Kuliner

Mencicipi Keripik Pepaya, Camilan Gurih dari Blitar 

Senin, 05 April 2021 - 01:22 | 153.42k
Yeni Wahyuni menunjukkan Keripik Pepaya olahannya, Minggu (4/4/2021). (Foto: Yeni for TIMES Indonesia) 
Yeni Wahyuni menunjukkan Keripik Pepaya olahannya, Minggu (4/4/2021). (Foto: Yeni for TIMES Indonesia) 

TIMESINDONESIA, BLITAR – Yeni Wahyuni warga Darungan Desa Selorejo Kecamatan Selorejo Kabupaten Blitar mengolah pepaya menjadi keripik. Tentu adanya keripik pepaya ini menjadikan alternatif bagi mereka yang tidak suka makan buah khususnya pepaya.

Keripik Pepaya juga baik dikonsumsi anak anak karena rasanya yang sangat gurih, keripik pepaya ini juga bisa untuk lauk makan sehari hari. 

"Untuk sementara ini masih keripik saja. Dulu juga pernah membuat manisan pepaya. Cuma kalau manisan hanya pesanan saja pak," kata Yeni, Minggu (4/3/2021).

Yeni mulai produksi Keripik Pepaya sejak November 2019. Menurutnya, Pepaya sangat melimpah, harganya pun sangat murah. Sangking murahnya, kadang Pepaya cuma dijadikan pakan ternak. Hal itu yang mendasari ia mengolah pepaya menjadi keripik. Sehingga pepaya memiliki harga jual yang tinggi.

"Karena kan sayang. dari situ saya berinisiatif pepaya dijadikan olahan dan bahkan mempunyai harga jual yang sangat tinggi," ujarnya.
 
Selain itu, urai Yeni, kenapa ia memilih Pepaya untuk diolah yaitu pepaya tidak mengenal musim sehingga mudah didapat. Pepaya juga memiliki banyak manfaat diantaranya, mencegah peragangan kronis, menjaga kelembapan kulit, menjaga kesehatan jantung, menjaga kesehatan mata dan mencegah kanker.

Keripik-Pepaya-2.jpg

"Maka dari itu sayang sekali kalo buah pepaya tidak dimanfaatkan," tambahnya.

Cara mengolah Pepaya menjadi keripik pun tidak sulit. Yeni menguraikan, Pepaya yang masih mentah dikupas kulitnya terlebih dahulu. Dibersihkan, kemudian diiris tipis dan dijemur. Setelah dijemur, irisan pepaya tersebut direndam di adonan basah, lalu dimasukkan ke adonan kering dan langsung digoreng. 

"Gampang sekali pak. Setelah matang saya langsung keringkan dengan spiner (alat pengering minyak)," jelas Yeni.

Keripik Pepaya buatan Yeni laris manis di pasaran. Ia menjualnya sampai keluar kota bahkan luar pulau. dari Surabaya, Purwakarta, Banyuwangi, Bali Palembang, Medan, Mamuju, hingga Sulawesi Selatan Selatan. 

"Pemasaran di Blitar sendiri lewat reseler sudah masuk di beberapa swalayan," sambungnya.

Yeni mengemas Keripik Pepaya dalam kemasan plastik 125 gram dengan harga Rp 12 ribu. Sehari, ia mampu memproduksi 200 hingga 300 pcs Keripik Pepaya. Ia bersyukur meskipun pandemi Covid-19 masih melanda kenaikan permintaan keripik pepaya mencapai 60 persen dalam 2 bulan terakhir.

"Menjelang lebaran, alhamdulilah banyak permintaan," ulas pengusaha keripik pepaya asal Blitar ini. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES