerima segala informasi. “Yang jelas critical thinking dalam situasi banjir informasi di media sosial menjadi penting,” kata Ilham, dosen psikologi Unair Surabaya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES