Peristiwa Internasional

Mendunia, Ratu Kecantikan Myanmar Melawan Junta Militer

Senin, 05 April 2021 - 11:24 | 33.60k
Ratu Kecantikan Myanmar, Han Lay, dan ketika ia bersama rakyat Myanmar berunjuk rasa. (FOTO: BBC/Han Lay)
Ratu Kecantikan Myanmar, Han Lay, dan ketika ia bersama rakyat Myanmar berunjuk rasa. (FOTO: BBC/Han Lay)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ratu Kecantikan Myanmar, Han Lay lantang melawan kekejaman militer Myanmar saat mengikuti ajang Miss Grand International di Thailand, Minggu, dan pidatonya itu menjadi berita utama di seluruh dunia.

Seperti dilansir BBC, Han Lay, seorang mahasiswi psikologi di Universitas Yangon, memutuskan untuk menggunakan kontes tersebut sebagai platform untuk berbicara tentang tanah airnya di panggung internasional.

"Di Myanmar, wartawan ditahan ... jadi saya memutuskan untuk angkat bicara," katanya kepada BBC dalam wawancara per-telepon dari Bangkok.

Kini dia khawatir karena pidatonya yang berlangsung selama dua menit itu bisa membuatnya terpantau radar militer. Karena itu  Han Lay memutuskan untuk tetap tinggal di Thailand setidaknya selama tiga bulan ke depan.

Han Lay menyadari, sebelum dia berangkat ke Thailand, dia berpotensi menempatkan dirinya dalam risiko dan harus tinggal di sana untuk sementara waktu.

Myanmar-Han-Lay-2.jpg

"Saya sangat khawatir tentang keluarga dan keamanan saya karena saya banyak berbicara tentang militer dan situasi di Myanmar. Di Myanmar semua orang tahu ada batasan untuk berbicara tentang apa yang terjadi," katanya.

"Teman-temanku menyuruhku untuk tidak kembali ke Myanmar."

Pasukan keamanan Myanmar memang telah mengeluarkan surat perintah penangkapan pekan lalu untuk 18 selebriti, "pemberi pengaruh" media sosial dan dua jurnalis berdasarkan undang-undang yang melarang materi "yang dimaksudkan untuk menyebabkan anggota angkatan bersenjata memberontak atau mengabaikan tugas mereka", lapor media pemerintah.

Han Lay mengatakan sampai kini dia belum  dihubungi oleh militer atau pejabat lain setelah pidatonya itu. Tetapi dia mengatakan, telah menerima komentar yang nadanya mengancam di akun media sosialnya.

"Di media sosial mereka mengancam saya, mengatakan ketika saya kembali ke Myanmar penjara menunggu saya," katanya. Dia juga tidak tahu siapa  yang mengancam itu. "Namun sebagian besar komentar media sosial mendukung saya," katanya kemudian.

Selama kontes Miss Grand Internasional Han Lay, menyerukan perhatian global terhadap krisis Burma yang terus berlanjut setelah kudeta militer 1 Februari.

Myanmar-Han-Lay-3.jpg

Thaiger juga melansir, ratu kecantikan itu berkata bahwa dia harus berbicara sebagai warga negara Burma, untuk membawa kesadaran dan menjangkau dunia untuk bantuan kemanusiaan.

Dia juga percaya bahwa pidatonya selama kontes Sabtu membawa kekacauan di Myanmar menjadi perhatian banyak orang. Jutaan orang telah melihat permohonannya di seluruh platform media sosial.

"Sebelum pidato saya, mereka hanya tahu bahwa ada kudeta militer, tetapi mereka tidak tahu berapa banyak orang yang terbunuh atau menderita di negaranya. Saya ingin mengucapkan terima kasih banyak karena telah mendukung Myanmar. Warga Myanmar tidak bisa berbuat apa-apa, mereka tidak bisa menghentikan militer. Saat ini kami meminta bantuan dari komunitas internasional, kami membutuhkan bantuan PBB dengan sangat mendesak," ujarnya.

Manajemen Miss Grand International akan mengajukan izin kerja bagi Han Lay untuk melanjutkan pekerjaannya di Thailand, dan dia mungkin akan mencari status pengungsi di kemudian hari. Organisasi kontes akan mendukung biayanya untuk tetap tinggal. 

Berbicara menentang militer dan kembali ke Myanmar dapat menyebabkan penangkapan dan pemenjaraannya, tetapi untuk saat ini, Han Lay  berlindung di negara tetangga Thailand. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES