Densus 88 Geledah Ponpes Soal Teroris, MUI-Muhammadiyah Buka Suara

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Densus 88 menggeledah Ponpes Ibnul Qoyyim di Berbah, Sleman beberapa waktu lalu. Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Muhyiddin Junaidi menilai hal itu sangat tidak elok.

"Penggeledahan pesantren di manapun sebagai bagian dari upaya pemberantasan teroris adalah bentuk tindakan provokatif, tendensius dan sangat kontradiktif," katanya, Senin (5/4/2021).

Ia mengatakan, apa yang dilakukan oleh aparat tersebut, bisa dipahami dan dikesankan bahwa pesantren adalah tempat breeding ground teroris dan kelompok pengacau keamanan.

Padahal kata dia, peran para pengasuh dan pimpinan pesantren terbukti sebagai para pejuang tangguh dan pendiri negara Indonesia. Para pendiri NKRI juga sebagian besar adalah alumni pesantren.

"Seharusnya pada penegak hukum lebih arif bersikap di tengah era pandemic ini dengan menghindari tindakan yang bisa memperuncing suasana kebatinan masyarakat. Keresahan publik akan semakin parah dan pasti akan menjadi ancaman bagi stabilitas nasional," ujarnya.

Sementara itu, Sekjen PP Muhammadiyah, Abdul Mukti menilai, kegiatan penggeledahan sebagai upaya memberantas terorisme itu bisa memunculkan opini buruk di masyarakat.

"Secara institusional Densus 88 bisa melakukan penggeledahan dimanapun. Akan tetapi, kalau tujuan penggeledahan itu dimaksudkan sebagai usaha pemberantasan terorisme bisa kontra produktif. Cara-cara militeristik terbukti tidak cukup efektif," ujarnya.

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Mabes Polri menggeledah 2 tempat yang diduga berkaitan dengan kegiatan teroris, Jumat (2/4/2021). Kedua lokasi yang digeledah berada di Kapanewon Berbah, Sleman.

Di lokasi pertama, Densus menggeledah rumah yang berlokasi di RT 06 RW 05, Dawukan, Sendangtirto, Berbah, Sleman. Rumah yang digeledah merupakan milik pria berinisial H yang disebut sudah diamankan.

Sementara itu, di lokasi kedua, Densus 88 menggeledah ruangan Ponpes Ibnul Qoyyim Dusun Gandu, Sendangtirto, Berbah, Sleman. MUI pun menilai hal itu tidak elok. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement